Akhirnya mereka semua menuliskan petisi kepada Letnan Lee. Sayangnya, Yoo-jung membawa kabar buruk. Mereka harus tetap berada di sekolah dan menjalani pelatihan militer karena saat ini sudah dalam kondisi perang. Mereka bukan lagi seorang siswa, tapi seorang tentara.
Semuanya tercengang mendengarnya, Il-ha mengumpat kesal serta melemparkan barang-barangnya ke lantai sedangkan yang lain juga marah dan menangis mendengarkan kenyataan yang ada.
Ju-young menundukkan kepalanya, meneteskan air matanya tanpa bersuara.
Latihan malam pun dimulai. Letnan Lee terus berteriak kepada anak-anak dan menyuruh mereka untuk berlari lebih cepat.
Ju-young bernapas dengan terengah-engah karena berlari tanpa henti. Ia bahkan harus menyeret kakinya dengan susah payah karena saking lelahnya.
"Lari!"
"Ayo lari, tamtama!"
Marah dengan keadaan yang ada, Ju-young memukul ban di depannya dengan keras sampai membuat telapak tangannya tergores berdarah. "Tetap arahkan senjata kalian ke atas! Lari jika kalian ingin hidup!" Ju-young meneruskan larinya dan mendengarkan teriakan marah ataupun tangisan teman-temannya.
Saat Ju-young membalikkan badannya di balik jeruji, kakinya melemas. 'Aku ingin berhenti,' batinnya tak tahan mendengar suara teman-temannya yang juga melemah.
Letnan Lee menarik Ju-young yang baru saja keluar dari jeruji, "Lari!" Dan mendorongnya. Ju-young hampir saja menabrak Chi-yeol yang juga sedang berlari.
"Kalian akan mati jika berlari seperti itu. Teruskan! Berdiri dan bergeraklah jika kalian ingin hidup."
"Tidak ada yang melindungi kalian. Jangan membebani teman-teman kalian. Lari jika kalian ingin hidup. Bergerak lebih cepat!"
Ju-young mendengar suara tangisan Yoo-jung, yang membuatnya menghentikan larinya dan menoleh. Teman-temannya juga sama, mereka melihat Yoo-jung telah terjatuh di hadapan Letnan Lee.
Semuanya pun menghentikan larinya dengan wajah yang begitu berantakan.
Akhirnya mereka pun beristirahat. Semuanya terlihat kelelahan. Ju-young menyenderkan badannya di sebelah Nara.
"Ini tidak pernah masuk akal sejak awal. Bagaimana kita menjalani latihan ini dan mengikuti CSAT di akhir tahun?" Seru So-yoon melemparkan senapannya.
"Kita terlalu naif seperti sekelompok orang bodoh," timpal Jun-Hee.
"Hei, kita bukan yang naif. Orang dewasa lah yang berbuat salah kepada kita," ujar Soo Chul.
"Komandan peleton senang menyiksa kita. Kukira dia orang baik," ujar Bora.
Sersan Kim datang membawa kotak berisikan makanan. "Jangan berpikir begitu tentang Komandan Peleton,"
"Sial, latihan ini yang akan membunuhku jika terus begini, bukan bolanya!" Rengek Jun-Hee.
"Kalian akan tahu nanti bahwa komandan Peleton menjaga kalian," Sersan Kim melemparkan makanan yang ada di dalam kotak kepada Jun-Hee dan berlalu pergi.
"Aku memang lelah melakukan ini semua," gumam Ju-young. "Tapi, apa yang telah dikatakan oleh Sersan Kim benar. Siapa lagi yang akan melindungi kita jika bukan diri sendiri. Komandan peleton membuat kita menjadi lebih kuat,"
"Aish, sialan!" Seru Hee-rak melemparkan senapannya dengan kesal. Semuanya juga ikut mendesah dengan kesal.
Anak-anak pun akhirnya diperbolehkan kembali ke barak masing-masing. Dalam perjalanan ke barak, Ju-young menatap luka di tangannya yang telah tercampur kan dengan tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duty After School x reader
FanfictionKim Ju-young adalah murid kelas 3-2 yang tengah berjuang untuk mendapatkan penerimaan perguruan tinggi. Di saat yang sama militer mengeluarkan peraturan baru yang mewajibkan seluruh anak kelas 3 mengikuti pelatihan militer. Akan tetapi, sebuah peran...