Eko menjalankan mobilnya dengan kecepatan stabil menuju toko, memang sudah waktunya membukanya, pria itu dengan telaten melakukan hal tersebut kemudian beres-beres di sana, sebelum akhirnya duduk di kursi jaga.
Eko menghela napas lega.
Sebagai toko musik, pelanggan memang tak sebanyak toko lain, tetapi Eko punya penghasilan stabil yang cukup mulus. Jadi, dia banyak santai, meski harus data ini itu. Dan sebagai pemilik toko musik, Eko sebenarnya lumayan pandai bermain musik, terutama gitar dan sejenisnya.
Dengan itu, Eko mengambil ukulele, dan mulai memainkannya sambil bernyanyi lagu ceria.
Yah, mengisi rasa sepi ini.
Lalu, setelah bosan, Eko berhenti sendiri dan jalan-jalan menatap sekitar.
"Halo, permisi." Eko menoleh ke depan, ada sepasang insan dewasa, sepertinya suami istri, juga anjing mereka di sana. "Apa di sini diperbolehkan peliharaan masuk?"
"Oh, tentu, silakan." Eko mendekati mereka seraya mempersilakan.
"Syukurlah, kami mau mencari piano, mini, untuk anjing kami."
"Oh, begitu." Eko tersenyum, pasti anjing ini sangat cerdas, dia menatapnya hangat. Anjing yang kelihatan galak tetapi manis. Dan sepertinya dia mantan anjing militer atau sejenisnya, karena begitu gagah dan sigap.
Jenisnya mungkin Belgian Malinois.
"Halo, Buddy." Eko mengusap puncak kepala anjing tersebut dan sang anjing menikmati elusannya, sebenarnya dia ingin diperingatkan oleh sepasang suami istri itu tetapi kemudian mereka terheran.
"Eh, dia tidak marah." Mereka bergumam bingung.
"Mari masuk, Tuan, Nyonya." Eko mempersilakan mereka.
Mereka pun masuk ke toko Eko dan menuju ke area piano mini untuk usia anak-anak. Tanpa ragu sang anjing mendekati piano cokelat gelap dan kaki-kakinya menekan-nekan tuts membuat suara yang khas.
"Pilihan bagus, Baxter." Eko mengusap puncak kepala anjing yang asyik memainkan pianonya lagi, bahkan menggonggong antusias.
Dan suami istri itu semakin terkejut. "Apa Anda pemilik terdahulu anjing ini?" tanya mereka.
Eko terkejut balik, dia sama sekali tak pernah memelihara anjing. "Eh, bukan, saya tak pernah memelihara anjing."
Mereka bertukar pandang bingung. "Masalahnya, Anda baru saja memanggil anjing kami dengan sebutan Baxter."
"Eh?" Kapan? Eko tak ingat melakukannya, oh shit ... tadi ... mulutnya menambahkan Baxter!
"Dan kami tak pernah menyebut namanya, nama dia saat ini Bubble."
"Dan Baxter nama yang dia punya dengan pemilik dia terdahulu sebelum pensiun dari kesatuan anjing K-9."
Mata Eko membulat sempurna. Aduh, bagaimana nih?
"Sebenarnya, Bubble juga anjing yang cuek dan tak terlalu suka disentuh orang asing, tapi dia kelihatan aman bersama Anda. Anda yakin bukan pemilik terdahulu?"
Eko menggeleng. "Mu-mungkin dia anjing ayah saya, dia mantan militer, tak mungkin saya karena saya ... masih muda." Anjing ini jadi K-9 mungkin Eko masih anak kuliahan. "Saya memang mirip katanya dengan ayah saya."
"Oh, masuk akal."
"Eh, tunggu, bukankah pemilik anjing ini meninggal, Mah? Makanya anjingnya dipensiunkan?" Sang pria baru mengingat sesuatu.
"Oh, benar, sepertinya ... teman kesatuan ayah kamu yang memilikinya, ya?"
Eko bergumam, "Mu-mungkin."
Dia hanya bisa garuk-garuk kepala, tetapi syukurlah setelah itu keanehan tak bertambah jauh. Bubble si anjing mendapatkan piano mini untuknya, dan suami istri tersebut membayar. Dan saat mereka pulang, entah kenapa Bubble melawan.
Bubble berlari ke arah Eko, seakan melepas rindu teramat sangat, dan Eko membiarkan anjing tersebut dan bermain sebentar bersamanya.
"Baxter, aku selalu bangga padamu, jangan nakal dan teruslah jaga keluarga barumu, aku bahagia kamu sudah punya keluarga yang sangat menyayangimu, Buddy." Bubble, atau Baxter, menggonggong antusias, sebelum akhirnya kembali ke suami istri itu lagi yang masih bingung dibuatnya.
Sementara itu, Eko tersentak pelan. "Eh?" Dia merasa black out sebentar, kenapa tadi?
Namun, dia segera mendadahi pelanggan pertamanya hari ini. Oke sepertinya beres dengan baik, tetapi satu hal yang mengherankan.
Kenapa mulutnya asal memanggil anjing orang Baxter, apalagi kebetulan hebatnya nama terdahulunya memang Baxter, ini terlalu betul-betul kalau cuma disebut kebetulan!
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk, Mas Eko! ✅
Romance"Tapi, Ko, daripada itu ... apa kamu gak mau masuk ke kehidupan Valerie dan jadi penyembuh luka Valerie?" "Aku berpikir begitu, sempat, tapi aku berpikir lagi. Apa menurutmu ... kalau bukannya menyembuhkan aku malah ... membuatnya semakin terluka?"...