5

1.8K 145 1
                                    

Happy Reading!




BYURR

DUG.

"Hah..hah.."

Renjun yang melihat Haechan masih tidur di bawah pohon itu langsung menyiram kan satu ember air dingin ke badan penuh luka Haechan tanpa kasian. lelaki yang berjarak 4 tahun dari Haechan itu menatap dingin ke arah sang adik, jika tidak di suruh oleh ayah nya ia tak akan susah-susah membawa ember yang berisi air untuk menyiram ke Haechan.

Haechan menatap Renjun dengan terkejut, bahkan ia sampai teronjak kaget hingga reflek berdiri dan lupa akan luka luka nya yang masih basah itu.

Renjun menatap datar Haechan. "cepat masuk dan bersiap untuk sekolah. mau jadi apa kau jam segini masih tidur?" ucap nya begitu serkas.

Haechan hanya mengangguk mengerti sedangkan Renjun lelaki itu sudah membanting ember yang ia bawa tepat di kaki Haechan membuat sang empu meringis sakit. lelaki itu langsung masuk ke dalam rumah dengan wajah nya yang terlihat sebal dan terus menggerutu tak jelas.

"buang-buang waktu membangun kan si bedebah itu"

Haechan menunduk menatap kaki nya yang terkena bantingan ember dari hyung nya. memar, satu memar lagi ada di tubuh Haechan. ember yang digunakan Renjun memang dari plastik tapi lemparan nya tak main-main sehingga membuat kaki nya sedikit membiru. ya mungkin saja.

ia kemudian masuk ke dalam rumah dengan menenteng tas nya. perlahan-lahan ia berjalan dimana kamar nya yang berada di lantai dua. ia memasuki kamar nya lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

setelah membersihkan badan nya ia mulai mengobati semua luka yang ada di wajah dan tubuh ringkih nya. ia tatap pantulan bayangan dirinya sendiri di cermin. bibir pucat, wajah yang penuh dengan luka, mata yang sayu, dan dahi yang penuh akan keringat dingin. Haechan hanya bisa menghela nafas nya pasrah.

"mungkin hari ini aku tak perlu memakai mak up. siapa pula yang akan perduli?" ia pun beranjak dari sana dan bergegas pergi dari rumah.

di meja makan seluruh keluarga nya sudah berkumpul untuk memulai sarapan. ia hanya melirik sekilas dan tanpa pamit Lelaki itu langsung pergi dari rumah menuju Halte.

dua menit ia menunggu bus nya datang, ia pun menaiki bus tersebut dan duduk di kursi favorit nya, dekat dengan jendela. ia mulai memutar musik dan menikmati setiap nada dari musik tersebut tanpa menghiraukan orang di sekelilingnya.

"apa disini kosong?"

seorang remaja dengan pakaian seragam yang berbeda dengan Haechan itu berdiri tepat disamping lelaki manis yang menatap kosong ke arah luar jendela. merasa di hiraukan lelaki itu pun duduk di sebelah Haechan langsung.

Haechan yang merasa ada seseorang yang duduk di samping nya itu reflek menoleh ke arah orang itu, tentu saja ia di buat terkejut, terlebih orang yang berada disampingnya.

Haechan langsung membuang muka ke luar jendela Bus, entahlah ia merasa risau sendiri, mengingat hal terakhir yang orang itu buat padanya.

"Haechan? muka kau? siapa yang melakukan nya?" tanya lelaki di samping Haechan itu

namun tak ada jawaban dari sang empu. "Haechan"

"Jung Haechan" lagi tak ada jawaban dari Haechan membuat lelaki itu geram sendiri dengan Haechan yang tak menjawab ucapan nya.

ia pun menarik dengan kasar pundak Haechan membuat nya meringis kesakitan, oh astaga yang di pegang tepat luka ia terbentur kaki meja kemarin malam saat Jaemin mendorong nya.

my home to return Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang