Episode 8-2

498 88 0
                                    

"Astaga, ada banyak obat berguna di sini." Ujar Yeon-joo begitu bahagia melihat obat-obatan yang mereka temukan. "Aku kesal sekali saat mengingat berapa kali kita sia-sia pergi ke apotek," timpal So-yeon.

"Kita harus minum antibiotik dan antikoagulan. Itu mengobati radang dingin," ujar Yeon-joo. "Benarkah? Jun-hee pasti senang." balas Soon-yi.

"Kita harus minum obat flu dan obat antijamur untuk kutu air juga." tambah Yeon-joo. "Lupakan saja. Mari kita ambil semua yang ada di sini." Putusnya.

"So-yeon, tunggu. Biar kubawakan." Young-soo berlari ke arah So-yeon yang baru saja ingin membawa kotak. Soon-yi pun memberikan kotak lain kepada Young-soo, "Itu juga?" kaget Young-soo. Yeon-joo juga tidak ketinggalan memberikan satu kotak lain kepada Young-soo.

"ini.." karena tak bisa menahan beban yang dibawanya, Young-soo pun terjatuh begitu saja. Ju-young mendengus pelan, Yeon-joo dan Soon-yi tertawa.

Setelah membereskan obat-obatan dari apotek, Ju-young bersama yang lain keluar dari rumah sakit dengan wajah yang senang. "Tunggu, dimana Chi-yeol dan Soo Chul?" tanya Soon-yi. Ju-young menoleh ke belakang, menatap Il-ha yang terlihat sedang melamun.

"Sepertinya mereka masih di atas, bukan?" tanya So-yeon. "Kalian di mana?" teriak Soon-yi. "Kim Chi-yeol!" sahut Ju-young.

"Aku akan ke sana," ujar Soon-yi. Sesaat setelah Soon-yi pergi bersama Yeon-joo, suara teriakan terdengar.

"Teman-teman! Kami menemukan sesuatu lagi!"

Semuanya menghampiri sumber suara dan melihat sebuah truk militer terparkir di dekat rumah sakit. "Astaga."

"Ada banyak sekali."

"Hei, mereka punya amunisi biasa dan jumlahnya lebih dari dua kotak ini," ujar Young-soo. Yang lain pun kegirangan mendengarnya.

"Omong-omong, truk ini berusaha mengeluarkan pasien?" tanya So-yeon. "kenapa mereka meninggalkannya di sini?"

"Apa mereka diserang bola?" takut Soon-yi.

"Siapa peduli? Kita punya banyak amunisi sekarang." Girang Il-ha. "Apa ini hari istimewa? Apa ini hari ulang tahun kita?" yang lain tertawa mendengar perkataan Il-ha.

"Jika yang lain tahu, mereka akan sangat bahagia, bukan?" timpal Na ra. Chi-yeol menatapnya lalu membenarkanya. "Hei, kita menemukan obatnya. Ini luar biasa." Yeon-joo menangis karenanya.

"Yeon-joo, kenapa kamu menangis?" tanya Soon-yi menghapus air mata Yeon-joo.

"Kamu harus tersenyum."

"Astaga, seseorang mungkin berpikir kamu menemukan sungai emas." Sahut So-yeon.

"Mari ambil semuanya dan kembali, aku juga ingin melihat yang lain senang." ujar Yeon-joo. "Aku akan memuat amunisinya," sahut Na ra. Soon-yi menawarkan diri untuk membantunya. "Kalau begitu, kita harus naik dan mengambil yang dibutuhkan. Kita bisa mendapatkan obat, selimu dan apapun yang dibutuhkan

Semua kembali bergerak untuk mengambil kebutuhan lainnya. Saat Ju-young berjalan bersebelahan dengan Il-ha, "Omong-omong, di mana Soo Chul?" tanyanya kepada Ju-young, Chi-yeol dan Young-soo.

Ju-young menoleh ke sekitar, menyadari jika Soo Chul tak ada. "Kau benar. Di mana dia?"

"Dia pergi ke toilet sebentar, mungkin?" gumam Young-soo. "Begitukah? Kalau begitu, jemput Soo Chul dan ambil selimutnya." Ujar il-ha lalu membalikkan badannya,

"Kenapa aku?" Young-soo bersuara membuat langkah Il-ha berhenti.

"Lakukan saja apa yang diperintahkan. Kenapa kamu banyak bertanya? Semua orang membantu," ketus Il-ha. Ju-young dan Chi-yeol menahan Il-ha, "biar aku saja." Ujar Chi-yeol.

"Il-ha, hentikan sudah. Ayo, kita pergi," Ju-young menarik tangan Il-ha agar menjauhi Young-soo. "Sial. Dasar menyebalkan."

"kenapa kau sebenarnya?" tanya Ju-young berjalan bersebelahan dengan Il-ha.

"Entahlah," jawab Il-ha dengan wajah yang terlihat banyak pikiran. "Hei, kenapa kalian berdua tadi?" Ju-young menahan lengan Il-ha. "Apa?"

"Kalian berkelahi, tak biasanya." jawab Ju-young. "dengan Soo Chul," tambahnya melihat wajah Il-ha yang keheranan. Il-ha  membuang mukanya, merasa tak nyaman saat Ju-young bertanya hal tersebut. "Kau baik-baik saja?" Tanya Ju-young menyadari ekspresi Il-ha.

"Lebih baik kita mencari barang lain," putus Ju-young tak ingin berlama-lama di sana. "Mereka pastinya akan senang bukan dengan berita yang kita bawakan?" Melangkah memasuki kembali rumah sakit. Il-ha hanya mengangguk pelan, mengikutinya tanpa berbicara sedikitpun.

Sesampai mereka di tangga darurat, Il-ha menahan lengan Ju-young. "aku ingin mengatakan sesuatu padamu," ujarnya menatap Ju-young dengan lamat. Ju-young mengerutkan keningnya.


"Berbicara tentang apa?" heran Ju-young. Keduanya sama-sama terdiam, seolah-olah saling menunggu kalimat yang keluar dari mulut mereka masing-masing. Ju-young yang sudah tak tahan dengan keheningan yang terjadi, segera bersuara. "Jika kau tidak ingin mengatakan apapun, lebih baik kita mencari sesuatu." potongnya. "Anak-anak akan menunggu kita,"

Ju-young menaiki tangga, mengacuhkan Il-ha yang masih terdiam di tempatnya. 

•••

Di salah satu kamar rumah sakit, Ju-young menemukan make-up di salah satu lemari di dalam kamar tersebut. Ju-young hanya bisa terkekeh, mengingat kembali kenangan bersama Kim Ji-young, kakaknya yang pernah membantunya merias wajahnya untuk foto kelulusan. 

"Aku merindukanmu, Onnie," bisiknya. Ju-young mengakui jika satu bulan ini ia sangat merindukan Keluarganya. Walaupun selama ini ia jarang akur dengan Kim Ji-young. Tetapi, Ju-young malah merindukan pertengkaran yang selalu mereka lakukan.

Dor! Dor!

Ju-young menoleh saat mendengar suara tembakan dan juga teriakan. Ia pun segera keluar dan naik ke lantai atas, dari sumber suara berasal.

Di lantai atas, ia melihat Soo Chul berusaha menghindari bola-bola ungu yang datang merayap dari atas. "Sial!" Seru Soo Chul. Satu bola ungu yang tersisa melompat ke arah Soo Chul, dan

Dor!

Next Chapter

Duty After School x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang