Episode 4-3

665 115 3
                                    

Ju-young sekuat tenaga berjalan masuk saat Hee-rak sudah mendahuluinya, "Masuklah!" dorong Hee-rak kepada Soon-yi yang baru saja ingin keluar. Soo-chul bersama Chi-yeol pun masuk, dan diikuti Jun-hee yang malah terjatuh. Jang-soo menarik Tae-man masuk, "tutup pintunya!" dan Yeong-shin orang terakhir yang menutup pintu.

Jang-soo segera menghadang pintu dibantu dengan Yeong-shin. Yang lain nampaknya cukup terkejut dengan kemunculan bola tersebut. "Tidak. itu tidak akan cukup!" seru Chi-yeol melihat kekuatan bola itu yang terus ingin mendobrak pintu. Chi-yeol. "Mari kita pindahkan ini."

"Bantu mereka!"

"Astaga, cepatlah!"

Jang-soo mengangkat lemari besi untuk menghadang pintu. Semuanya menghela napas dengan lega. "Sudah pergi?" tanya Tae-man kepada yang lain. Namun, mereka malah mendengar suara dari atas atap. Bola ungu tersebut berjalan di atas mereka. sesaat, hening sejenak dan,

"Dia masuk dari ventilator!" teriak Chi-yeol menyadarinya. Mereka pun berhamburan ketakutan "Masuk ke kamar sekarang!"

"Cepat!"

Ju-young mengikuti Hee-rak dan masuk ke tempat So-yeon berada bersama Chi-yeol. "Tutup pintunya!" Hee-rak dan Chi-yeol pun menutup pintunya bersamaan dengan pintu kamar sebelah. Bola ungu tersebut mengincar kamar mereka, terus berusaha mendobrak pintu yang ditahan oleh Hee-rak dan Chi-yeol. Ju-young dan Yeon-joo saling berpegangan dengan badan yang bergetar. 

"Apa yang harus kita lakukan?" So-yeon beranjak duduk, Yeon-joo pun menghampirinya dan menenangkannya. Saat suara bola itu menjauh, Chi-yeol segera menyuruh Ju-young dan Yeon-joo memeriksa jendela. "teman-tamn, sebelah sini!" panggil Chi-yeol. "Mari kita halangi!" Hee-rak berlari membantu Chi-yeol menarik lemari untuk menutupi jendela yang terbuka.

•••

Lama kemudian, mereka menunggu di kamar, Ju-young menghampiri Yeon-joo yang terus memanggil nama So-yeon. "Apa yang terjadi?" Yeon-joo mengecek suhu tubuh So-yeon dan melihat lukanya yang mulai bernanah. Chi-yeol menanyai keadaan. "Lukanya mulai bernanah. Demamnya juga kembali. Dia akan sakit parah jika kita tidak bertindak." Jawab Yeon-joo. 

"Ayo kita masuk ke truk dan pergi." Ucap Hee-rak. "Apa yang kukatakan?" sela Hee-rak memalingkan wajahnya.  "Apa yang kau lakukan?" tanya Hee-rak. 

Ju-young menoleh, melihat Chi-yeol ingin memindahkan posisi lemari. "Aku harus memberitahu mereka. Bahwa kita harus pergi dengan truk, seprti perkataanmu," jawab Chi-yeol. Hee-rak menahannya, "Aku hanya mengatakannya, bukan menyarankannya." ujar Hee-rak.

"Jadi, kita hanya duduk di sini dan melihat So Yeon menderita?" tekan Chi-yeol telah membulatkan tekadnya dan segera memindahkan lemari. Yeon-joo mengecek keadaan di luar. "Chi Yeol. Hati-hati," panggil Yeon-joo. 

"Baiklah," Chi-yeol menoleh ke arah Ju-young yang juga mengangguk pelan, "Aku akan pergi. Hee-rak, halangi begitu aku pergi." Hee-rak menahannya lagi, "Kau yakin tentang ini?" Chi-yeol menenangkannya lalu keluar dari jendela.

