Ju-young bersama yang lain memasuki ruang kelas yang telah dijadikan sebagai barak untuk para siswa. Mereka segera menghampiri tempat tidur masing-masing yang telah diberi nama.
Tempat milik Ju-young bersebelahan dengan Yoo-jung.
"Wah, ini sangat hebat." Gumam Bo Ra.
"Apa kita akan tidur di sini?" Tanya Jun-hee.
"Apa ini?" So-yoon melihat peralatan militer di atas loker mereka.
Ju-young duduk di kasurnya sembari menaruh kopernya. Ia menghela napas dan menatap Yoo-jung yang juga ikut duduk.
"Ini lumayan," ujar Ju-young kepada Yoo-jung, "tapi tak senyaman di rumah," lalu mereka pun tertawa.
"Perhatian," seorang wanita tentara masuk. Mereka pun menoleh menatapnya dengan kebingungan.
"Apa?"
"Apa yang terjadi?"
Menyadari hal itu, mereka yang masih duduk segera berdiri. Wanita itu pun bersuara, "Segera selesaikan pembongkaran. Kumpulan tepat dalam 30 menit di lapangan untuk penanganan senjata api pribadi. Dipahami?"
Mereka hanya mengangguk pelan. Sepeninggalan wanita tentara tersebut, mereka pun mengeluarkan semua barang-barang mereka di dalam koper.
Ju-young juga melakukan hal yang sama dan menaruh pakaian, makanan, ataupun barang lainnya di dalam loker dalam waktu singkat karena dia tidak membawa banyak barang.
Melihat yang lain membawa boneka seperti Soon-yi ataupun parfum milik So-yeon, Ju-young hanya bisa mendengus pelan lalu berjalan ke tempat Na Ra, Yoo-jung dan Ae-sol yang bermain kartu.
"Tunggu. Ini"
"Kamu tidak bisa menunjukkan kartunya,"
Yoo-jung dan Ae-sol menahan Na Ra untuk tidak menunjukkan kartunya. Lalu Na Ra pun bertanya akan kartu yang dipegangnya.
"Itu Ddong. Pi ganda Ddong. Itu adalah salah satu kartu favorit nenekku," jawab Ae-sol. "Ini cocok dengan yang ini,"
Ae-sol dan Yoo-jung cukup terkejut dengan kelihaian Na Ra memainkan kartunya padahal sebelumnya ia seperti tidak bisa memainkannya. Ju-young hanya bisa tertawa melihat ekspresi Na Ra yang tidak menunjukkan reaksi apapun.
"Hei, hei, ngomong-ngomong apa itu senjata api pribadi?" Tanya Ha Na. Yang lain menggeleng tak tahu, Bo Ra pun menjawabnya jika itu adalah senjata milik sendiri.
"Perhatian!"
Ju-young menoleh, melihat wanita tentara tersebut kembali masuk ke dalam, sayangnya tak ada satupun yang memperhatikannya dan sibuk mengobrol.
"Perhatian!!" Teriaknya lagi dengan suara yang lebih keras membuat anak-anak menoleh kepadanya dengan terdiam. "Anak nakal. Apa menurutmu kalian sedang dalam perjalanan berkemah?!" Ketusnya menatap barang-barang yang berserakan di meja. "Dengarkan baik-baik sekarang. Serahkan semua barang yang tidak diperlukan di barak ke depan tepat saat ini!" Tekannya. "apa ini?" Mengambil boneka milik Soon-yi, "pelurus, mainan, lipstik, alas bedak, parfum?!"
"Hei, hei! Cepat tutup itu!" Gumam Ju-young menyadarkan Yoo-jung, Na Ra dan Ae-sol yang segera membereskan kartu mereka sebelum Ketahun, sayangnya terlambat, "Anak nakal!"
"Rokok?!"
Cepat bereskan sekarang juga, anak nakal?!" Teriaknya. Anak-anak pun segera bergerak menurutinya.
•••
Ju-young berjalan bersama Yoo-jung dari barak. Mereka tak sengaja berpapasan dengan Jang-soo dan Seon-il yang langsung menghampiri Ju-young dan mencerca pertanyan aneh kepada sepupunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duty After School x reader
FanfictionKim Ju-young adalah murid kelas 3-2 yang tengah berjuang untuk mendapatkan penerimaan perguruan tinggi. Di saat yang sama militer mengeluarkan peraturan baru yang mewajibkan seluruh anak kelas 3 mengikuti pelatihan militer. Akan tetapi, sebuah peran...