Ju-young membawa senapannya dengan wajah yang kusut sama seperti yang lain. Mereka memasuki barak setelah menjalani hukuman.
"aku benar-benar akan mati," gumam Ju-young menghampiri kasurnya dan menaruh senapannya di dekat lokernya. Ia lalu duduk di kasurnya seraya menyenderkan kepalanya. "Lihat semua ini!" seru Ha na.
"Astaga, ini menyakitkan." Rengek Soon-yi. "Mengapa saya harus menderita seperti ini?"
"Kotoran! Bajingan itu membuatku gila!" teriak Jun-hee. "Bajingan itu gila!" balas So-yoon. "ini tak boleh terjadi." Tangis Soon-yi pun pecah.
So-yoon menjadi kesal mendengarnya. "Soon-yi menangis lagi! lagi!" seru Jun-hee
"Aish, berisiknya." seru Ju-young memilih menutup matanya mendengar kebisingan dan umpatan yang terus dikeluarkan oleh teman-temannya untuk Letnan Lee.
"Semuanya, berikan senjata kalian di sini. Jangan meninggalkannya begitu saja,"
Sayangnya, yang lain tidak menghiraukan perkataan Yoo-jung dan masih sibuk dengan keributan mereka sendiri."Hei!" semuanya menoleh segera ke arah Yoo-jung. Ju-young membuka matanya. "apakah kalian ingin menjalankan hukuman lagi?"
Mereka pun bergerak dan menuruti perintah Yoo-jung untuk menaruh kembali senapan di tempatnya.
•••
"Segar sekali," gumam Ju-young memasuki kelas bersama So-yeon yang baru saja selesai mandi.
"hei, siapa yang akan membuang sampah?" tanya Bo-ra, membuat semua yang berada di dalam ruangan bergeming, tak ingin melakukannya. Yoo-jung pun menghampirinya, mengambil kotak sampah yang dipegang Bo Ra.
"aku saja," pinta Ju-young, mengambil alih kotak sampah yang dipegang Yoo-jung. "Ketua kelas, kau istirahat saja. Aku juga ingin keluar sebentar," menepuk pelan bahu Yoo-jung yang tersenyum berterimakasih.
"Hei, kau tidak akan merokok, bukan?" curiga Bo-ra. Ju-young mendengus pelan, "Tidak akan." Ju-young berjalan keluar mengacuhkan keributan kecil yang ditimbulkan oleh So-yoon dan Jun-hee yang sibuk meributkan hal sepele. Yoo-jung segera menghentikan keributan mereka dan menyuruh mereka untuk bersiap-siap tidur.
Saat Ju-young keluar sekolah, ia melihat punggung Chi-yeol dan memanggilnya. "Hei, Kimchi!" tidak ada respon, akhirnya Ju-young pun mengejarnya. Ia menuruni tangga.
"Kenapa dia berlari?" heran Ju-young.Ju-young pun menghampiri Chi-yeol. Ia melihat ada Yeong-hoon dan Il-ha tak jauh dari tempat mereka berdiri, terlihat sangat jelas mereka sedang berkelahi. "Hei, Sepertinya mereka berkelahi lagi!"
"Aish, apa tak bisa sehari saja mereka tidak berkelahi!" Chi-yeol mengerutkan keningnya melihat Yeong-hoon dan Ilha.
Il-ha pun memukul wajah Yeong-hoon.
"Hei, hei, hei!" seru Chi-yeol menjatuhkan kotak sampah yang dipegangnya dan berlari menuju tempat mereka berada. "Hei, kimchi!" Ju-young masih berdiri di tempatnya karena bingung harus melakukan apa. "Aish, sialan!" Namun, melihat Chi-yeol yang kewalahan melerai keduanya, akhirnya Ju-young juga menjatuhkan kotak sampahnya dan berlari menghampiri mereka.
"Hei, hentikan!"
Chi-yeol mendongak sesaat Ju-young datang. Ketiganya menoleh ke arah yang sama di lihat oleh Chi-yeol. Sebuah bola raksasa terjun menjatuhkan dirinya ke arah mereka. Mereka berempat pun terlempar karena hantamannya.
Ju-young meringis pelan. Ia melihat ketiga orang yang ada di dekatnya juga mengalami hal yang sama. Ju-young menatap bola raksasa tersebut dengan tatapan terkejut.
"hei, apa-apa ini?" tanya Chi-yeol. Il-ha berdiri. "tidak bisakah kau menyadarinya, bodoh? Ini bolanya. Wah,sial. Aku tidak pernah melihatnya begitu dekat."
"hei, tunggu. Tunggu sebentar" Chi-yeol menghentikan Il-ha mendekati bola raksasa tersebut. Ju-young ikut berdiri. "astaga, apa?"
"Kau tak bisa. Oke? Mungkin berbahaya."
"Aish! Bajingan itu membuat ponselku diambil." Keluh Il-ha menatap Yeong-hoon. "Aku bisa mendapatkan begitu banyak pengikut. "Astaga, betapa malangnya" Chi-yeol menahan Yeong-hoon, namun Yeong-hoon menepisnya."mengapa kamu tidak menggugah intimidasi kamu? Aku yakin itu akan gila juga. Kau hanya sepotong sampah," seringai Yeong-hoon. ilha pun mendorongnya saking marahnya atas perkataan Yeong-hoon.
"Brengsek!" Yeong-hoon terjatuh tepat di sebelah bola raksasa.
"Hei!" seru Ju-young dan Chi-yeol bersamaan. Chi-yeol menahan Ilha.
"Astaga!"
"Kau memang sepotong sampah." Ulang Yeong-hoon. "Kau marah ketika hal-hal tidak berjalan sesuai keinginanmu dan menggunakan pukulanmu." Disaat Yeong-hoon berbicara, Ju-young, Chi-yeol dan Ilha terpatung melihat sesosok monter keluar dari bola raksasa tersebut.
Yeong-hoon yang merasakan sesuatu di belakangnya lalu menoleh. Sebuah tantakel secara mendadak muncul menarik kakinya ke atas, membuat tubuhnya menjadi terangkat dengan kepala di bawah. Tantakel tersebut mulai menyelimuti tubuh Yeong-hoon yang terus meronta-ronta.
Next Episode
•°°•
Sorry banget yah guys karakter Yeong-hoon tetap mati😢 gua sebenarnya juga pengen dia hidup bareng temen-temen sekelasnya, ugh😞
KAMU SEDANG MEMBACA
Duty After School x reader
FanfictionKim Ju-young adalah murid kelas 3-2 yang tengah berjuang untuk mendapatkan penerimaan perguruan tinggi. Di saat yang sama militer mengeluarkan peraturan baru yang mewajibkan seluruh anak kelas 3 mengikuti pelatihan militer. Akan tetapi, sebuah peran...