Btw makasih buat kalian yang masih nungguin update dari saya🤗 stay tune sampai ending ya❤️
•°°•
Ju-young menyentuh bahu So-yeon yang menangis. Mencoba menenangkan temannya itu.
Dari luar, suara pukulan terdengar. Jang-soo telah memulai aksinya untuk memancing bola.
"Ambil kuncinya!" Seru yang lain, "Naik ke truk sekarang!"
"Kamu bisa meraihnya?!" Jun-hee sedang berusaha mengambil kunci mobil yang terjatuh di balik lemari.
Yeon-joo membantu Soon-yi dan Ju-young naik ke mobil. "Hei, Hee-rak. Kenapa kau diam saja?" Tanya Ju-young melihat Hee-rak masih mematung di tempatnya. Soon-yi juga memanggilnya dan menyuruh Hee-rak untuk segera naik.
Akhirnya Jun-Hee berhasil mengambil kunci mobil dan menyerahkannya kepada So-yoon. Yeong-shin dan Soo Chul membuka pintu garasi. "kami sudah siap semuanya!" teriak Chi-yeol setelah dua orang terakhir naik.
"Baiklah, jalan!"
"Bersiaplah. Pegangan yang erat!"
Mobil pun bergerak menjauhi rumah kontruksi. Setelah lumayan jauh, mob pun berhenti. Soon-yi terisak memanggil Jang-soo yang membuat semua orang menghela napas. Ju-young memalingkan wajahnya, berusaha untuk tidak menangis.
"Apa yang harus kita lakukan dengannya?"
"Dimana Hee-rak?" Tanya Tae-man baru menyadarinya. "Apa?" Yang lain juga kaget karena baru sadar jika Hee-rak menghilang.
"Apa mungkin dia," Tukas Jun-Hee menatap So-yoon dengan wajah cemas. "Sial, mengapa dia melakukannya?" Sahut So-yoon.
"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Chi-yeol kepada yang lain. "Bukankah kita harus menunggu mereka?" Ujar Soo Chul. Yeong-shin menggeleng, "Kita harus pergi sekarang. Tak bisa menunggu lagi."
"Apa?"
"Tapi,"
"Prioritas kita sekarang adalah So-yeon," tekan Yeong-shin. "Kita sudah memutuskannya, bukan?"
Mereka pun mengangguk pelan, walaupun dalam hati mereka setengah hati untuk bisa menerima keputusan Yeong-shin.
Tiba-tiba saja mereka mendengar suara teriakan. "Letnan Lee, di sana!" Semuanya menoleh, melihat Deok-jeong bersama Il-ha muncul tak jauh dari tempat mereka berada.
"Deok-jeong!" Seru Chi-yeol. Disusul dengan Letnan Lee, Bora, Na Ra, Yoo-jung, Ae-sol dan Hana.
"Teman-teman!" Yoo-jung berlari ke arah mereka. Tae-man dan Soo Chul berteriak kegirangan, sedangkan Soon-yi dan Jun-Hee menangis. Letnan Lee menatap mereka secara bergantian, "Kalian baik-baik saja?"
"So-yeon!" Seru Ju-young, "So-yeon terluka," menggenggam tangan temannya yang sudah pucat. Letnan Lee mengangguk. "Jang-soo dan Hee-rak," tambah Yeong-shin. "Mereka masih di sana!" Tunjuk nya ke arah jalan menuju rumah kontruksi. "ada satu bola yang mengejar kami,"
"Ambil posisi. Na ra dan Il-ha, ikut aku. Selebihnya bantu yang lain menuju truk!" Perintah Letnan Lee berjalan bersama Na Ra dan Il-ha di belakangnya.
Mereka pun turun dari mobil. Soon-yi memeluk Hana dan menangis. Bora dan So-yoon membantu Yeon-joo menurunkan So-yeon. Deok-jeong memukul pundak Chi-yeol dengan senang. Saat Ju-young baru saja turun, Seon-il menghampirinya dengan wajah cemas. "Kau baik-baik saja?" Seon-il menatap perban di kaki Ju-young, "Kau terluka,"
"Tidak. Aku baik-baik saja," gumam Ju-young menenangkan Seon-il. Ia memilih memalingkan wajahnya sekarang, jika tidak Seon-il akan bertanya-tanya alasan ia berkaca-kaca. Seon-il menepuk pelan bahu Ju-young lalu berjalan ke arah Yeong-shin, Tae-man dan Soo Chul berada. "Hei, kalian baik-baik saja?"
"Kita harus ke truk sekarang," ujar Yoo-jung setelah mengecek keadaan teman-temannya. Yoo-jung menghampiri Ju-young, "Kau terluka?"
"Aku baik-baik saja," jawab Ju-young berusaha menutupi matanya yang masih berkaca-kaca. Yoo-jung menariknya, "ayo!"
•••
Sesampainya mereka di dekat truk, Ju-young membantu Yeon-joo membawa So-yeon naik.
"Hei!" Teriak Tae-man yang membuat anak-anak menoleh ke arahnya, "Di sana!" Tunjuk nya kearah Letnan Lee muncul. "Itu Jang-soo!" Ju-young menoleh dengan cepat, melihat Jang-soo berjalan bersebelahan dengan Hee-rak.
