Chapter 01

1.3K 55 10
                                    

Eko menghela napas, pria 26 tahun itu tengah duduk di kursi depan meja, menunggui toko musik sepi senyap di hari Selasa agak mendung ini. Satu tangan menjadi tumpuan pipi dengan sanggaan meja, tangan lain scroll ponsel membaca komik romantis di sana. Meski yang dibaca romantis, tetapi wajah Eko kelihatan tak memancarkan hawa-hawa bahagia.

Sendu, sedari tadi.

"Kapaaan hidupku begini?" Posisi Eko berubah, dia kali ini menidurkan kepalanya di meja yang dingin, tetapi tak sedingin hatinya yang tak pernah menerima kehangatan cinta dan kasih sayang--pernah tapi tak bertahan, jadi semakin ke sini malah semakin ke sana. Posisi male lead di komik yang dia baca, kelihatan selalu bagus, apalagi yang dia baca komik happy ending.

Sedang hidupnya?

Entah kenapa Eko suka sekali menyiksa diri dengan gambaran-gambaran tak masuk akal, tentang cewek cantik rambut blonde dengan senyum manis nan setia atau wanita dewasa berambut hitam penuh keanggunan yang selalu ada untuk pemeran utama. Pria muda itu mendengkus seraya meletakkan ponselnya.

Dua puluh lima tahun ke atas memang momen-momen quarter-life crisis sepertinya. Bingung sekali dengan masa depan dan jati diri.

Terutama, soal jodoh.

Karena Eko rasa, ekonominya memadai, pendidikannya juga oke, tapi soal percintaan?

Payah, sangat payah.

Eko jadi teringat soal masa-masa yang sempat indah itu ....

"Maaf, tapi aku udah punya pacar."

"Aku bulan depan nikah, kamu datang ya!"

"Mas Eko, maaf, aku gak bisa menerima cinta kamu, aku masih mau sendiri dulu."

Itu beragam alasan yang diterima Eko mendengar penuturan-penuturan para cewek yang menolak bersamanya, atau bahkan Eko belum bilang sesuatu akan kepastian itu sudah didahului orang. Namun, yang terakhir, sih, terbaru dan perdana.

Ini kali pertama Eko sadar dia harus gerak cepat, tetapi berakhir penolakan juga.

"Ke-kenapa, Bu Dokter?"

"Aku belum siap dengan hal yang namanya cinta, lagi. Dan aku ragu, aku akan pernah siap akan hal tersebut." Kembali, ucapan itu terngiang-ngiang di kepala Eko. "Maaf ya sekali lagi, Mas."

Mau nangis kalau mengingatnya, tetapi Eko tak mau harga dirinya jatuh karena hal tersebut.

"Oh, o-oke, aku ngerti." Eko berusaha tersenyum, meski amat pahit saat itu. "Ta-tapi, kita masih bisa temenan, kan, Bu Dokter?"

"Mm i-iya ...." Walau keduanya sadar, setelah pernyataan cinta ditolak ini, semuanya akan canggung.

Seperti Eko dan para wanita lain meski hubungan mereka tak buruk, kok.

Huh ....

Setelah itu, Eko kabur dengan alasan klise lainnya, meski dia membawa tanda tanya besar kenapa penolakan tersebut bisa terjadi. Padahal selama lebih satu tahun lebih kenal, jalannya mulus, tak ada pihak ketiga keempat kelima, tetapi kalau dipikir-pikir dari ungkapan wanita tersebut ....

Dia ragu akan siap dengan hal tersebut.

Pernyataan itu pun, Eko curhatkan ke sang ayah, dan sang ayah, menyebarluaskannya ke keluarga Adnan yang notabenenya lebih dekat dengan wanita tersebut.

Dan jawabannya ....

"Valerie dulu punya kekasih, hubungan mereka mestinya sejauh ... aku dan Rachita." Adnan memberitahu di awal.

"Namun, ada kejadian tak terduga, kata Mamah, tunangan Valerie mengalami kecelakaan bersama Valerie, Valerie selamat tetapi prianya ... sayangnya tidak."

"Valerie melihat itu dengan mata kepalanya sendiri, jadi sudah dipastikan dia punya trauma mendalam akan hal tersebut."

"Mereka selalu bersama sejak SMA, pasti sulit melupakan cinta sejati seperti itu."

Jelas sekali, dengan alasan itu, Eko sadar diri. Dia tertampar, tak seharusnya dia membuka luka trauma seorang Valerie Ramaditya hanya karena trauma frustrasinya tak punya kekasih.

"Aku juga sempat gak tahu dan nyaris membuka luka Valerie, Ko. Hampir andai Mamah gak ngasih tahu soal itu. Syukur juga kamu gak tanya lebih jauh." Iya, Eko sangat bersyukur. "Tapi, Ko, daripada itu ... apa kamu gak mau masuk ke kehidupan Valerie dan jadi penyembuh luka Valerie?"

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

Masuk, Mas Eko! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang