Segera, dia lakukan itu, dan Valerie tertawa geli seraya mengalungkan tangan ke leher. Kini, mereka sampai di kamar, dan Eko meletakkan wanitanya ke kasur.
Dan bukannya beraksi brutal, Eko malah duduk di tepian kasur, kedua pipinya merah semu tak bisa disembunyikan, tak tahu harus melakukan apa. Malu.
Kembali, Valerie dibuat tertawa oleh tingkah suami manisnya, dan dengan itu dia menghampiri Eko, mulai melepaskan pakaian pria itu selayaknya anak kecil yang tak tahu cara melepaskan pakaian. Kini, Eko sudah telanjang dada, Valerie menggigit bibir melihat pemandangan kotak-kotak milik Eko yang mengoda.
"Tolong, lepasin gaunku, Mas Eko." Eko yang tergoda seakan tergerak, dia melakukan apa yang diperintahkan istrinya, seakan terhipnotis sampai gaun Valerie jatuh ke lantai.
Menyisakan pakaian seksi di sana, seksi menggoda.
"Ayo, Mas Eko." Valerie menarik Eko, merebahkan suami pemalunya ke atas kasur, dan kini Valerie mendudukinya.
Benar-benar, Valerie ternyata di atas!
"Ini pengalaman pertamaku, dan sepertinya, pengalaman pertama kamu, ya, Mas Eko?" Eko mengangguk, napasnya mulai berat, dan pipinya semakin memerah kala Valerie semakin mendekatkan wajahnya ke Eko.
Tangan Valerie mulai bermain di bawah sana, menanggalkan sisa pakaian yang ada.
Dan Eko merasa ... dibuat terbang melayang akan itu semua.
Mereka bermain hingga nyaris, sehari semalam! Siapa sangka, Eko yang berbadan bak golira, memang sekuat hewan itu, meski akhirnya tepar juga.
Pagi hari, telepon terdengar, Valerie langsung mengangkat panggilan tersebut. "Halo, Pah," sapa Valerie hangat, ini ponsel Eko dan sosok yang dia panggil pah, jelas adalah ayah Eko.
"Hm sudah Papah duga, pasti Eko tepar." Valerie tertawa geli, dia mengusap puncak kepala suaminya yang memang sesuai ucapan ayah mertuanya, tepar dibalut selimut.
Persis orang yang selepas diperkosa habis-habisan.
"Siapa ...." Namun, Eko tampak bangun dengan malas.
Valerie memberikan ciuman ke kening pria itu, Eko senyam senyum sendiri. "Papah kamu, Sayang. Kamu mau ngomong sama Papah?"
"Tidak, tidak usah, lanjutkan saja kalian, Papah hanya mau memastikan saja." Robert tertawa geli di seberang sana. "Kali saja Eko pingsan. Dah, lanjutkan."
Panggilan pun terputus.
Eko memang sempat pingsan, tapi tak parah, sih.
"Enggak, males." Eko telat menjawab, dia menguap. "Mau peyuk ...." Suaminya berkata manja.
"Ayo, sini dipeyuk." Valerie memeluk Eko dari belakang, yang meringkuk agar Valerie bisa memeluk keseluruhan badannya, tetapi apa mau dikata emang dasarnya badan Eko besar.
Katanya, Eko sangat menginginkan sosok ibu dalam hidupnya dari dulu, jadi sepertinya ... Valerie bisa menggantikannya. Valerie mengecup puncak kepala Eko lembut, yang begitu nyaman dalam pelukan Valerie, dia juga berbalik agar bisa menyembunyikan wajah di balik dada kenyal wanita tersebut.
"Suka banget kamu di sana, Mas."
Eko hanya cengengesan pelan.
Dan tiba-tiba, terdengar sesuatu.
Keroncongan. Keduanya tertawa.
"Laper ya? Aku masakin, ya, Mas."
Eko mengangguk. "Gendong."
"Hei, mana aku kuat, Mas." Keduanya kembali tertawa. "Kamu imut banget, sih. Badannya gede, tapi kayak bayi."
"I'm your baby." Eko memberikan tatapan imutnya dan Valerie jadi semakin gemas.
"Kamu liatin aku begitu, aku jadi pengen main lagi, nih. Mau main bareng lagi, hm?" tanya Valerie dengan sifat dominannya.
Kedua pipi Eko memerah, mengangguk. "Ma-mau, tapi mau makan dulu."
"Baiklah, Sayang." Valerie mencium kening Eko lagi. "Aku bakalan masak banyak buat Mas, biar tahan dua hari dua malam."
Weeeeh!
THE END
•
•
•Ekstra part sudah tersedia di KaryaKarsa dengan harga cuman
Rp. 2000
;)
Terima kasih telah membeli dan selamat membaca^^ dukungan kalian sangat berarti buatku hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk, Mas Eko! ✅
Romance"Tapi, Ko, daripada itu ... apa kamu gak mau masuk ke kehidupan Valerie dan jadi penyembuh luka Valerie?" "Aku berpikir begitu, sempat, tapi aku berpikir lagi. Apa menurutmu ... kalau bukannya menyembuhkan aku malah ... membuatnya semakin terluka?"...