.
.
.
.
.
.
.
.
.
.2 minggu berlalu setelah Shani dan Gracia mencetak kenangan dosa terakhir mereka bersama, bagi Shani semuanya terlalu berat dan menyesakkan
Dimana ia harus dengan lapang dada menerima kenyataan bahwa Gracia bukan lagi miliknya, bahwa Gracia sekarang bukan lagi gadis penurut yg akan memenuhi semua keinginan Shani dan selalu berada disampingnya dalam keadaan apapun
Sebuah kenyataan yg berat diterima, Shani menyesal. amat sangat menyesali. mengapa dengan bodohnya ia melepaskan Gracia yg bahkan tengah mengandung darah dagingnya kala itu. mengapa bisa Shani tak menyadari bahwa didalam perut Gadis mungil itu ada bayi kecil hasil karyanya, pemberian tuhan yg ia sia2kan begitu saja!
Tak habis fikir, Braga Shani kamu goblok sekali.
"Ci.. Gracia udah bahagia sama pendampingnya yg sekarang... udah ya nak" Veranda mengusap bahu anaknya yg sedang bersandar di kursi goyang diteras balkon kamarnya
Ya,Shani sudah menceritakan nasib buruknya itu pada sang mami, dan semenjak itu. Shani tak henti meratapi nasibnya dan tak mau keluar kamar, ia hanya duduk melamun dan tak berinteraksi dengan siapapun. Terkadang ia menangis dan meminum banyak alkohol dikamarnya sendirian. meskipun tak melakukan hal2 nekat diluar nalar lainnya, tetap saja itu membuat Veranda dan Tama khawatir bukan main
Pasalnya, Shani bahkan enggan mengurusi pekerjaan kantornya dan mangkir selama 2 minggu ini, dia benar2 hanya mengurung diri dikamar dan menangis semalaman.
"Cici.....udah ya, ayok kebawah kita makan malam sama2 lagi yuk? mami udah siapin makanan kesukaan Cici" Veranda masih berusaha membujuk anak sulungnya itu dengan sabar
Shani melirik sekilas dan menghembuskan nafas kasar, ia menelakat Veranda dengan lamat
"Ini semua salah mami....." Ucapnya lalu menyeringai jahat
Veranda kaget mendengarnya, ia lalu menaikkan kedua alisnya keheranan
"Kalo waktu itu mami gak minta Shani buat lepasin Gracia... Mungkin sampe sekarang Gracia masih disini.... kalo aja mami gak maksa Shani terus buat cari cewek lain, Anak Shani gak akan lahir tanpa ayah!" Teriak Shani penuh dendam dikalimat terakhirnya, matanya memerah dan menampung air yg siap menetes sekali saja berkedip
" Shan... " Veranda memegang dadanya kaget, Baru kali ini Shani meneriakinya seperti ini
" Hikkks..... mami..... gara2 mami Shani jadi tega buat lepasin Gracia waktu itu, Karena ucapan mami Shani jadi berfikir mungkin itu yg terbaik buat Gracia..... semua karena mami! Shani kehilangan Gracia dan Anak kandung Shani.... hiks...... mami jahat.... hikss"
Veranda menegang ditempat mendengar semua penuturan anaknya, sesekali ia meremas kuat dadanya yg terasa nyeri karena sentakan tak terduga dari anaknya itu
"mami jahat.... hiks...... Shani benci sama mami...."
Shani menangis, lagi? ia luluh lantah ke lantai dan duduk merengkuh kedua lututnya meratapi semua hal yg telah ter jadi
Veranda amat nyeri menyaksikan kerapuhan sang anak seperti ini, ia tak marah meski dijadikan pelampiasan oleh anak sulungnya itu. iya, Veranda mengerti, semua hal yg diucapkannya tadi tak lain hanya sebagai kalimat penenang akan penyesalan Shani saja. hanya seperempat obat kuat agar Shani tak begitu merasa bersalah dengan menyalahkan Veranda atas kekacauan yg terjadi dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RED PEAR
Random"Kamu tau apa yg lebih sepi dari sendiri? Bersama tapi ia tak melihatmu!", - Gracia Shania