Pernikahan berlangsung khidmat, Eko mengucapkan sumpah pernikahan dengan lancar, begitupun Valerie, usai hal tersebut keduanya berciuman dan semua bertepuk tangan meriah.
Mereka lalu menikmati pesta sederhana pernikahan tersebut.
"Akhirnya doa aku kewujud, punya Aunty yang cantik dan baik kayak Aunty Valerie!" kata Tanaya bahagia. "Aku sayaaang Aunty!"
"Aunty juga sayang kamu, Sayang." Valerie memeluk gemas Tanaya. Banyu juga ikut berpelukan dengan wanita tersebut.
"Kami sayang Aunty!"
"Uncle gak sayang?" tanya Eko, tersenyum geli.
"Gak ah, tapi kalau dijajanin ya sayang." Eko merengut sedih.
Keduanya tertawa. "Bercanda, Uncle. Gak mungkin gak sayang sama Uncle kami yang nyebelin dan jail ini!" Eko mendapat pelukan mereka. "Nanti hadiahnya, ya, Uncle."
Eko mendengkus pelan. "Mau hadiah apa?"
"Sepupu, hihi." Kedua pipi Eko memerah akan bisikan keduanya, anak-anak ini memang rada meresahkan.
Setelah pelukan terlepas, Valerie bertanya penasaran. "Mereka mau hadiah apa?"
Eko menggeleng dengan senyum malu-malu, dan sepertinya Valerie mengerti. Tepat saat Eko minum, Valerie berkata, "Ayo, kita kasih hadiah yang mereka mau secepatnya."
Eko langsung menyemburkan minuman, bahkan lewat hidung hingga dia terbatuk. Valerie yang panik langsung menolong suaminya tersebut. Suaminya yang sepertinya polos, badan saja yang gede kekar kayak preman.
"Kamu gak papa?" Eko masih bungkam, kedua pipinya memerah. Valerie menangkup kedua pipi berahang tegas itu dengan gemas.
Lucu banget sih.
Harusnya dia sebagai pihak wanita yang malu, tetapi malah Eko pihak pria, kan unik.
"Kalau begitu, ayo kita segera pergi dari sini, Sayang." Eko dan Valerie buru-buru pergi, dan keluarga Eko sadar satu hal.
"Keknya, Valerie bakalan yang di atas, dia agresif banget, lho, aslinya," kata Adnan.
"Jangan-jangan dia juga yang gendong Eko gaya bridal masuk ke kamar." Rachita menjawab dan keduanya tertawa geli, membayangkan Eko si badan besar, digendong Valerie yang lebih kecil, usia mereka memang lebih tua Valerie sih.
"Aduh, big baby." Adnan dan Rachita terus menertawakan karena terbayang betapa imutnya pasangan tersebut.
Dan Dilon yang nimbrung di antara mereka, tersenyum bahagia, pria itu kini memakai jas menyesuaikan dresscode di sana. Bersama Baxter yang juga berjas seirama. Mereka datang di pesta pernikahan Eko dan Valerie, sesuai mimpi itu, dan mereka juga bertepuk tangan bahagia melihat setiap momen yang ada.
"Baxter, mau liat ...."
Baxter menggonggong keras seraya menarik-narik Dilon. "Haha, iya iya, aku gak senakal itu, kok. Meski penasaran aja, apa bener malah Eko di bawah, Valerie di atas."
Kembali, anjingnya menggonggong. "Hm iya iya, maaf maaf, ayo kita pulang. Dan sepertinya ... kita bisa tenang sekarang ya, karena seseorang udah menegakkan hukum, meski dengam cara yang ngeri."
Dilon menatap Robert yang ada di sana, bersama seorang anak laki-laki yang dia gandeng.
"Ayo kita pergi, Baxter." Perlahan, Dilon menghilang bersama Baxter.
Kini, Eko dan Valerie sampai di rumah baru mereka. Berbeda dengan Valerie yang siap sedia, Eko gugup bukan main.
"Mas Eko, ayo keluar, kita udah sampai."
"Uh, oh, sampai?" Bahkan dia tak sadar akan hal itu, segera Eko keluar dan membukakan pintu untuk Valerie. Keringat dingin membanjiri pria tersebut.
Lalu, mereka diam, berdiri berhadap-hadapan.
"Eko, apa kamu mau aku yang menggendong kamu?" Oh, shit, dia lupa soal kata Masnya, dia harus menggendong pengantin ala bridal.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
Masuk, Mas Eko! ✅
Romance"Tapi, Ko, daripada itu ... apa kamu gak mau masuk ke kehidupan Valerie dan jadi penyembuh luka Valerie?" "Aku berpikir begitu, sempat, tapi aku berpikir lagi. Apa menurutmu ... kalau bukannya menyembuhkan aku malah ... membuatnya semakin terluka?"...