"Willy?!" Eko terperanjat menemukan sosok Willy ada di spion itu, dalam mobilnya, spontan Eko menatap ke belakang, kiri, kanan, tak ada siapa pun. "Willy?"
Sembunyi di mana dia?
Eko menatap spion lagi yang memperlihatkan bayangan Willy, tetapi ada yang aneh dari bayangan tersebut. Seakan, Willy, mengikuti gerakannya ....
"Hah?!" Eko langsung mengucek matanya dengan panik, dan saat melihat spion.
Bayangannya sendiri.
Eko menghela napas. "Oh, haha ...." Dan mulai tertawa, tawa miris akan diri sendiri. "Mulai gila aku." Dia memijat kening, aneh saja kenapa dia terbayang-bayang soal Willy.
Tak mungkin kan rindu, yakali rindu dengan orang asing, pria pula tu.
"Kenapa, nyari saya?"
"Hua!!" Eko berteriak, dan menoleh ke samping, dan nyatanya ada Willy di sana, dia di bagian belakang mobil. "Kamu!" Eko mendengkus setelahnya.
Ternyata, tadi memang Willy, dia iseng sekali, tapi sebenarnya saat di spion posisinya lebih mirip ke arah depan kebanding di belakang. Uh, mungkin hanya posisi spion saja.
"Kapan masuk mobil saya?"
"Mm tadi, pas kamu kelihatan frustrasi." Oh, benar, tadi Eko sempat berpejam sambil meletakkan kening ke kemudi.
"Gak sopan sekali kamu, dasar." Eko memutar bola mata malas.
"Haha, maaf, saya hanya bermaksud menghibur." Eko ber-poker face, terhibur? Malah ngeri.
"Really? Begini? Masuk mobil orang asing sembarangan?" Eko menoleh ke belakang dan Willy menunjukkan tanda peace di tangan. "Dasar aneh."
"Haha, yah, saya memang sering dibilang aneh sama banyak orang, maaf, ya kebiasaan buruk." Eko menghela napas, ya sudahlah dia tak mau emosi.
"Kenapa tiba-tiba ke sini? Oh ya, selain hilang tiba-tiba, kamu juga uka sekali datang tiba-tiba ya? Kek kemarin saya pingsan, kamu malah kabur entah ke mana." Kalau soal pingsan itu, Willy tersedoy dalam badan Eko, dan sebenarnya dia sempat bangun dan menyadari tubuhnya kini hidup.
Namun, di dalam Eko.
Saat ia keluar, Eko langsung jatuh tak sadarkan diri lagi, dia ingin masuk tetapi seseorang datang duluan menyadarkan Eko. Jadi, Willy masuk lagi, sebelum Eko sadar, karena khawatir dia melihatnya dan orang itu tak melihat. Pasti ni orang kocar-kacir nantinya.
Dia selalu dengan Eko.
"Bukannya kamu ketiduran, ya?" Willy berusaha memutar balik fakta, sejauh ini dia lihat Eko itu gampang dikibuli dalam beberapa hal.
"Ketiduran?"
"Iya, kamu bilang kamu sangat capek, dan terus tidur. Saya mau bangunin tapi perawat manggil, karena Ibu saya mau ketemu."
"Masa sih?" Eko menggaruk kepala, dan yah memang sesuai dugaan Willy. "Seriusan?"
"Iya, serius." Dan Eko berpikir, benar juga, kalau pingsan pasti sehabis bangun cukup menyakitkan.
"Iya kali ya, tapi gak seharusnya kamu kabur juga sebelum bangunin saya, gimana sih?" Eko tampak gusar.
Willy tertawa pelan. "Yah haha, maaf."
"Omong-omong, saya ada urusan saat ini, kalau gak ada pembicaraan lain saya mau permisi dulu. Bisa kamu keluar dari mobil?"
"Baiklah, saya akan keluar." Willy pun ingin keluar dari mobil, tetapi tangannya menembus pintunya.
Oke, ini buruk.
Maksud hati ingin segalanya, terutama bagian dia tak menyangka dia bisa terlihat sekilas saat Eko menatap cermin, itu bahaya. Dia harus mengendalikan kemampuan ini, duh. Namun, nyatanya, ada masalah lebih besar setelah ini ....
Akan tetapi, dewi fortuna berpihak pada Willy, ponsel Eko berdering dan dia mulai mengangkatnya, saat Eko lengah Willy pun diam-diam memilih masuk badan Eko lagi. Karenanya, pria itu sedikit tersentak dan menoleh ke belakang.
Willy tak ada di mana-mana, dia kira Willy iseng lagi menabrak kursinya. Mengabaikan hal tersebut, Eko memilih fokus menelepon lagi.
Yah, sungguh Eko ini gampang dikibuli.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk, Mas Eko! ✅
Roman d'amour"Tapi, Ko, daripada itu ... apa kamu gak mau masuk ke kehidupan Valerie dan jadi penyembuh luka Valerie?" "Aku berpikir begitu, sempat, tapi aku berpikir lagi. Apa menurutmu ... kalau bukannya menyembuhkan aku malah ... membuatnya semakin terluka?"...