Semua nya pun menjadi ricuh melihat kemunculan Jang-soo dan Hee-rak. Letnan Lee menyuruh mereka untuk segera naik ke truk tanpa membuang waktu lagi.
Truk pun mulai jalan setelah semua anak naik. Dalam perjalanan, mereka semua terlihat bahagia dan bercanda ria.
"Kupikir aku tidak akan pernah melihatmu lagi!"
Ju-young tersenyum saat menatap teman-temannya telah berkumpul. Ia duduk di sebelah Yoo-jung, melirik Seon-il yang ada di sebelah Ilha. "Untung saja kita berkumpul," kepada Yoo-jung yang mengangguk.
"Kami pikir kami kehilanganmu."
"jangan memancingku membahas itu. Kami hampir tidak bisa keluar." sombong Tae-man. Ilha juga tidak mau kalah, "Bukan begitu, Deok-jeong?"
"Itu luar biasa." Timpal Deok-jeong. "hei, kami butuh lebih dari tiga hari untuk bercerita tentang kisah kami." Sahut Hee-rak. Ju-young mendengus tersenyum, "Jang soo," panggil Hee-rak. "Apa aku salah?"
"Empat hari." Ujar Jang-soo memalingkan wajahnya, kelihatannya ia malu untuk mengungkapkannya. Membuat yang lain malah tertawa. "Itu sangat tak terduga." Dan bersorak memanggil Jang-soo dengan panggilan 'payah'
"Kamu sangat membosankan."
"Kau baik-baik saja?" tanya Yoo-jung menoleh kepada Ju-young. "Hm," yang segera menyender di bahu Yoo-jung, "aku baik-baik saja. Hanya mengantuk."
...
Mereka pun turun setelah truk berhenti. Jang-soo membantu Ju-young turun, Seon-il melirik ke arahnya yang membuat Tae-man menyikutnya. "Kau baik-baik saja?" tanya Jang-soo melihat betis Ju-young yang diperban. Ju-young mengangguk lalu melihat sekitarnya, "Ini tempat penampungan?" tanyanya kepada Yoo-jung. Letnan Lee muncul, menyuruh mereka untuk mengikutinya. Ju-young berjalan bersebelahan dengan Jun-hee yang begitu fokus mendengarkan penjelasan Ha na mengenai tempat tersebut.
Hee-rak berteriak, membuat yang lain menoleh. Sersan Kim berseru kegirangan melihat mereka datang telah datang. Ju-young bernapas dengan lega melihat Sersan Kim. Hee-rak dan Sersan Kim saling berpelukan. "Lihat siapa yang datang!" Mereka mengelilingi Sersan Kim yang menyambut mereka. "Aku bertambah tua setiap detik menunggu kalian." Gerutu Sersan Kim. "Kalian semua baik-baik saja?" yang segera diangguki oleh mereka.
"Young-soo!" panggil Soon-yi, yang lain menoleh dan melihat Young-soo. "Kalian kembali." Gumamnya. "Hei. Sepertinya kau tidak senang kami ada di sini." Tajam Il-ha, "dasar egois."
"Jika kita tidak kembali, dia akan merayakannya karena ada lebih sedikit pesaing."
Hee-rak menarik Ilha, berusaha menghentikannya. Sersan Kim pun menengahinya, "Young-soo," Sersan Kim berlari menghampiri Young-soo. "Kamu menyiapkan semua ini sendirian untuk teman-teman sekelasmu, kerja bagus."
"Young-soo juga mengkhawatirkan kalian. Jadi, jangan menyusahkannya." Ucap Sersan Kim. "Perhatian!" sersan Kim menghadap mereka semua, "Selamat karena kalian kembali dengan selamat. Ini tenda laki-laki dan ini tenda perempuan. Pergilah ke tenda kalian!"
"Kamu ingin kami beristirahat di sini?" protes Jun-hee, "Tapi kami nyaris mati dalam perjalanan ke sini."
"Kalian harus terbiasa. Siapa cepat, dia dapat. Ambil posisi!"
Mereka saling memandang satu sama lain. Yeong-shin berjalan duluan menuju tenda laki-laki. "Kau sangat licik!"
"Hei, terima saja." Tukas Ju-young memukul bahu Jun-hee lalu berjalan masuk ke tenda perempuan. Mereka pun berhamburan ke tenda untuk mengambil posisi. "Aku sangat ingin mandi. Mereka punya segalanya di sin."
"Bagaimana keadaanmu, So-yeon?" Ju-young dan yang lain menghampirinya. Ju-young mengelus bahu So-yeon yang sedang menyender di badan Bo-ra.
Next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Duty After School x reader
FanfictionKim Ju-young adalah murid kelas 3-2 yang tengah berjuang untuk mendapatkan penerimaan perguruan tinggi. Di saat yang sama militer mengeluarkan peraturan baru yang mewajibkan seluruh anak kelas 3 mengikuti pelatihan militer. Akan tetapi, sebuah peran...