24 pear

2.7K 243 10
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




Shani dengan tergesa melangkah pasti seraya terus mengecek jam di pergelangan tangannya, mencoba menetralkan nafasnya yg memburu





"huh... huuh....... jakarta emang gak ada lawan kalo soal macet, gak ngerti lagi" Gerutunya sambil terus melangkah cepat

"kek baru aja tinggal di jakarta, dah gak lazim ci kalo jam2 pulang kerja kayagini apalagi" Itu Marsha, setelah berkunjung ke kantor Shani guna mengajukan diri untuk magang disana, ia ikut sang kakak pulang karena ingin bertemu dengan sahabat karibnya, Gracia.









"Papa!" Azizi yg sudah standby menunggu kedatangan papanya itu didepan kelas sambil mengais tas punggungnya didepan dada




"Hai... maaf ya, macet banget tadi sayaaang.. sini kiss dulu" Shani berusaha berjongkok guna menyamakan posisinya dengan sang anak, Zee nampak meleos menghindari kecupan dari Shani dengan sinis







"Kenapa lagi siih hm?" Tanya Shani dengan sabar, anak itu nampak semakin memicingkan matanya dengan sangar





"papa ga sadal sama kesalahan papa ha?" Jawabnya dengan tegas, Shani hanya menggidikkan bahunya tak tau

"Papa telat lagi hemput aku! aku malah sama papa!" anak itu semakin murka dan memalingkan wajahnya tak mau menatap Shani, sementara Shani hanya mengedipkan matanya beberapa kali keheranan






"Telat?....... 5 menit doang Zee.. papa masih salah juga?" Argumen Shani setelah melihat kembali arlojinya, memastikan bahwa ia memang tak melakukan kesalahan sefatal itu










"Tetep aja papa telat! hm" Anak itu semakin membuang muka dari papanya


"Hpppptttttt......" Itu Marsha yg tak kuasa menahan tawanya, rasanya ia ingin terbahak dengan kencang sekarang juga namun sebelum sempat melakukan itu tatapan Shani padanya sudah lebih dulu membungkam dengan paksa








"Yauda iya maaf, papa telat lagi maafin papa yaa" Rayu Shani, dengan pelan ia berusaha meraih tangan anaknya namun sukses di tepis kasar oleh siempunya






"Dahlah... malazzz ako sama papa" Ucap Zee lalu melangkah pergi begitu saja mendahului Shani dan Marshaa

"Buahahahhahahaaaaakkk" Akhirnya tawa Marsha pecah begitu saja, terlihat Shani menarik nafasnya dengan berat disana

"Cici percaya kan sekarang kalo karma itu real?" Tanya marsha sambil masih terkekeh pelan, Shani hanya menyipit tajam, ia faham maksud adiknya itu namun enggan untuk menjawabnya,ia lalu ikut melangkah pergi juga dari tempat itu





"Hhhpppppttt.........jadi gimana ci rasanya? karma dibayar langsung sama anak sendiri? kekekke...."Marsha tak hentinya terkekeh seraya menyusul langkah Shani

"dulu galak sih sama emaknya, jadi sekarang dibales sama anaknya kekkekke" manusia itu masih belum berhenti juga menjahili sang kakak namun tak ada respon apapun dari Shani, tapi jangan salah dalam hatinya juga pasti Shani berkecamuk membenarkan ucapan sang adik bukan? wkwk
















____










"maaa.... mamaaaa........ maaa......." sesampainya di rumah, Zee masuk dan segera berteriak mencari Gracia. ia berjalan ke arah dapur dan menemukan mamanya sedang menemani Christy makan dimeja makan sana


"Mamaaa" Teriaknya lagi lalu mendekat pada Gracia, Shani dan Marsha menyusul dibelakangnya




"Mampus.. dia pasti ngadu" Ucap Shani dalam hatinya, sekarang kening dan telapak tangannya sudah berkeringat dingin


RED PEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang