.
.
.
.
.
.
.
.
.
.jam menunjukkan pukul 01:40 dini hari, Si Shani2 itu rupanya sedang membelot ke kediaman tetangga, tak lain dan tak bukan adalah Jinan, Si sohib karib parter ribut eperiwer
"Anak sekecil itu Shan... anak sekecil itu! ngapain lo masukin sekolah? emang ya! gini nih, kalo punya akal tapi gak sehat!... ckckckk" Jinan terus menggerutu penuh penekanan seraya memijat keningnya pelan
"Bukan gue yg mau" Ucap Shani pelan seraya menunduk, ikut pusing juga memikirkan keinginan si penerus tahta yg satu itu
Bagaimana tidak, sepulang dari survey kebun binatang waktu itu, sehabis dimandikan oleh Shani secara bar2 kemarin itu. Azizi menggencarkan aksi mogok makannya lantaran kekeuh mau masuk sekolah bimba. hal itu membuat si mamah mudah pusing tujuh keliling dan berujung mencak2 pada Shani sang pencetus ide 'masuk bimba aja' untuk bertanggung jawab merealisasikan gagasannya.
"Dahlah... gak ngerti lagi gue sama gaya hidop anak lo Shan... serahdah, itu daftar sekolah2 bimba paling bagus... urusan lo dah mau lo masukin kemana itu anak" Jinan mendorong kasar map merah yg sejak tadi tergeletak dimeja
"Ck... ini doang? kenapa lawan arah semua si dari kantor? gue nanti nungguinnya gimana? mana Gracia ogah ikut nemenin lagi, gue mau pake Nany aja dia gamau" Shani mulai frustasi tahap awal, inget. masih tahap awal!
"hufft,... ini paling deket, lo anterin nah nanti begitu selesai pembelajaran baru lo jemput lagi... jangan di tungguin, orang2 juga gitu kok Shan.. jaman sekarang sekolahan basis internasional gini keamanannya ketat" Jinan menunjuk pada satu lembar kertas
"Repot nan... Tetep repot.... Anak gue bawel, dia juga diumuran segitu tua banget sumpah pemahamannya...gue takutnya dia so banget inisiatif pulang sendiri kalo2 gue telat jemput, ini dari kentor lumayan jauh Nan.." Shani masih lemah lesu letih
"Ya lo jangan sampe telat jemput, Lo planing waktunya, jam2 dia masuk dan pulang sekolah.. bisa kok Shan... daripada...." Jinan menggantungkan kalimatnya, kerlingan mata Shani menghunus menatapnya lalu Jinan mengusap tengkuknya asal
"Daripada lo di amuk Gracia karena anak lo gak mau makan?"
Shani memutar bola matanya malas, Omongan Jinan tak sepenuhnya salah. kalo Shani tak segera mendaftarkan Zee ke sekolah, Gracia akan semakin ngamuk dan tak mengijinkannya menginjakkan kaki dirumah, Mengingat bahkan beberapa jam yg lalu Shani baru saja di usir secara paksa dari apartemen miliknya! lantaran tak kunjung bisa membujuk si buah hati untuk makan.
"Keluar! balik kalo udah nemu ide cemerlang buat bujuk anaknya makan!"
kalimat terakhir Gracia saat mendorong Shani keluar dan berujung ia luntang-lantung di lorong apartemen dengan kaos oblong celana jeans pendek tanpa alas kaki, sungguh miris. untung saja Jinan mau menampungnya. iyyuh
Kata2 terakhir Gracia masih terngiang dikepala Shani, kali ini frustasinya mulai ke tahap akut. yok semangat Shan hahaha
__
Shani kembali pukul 05:00 ke apartemennya, setelah menimbang dan memilah keputusannya mantap untuk mendaftarkan Zee ke sekolah bimba internasional yg Jinan sarankan, untuk efek samping dan hal2 yg akan terjadi nantinya diluar kendali. Shani sudah legowo menerimanya. bahkan ia sudah siap antar jemput anaknya tepat waktu meski jarak dari apartemen ke office dan ke sekolahan Zee nantinya saling berlawanan arah. its ok, asal si anak mau makan dan ibu negara gak misuh2 lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RED PEAR
Random"Kamu tau apa yg lebih sepi dari sendiri? Bersama tapi ia tak melihatmu!", - Gracia Shania