Episode 10-4

819 114 11
                                    

Ju-young berjalan masuk bersama Yeon-joo. "Hentikan, kumohon."

Jang-soo menghampirinya dan menatapnya dengan cemas. "Kenapa kau di sini?"

"Aku mendengar keributan kalian," Ju-young mendekati Seon-il. "Jangan berkelahi, kumohon." Ju-young menatap Il-ha, "Aku baik-baik saja."

"Sialan," gumam Il-ha menurunkan senapannya, Deok-jeong pun akhirnya juga melakukan hal yang sama. 

"Na Ra," panggilnya menatap Na Ra yang masih menodongkan senapannya. "Jangan lakukan," Na Ra menurunkan senapannya dengan setengah hati lalu membalikkan badannya.

Tae-man menatap Ju-young yang mengangguk kepadanya. "Seon-il, hentikan." Tae-man menurunkan pelan-pelan senapan milik Seon-il yang masih menodongkannya ke arah Soo Chul.

Semuanya pun menghela napas dengan lega. Hana menjatuhkan tubuhnya dengan wajah tegang, sedangkan Soo Chul dan Chi-yeol segera membawa Young-soo dari pandangan Seon-il.

“Maafkan aku, gara-gara diriku, kalian berkelahi.” gumam Ju-young. Yoo-jung menggeleng pelan. “Tidak, itu bukan salahmu. Kau harus beristirahat, ayo!”

“Ada yang ingin kutanyakan sebentar,” sela Ju-young. Ia lalu menatap Jang-soo dan Yeong-shin, “Apa yang ingin kita lakukan terhadap Youg-soo?”

“Kita akan tetap membawanya." Jawab Yeong-shin, lalu menghentikan sejenak kalimatnya. "Sepertinya kita harus memberitahukan insiden yang terjadi.” Jawab Yeong-shin.

Ju-young mengangguk pelan, “Lalu apa?”

“Apa maksudmu?’

“Aku sependapat dengan Seon-il. Aku tidak bisa mempercayai orang dewasa lagi.” ujar Ju-young menatap teman-temannya. “Kita tidak mengetahui apa yang akan militer lakukan terhadap kita jika mereka mengetahui insiden ini,”

Hee-rak mengacak-ngacak rambutnya dengan kesal, “Lalu apa yang harus kita lakukan, sialan?!” menendang meja di depannya,

“Sepertinya kita harus mengambil suara,” ucap Ju-young menatap Yoo-jung. “kalian ingin membawanya atau meninggalkannya di sini?”

“Apa?” semuanya terlihat kebingungan dengan perkataan Ju-young.

“Apa maksudmu?”

“apanya yang harus ditinggalkan?”
Ju-young menatap teman-temannya, lalu menatap Young-soo, “dia,"

“Hei, kau ingin kita meninggalkannya di sini?” tanya Jun-hee. So-yoon juga tak setuju dengan pendapat Ju-young yang terdengar kejam. “Kita tak bisa meninggalkannya tanpa senjata!”

“Karena itu aku menanyakan pendapat kalian,” jelas Ju-young.

“Ju-young, itu terdengar tidak masuk akal,” sela Yoo-jung menggeleng pelan, “Aku tidak menyukai pendapatmu-“

“Aku setuju untuk meninggalkannya,” timpal Il-ha. Ju-young menatapnya lalu mengangguk, “Bagaimana dengan yang lain?” tanya Ju-young, mengacuhkan tatapan Yoo-jung.

“Aku mendengarkan suara kalian,” putus Ju-young sesaat Yoo-jung ingin menyelanya. So-yeon pun akhirnya bersuara, “Aku setuju meninggalkannya,”

“Teman-teman, kita tidak seharusnya begini,” ucap Yoo-jung.

“Ketua kelas, kita sedang mengambil suara. Bukankah suara mayoritas adalah pilihan kita?” tanya Ju-young tak mau mengalah,

“Tapi, tidak seperti ini.” Elak Yoo-jung.
Hee-rak mengangkat tangannya, “aku setuju!” Jang-soo menatap Ju-young, “Apa kau tidak mendengar pendapat lain? bagaimana jika meereka menolak pengambilan suara ini?”

Duty After School x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang