Episode 7-1

601 108 0
                                    

Sekitar satu bulan kemudian. Setelah kejadian di Maesong-si, Sersan Kim dipindah tugaskan di kamp pusat karena terluka sedangkan Peleton dua kembali  menjalankan operasi di Yongdu tanpa komandan peleton.

•••

“mungkin sekitar sebulan kita sudah berada di sini,” ujar Ju-young. “Aku tidak terlalu menghitung hari. Karena aku tak terlalu peduli. Hanya menjalaninya mengikuti rencana. Sepertinya anak-anak sangat kelelahan dan sebenarnya aku juga.” Ju-young menundukkan kepalanya, “tapi aku bertahan karena mereka.”

•••

Tim penyerbu saat ini sedang terbagi. Il-ha, Bora dan Deok-jeong akan memancing bola-bola di sekitar area. Sedangkan Ju-young, Ae-sol, Tae-man dan Jang-soo akan memusnahkan bola-bola di sekitar area.

Sedangkan So-yeon dan Na Ra akan menjadi penembak jitu, memusnahkan bola-bola yang dipancing oleh Deok-jeong.

Di atas atap gedung, Ju-young melihat Il-ha muncul dengan motornya, dia baru saja memancing bola-bola. Ju-young lalu menembaki bola-bola ungu yang mengejar Il-ha bersama Ae-sol, Jang-soo dan Tae-man.

“Rasakan itu bola-bola bodoh,” seru Tae-man menghentikan tembakannya. 

Ju-young mengangguk saat Jang-soo  menatapnya dan melihat Il-ha di bawah yang berada di motor bersama Bora, tersenyum kepada mereka.

Saat Il-ha menyalakan motornya, Ju-young bersama para penembak di atas gedung berlari dan memencar untuk mengejar bola-bola tersisa.

Ju-young menghentikan larinya saat melihat segerombolan bola-bola ungu muncul di depannya. “Tamat kalian hari ini!” dan ia pun menembaki bola-bola tersebut tanpa melesat satupun.

Setelah menghabiskan bola-bola yang tersisa di atas atap, Ju-young berkumpul bersama yang lain.

"Sebentar lagi," ujar Jang-soo. Mereka bersembunyi dibalik tembok, menunggu tanda dari Deok-jeong yang sedang memancing bola-bola.

“Waktunya beraksi,” ujar Deok-jeong. “Tembak!” memberikan tanda. Ju-young bersama yang lain keluar dan menembaki bola-bola ungu yang telah dipancing oleh Deok-jeong.

“Rasakan itu!”

“matilah brengsek!”

“Rasakan itu! Matilah!”

Akhirnya mereka pun berkumpul setelah melenyapkan bola-bola di sekitar area. “Kukira mereka akan melemah saat musim dingin,” uajr Tae-man. “Kenapa mereka semakin kuat?”

“Sepertinya mereka beradaptasi,” jawab Ju-young yang ada di sebelah Tae-man.
“mereka pandai beradaptadi dengan cuaca, menyebalkan sekali.” Tukas Bora.

“kukira kita sudah mengamankan area ini.” Ucap Jang-soo. “Mari buat laporan status,”
Ju-young mengecek isi pelurunya, “Punyaku tersisa dua.”

“Aku punya dua lagi.” ujar So-yeon.

“punyaku tersisa satu.” ujar Bora.

“Punyaku kosong,” timpal Ae-sol. Semua orang menatapnya dengan kebingungan. “Maksudku, punyaku habis.” Jelas Ae-sol.

Il-ha pun menambahkannya, “kalau begitu tangki bahan bakarku juga kosong.”

“Perutku juga kosong!” seru Deok-jeong. Bora menyetujuinya, lalu Ae-sol pun berteriak, “Aku juga!”

Semua orang tertawa mendengarnya.
“Ayo kembali sekarang,” putus Jang-soo. Mereka berjalan pergi meninggalkan area tersebut. Ju-young menoleh, melihat Il-ha yang ditarik oleh Tae-man karena tak bisa meninggalkan motornya yang sudah kehabisan bensin.

Duty After School x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang