.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Aku sayang kamu Ge, aku cinta sama kamu.. aku gak mau kehilangan kamu lagi..tolong kasih aku kesempatan... Gracia, i love u so much.... hiks.... aku janji bakal berubah, aku akan jadi Shani persi terbaik buat kamu dan anak kita...aku janji... hiks.... love u Ge... hikss...."
Ucap Shani disela isak tangisnya, tubuhnya sudah basah kuyup bersimbah darah. lengannya sudah menyilang ke belakang dengan borgolan yg mengunci. Gracia hanya bisa menggeleng rapuh tak mampu berucap, dipangkuannya ada Christy yg memeluk erat ketakutan dan sesegukan. Anak itu, nampaknya mengalami trauma dan syok berat setelah menyaksikan adegan sensitif yg tak sengaja terjadi tepat dihadapannya.
Rumah Shani sudah ramai dan dipasang garis polisi, kejadian yg sepertinya memakan korban jiwa itu segera diselidiki secara intens oleh pihak berwajib
Masih ada Jinan di sana sebagai saksi mata, ada juga pengasuh Christy yg ikut menyaksikan semua kejadiannya secara mendetail.
Gracia masih memeluk erat Christy yg nampak mencari perlindungan karena ketakutan. para aparat dan tenaga medis berlalu lalang mengamankan TKP dan membawa korban ke ambulance menuju Rumah sakit untuk segera di autopsi.
Kebetulan, orang tua Shani sedang berada di luar kota karena uruan bisnis.
"Mari ikut kami.. kita selesaikan ini di kantor saja" Ucap salah satu polisi yg bertugas menangani, lalu segera membawa Shani yg sudah diborgol itu pergi dari sana
"Ayok Gre" Jinan datang menghampiri Gracia lalu menariknya pelan menuju mobil, Jinan juga mengajak pengasuhnya Christy untuk ikut bersamanya
Di mobil,
"Kita ke kantor polisi dulu buat selesaikan ini, gue udah telfon Cindy untuk stanby di Rs..Anin sama Marsha juga udah gue kabarin.." Ucap Jinan lalu hanya dijawab deheman oleh Gracia
Gracia terus memeluk dan menciumi kepala anak kecil dipangkuannya, menyalurkan rasa nyaman dan hangat agar anak itu tenang.
Memorinya masih berputar pada kejadian beberapa menit lalu di kediaman Shani, tragedi yg amat mengerikan itu kenapa harus seorang anak sekecil Christy yg menyaksikannya secara langsung.
Gracia nyeri dan sesak membayangkannya
flashback
"Shani jangan gilaaaa" Teriak Gracia namun Shani tetap tak bergeming
Christy semakin menjerit histeris, bahkan suaranya semakin lenyap disela nafas yg tersengal karena syok namun sangat disayangkan anak itu hanya mampu menjerit dan menangis karena masih belum dapat berbicara.
"Shani plis jangan..." Gracia semakin panik, namun Shani masih tak bergeming
semakin dalam ditodongkannya pistol itu di kening Chika sampai meninggalkan bekas kemerahan
"Gara2 dia hidup aku jadi hancur, gara2 dia aku kehilangan kamu dan anak aku... semua gara2 perempuan iblis ini Ge.." Teriak Shani amat frustasi
"Noo... noooo... jangan Shan" Gracia menggeleng cepat, lalu melangkah mendekati Shani
Dipeluknya Shani olehnya dari belakang dengan pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
RED PEAR
Random"Kamu tau apa yg lebih sepi dari sendiri? Bersama tapi ia tak melihatmu!", - Gracia Shania