Setelah Chi-yeol keluar, "Jendelanya," ucap Ju-young mengingatkan Hee-rak. Mereka bertiga mengembalikan posisi lemari kembali untuk menutupi jendela. Ju-young bertatapan dengan Yeon-joo, mengkhawatirkan kondisi Chi-yeol di luar. Hee-rak mengecek kondisi di luar, "Bagaimana?" tanya Ju-young. "Masih di dalam,"

Ju-young menghampiri So-yeon, menggenggam tangannya. "Bertahanlah, So-yeon."

Suasana menjadi hening. Mereka menunggu keadaan di luar. Hee-rak terus berjalan mondar-mandir dengan wajah cemas, Yeon-joo menggigit jarinya sambil menatap So-yeon, Ju-young masih memegangi tangan So-yeon yang terus mengeluarkan keringat. "Kumohon, bertahanlah." Bisik Ju-young memejamkan matanya. 

Lalu mereka menoleh secara bersamaan mendengar suara pintu terbuka dari sebelah. "Apa yang terjadi?!" tanya Ju-young menatap Yeon-joo dan Hee-rak yang juga kebingungan. "Itu suara Kimchi!" sadar Ju-young beranjak berdiri. Hee-rak pun langsung melepaskan kunci dan membuka pintu agar Chi-yeol masuk.

"Pintunya!" teriak Chi-yeol. Hee-rak memanggilnya. Saat Chi-yeol muncul, ia memasuki kamar sebelah. Ju-young meminta Hee-rak kembali menutup pintunya.

"Apa yang terjadi di luar?" tanya Yeon-joo yang terlihat masih kaget dengan yang terjadi. "Kamu mendengarkan semuanya, sial!" teriak Hee-rak, seketika menutup mulutnya segera menyadari kesalahannya telah mengumpat. Yeon-joo menatap Ju-young, "Setidaknya, Chi-yeol aman, bukan?" Ju-young mengangguk pelan. "Kimchi untungnya sudah masuk di ruang sebelah," ujar Ju-young, memilih duduk dan menyenderkan kepalanya.

•••

Ju-young, Hee-rak dan Yeon-joo menoleh saat mendengar suara ketukan dari luar. "Teman-teman pindahkan ini," Hee-rak berdiri, "Itu mereka." dan mengajak keduanya untuk memindahkan lemari kembali.

Jang-soo muncul dari jendela menyuruhnya mereka tidak menimbulkan suara. "Keluarlah."

"So-yeon dulu," ucap Ju-young diangguki Yeon-joo. Mereka membantu So-yeon berdiri dan berjalan menuju jendela, Jang-soo membantu So-yeon dari luar. Lalu disusul Ju-young, So-yoon membantunya dari luar. "Hati-hati,"

Yeon-joo pun keluar dari belakangnya disusul dengan Hee-rak. Ju-young membantu So-yoon memapah So-yeon. Chi-yeol datang. "Biar kubantu." Ju-young menoleh ke belakang saat mendengar suara. Hee-rak baru saja tertabrak tiang besi. 

Soo-chul memberikan tanda kepada mereka untuk segera berjalan. Mereka melangkah sangat pelan. Jang-soo yang telah menggendong So-yeon, diapit oleh Chi-yeol dan So-yoon. Ju-young berjalan bersebelahan dengan Yeon-joo.

Prang!

Ju-young sontak menoleh, mendapati Hee-rak baru saja menendang mangkok besi. Ju-young ingin sekali mengumpat akan kecerobohan Hee-rak. Semuanya menghentikan langkahnya. Tae-man memberikan tanda untuk menyuruh mereka tetap tenang dan kembali melanjutkan jalannya.

Namun, pada akhirnya Tae-man berseru, membuat yang lain menoleh. "Cerobongnya!" teriaknya.

"Ada apa? Astaga."

"Lari!"

"berbahaya!"

Tae-man mengambil tongkat sapu dan menahan bola ungu itu di pipa cerobong. "Lari!" seru Ju-young berusaha menyadarkan Jang-soo yang masih berdiri ditempatnya.. "Bawa dia dan pergilah lebih dahulu!" teriak Chi-yeol juga. Ju-young dan So-yoon pun mendorong Jang-soo untuk segera bergerak.

Next Chapter

•°°•

Please, dah😌 episode ini emang paling greget. Banyaj banget yang bikin kesel, terutama Hee-rak yang kerjanya cuman bisa marah-marah doang, tapi gak bantu🙁

Duty After School x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang