.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Senja menjelang petang, semburat orange jingga dikubu langit selatan kali ini mendukung rintik air hujan mendarat dengan selamat pada kelakar rumpun yg mengering sejak kemarin sore
Tak sering namun juga terbilang sudah beberapa kali derasnya mengguyur suasana hiruk pikuk kepadatan ibu kota yg tuah akan hidrasi, menyinggung sebagian langkah umat manusia yg terpaksa berkegiatan meski terhambat lirih genang sang deras.
Sore itu, seorang wanita berseragam putih abu2 lengkap dengan dasi yg masih mengikat rapi di bagian leher jenjangnya, menunduk menatap ayunan kakinya yg mulai kebas karena sempat terendam luapan air hujan yg menggenang sepanjang jalan menuju halte bus dimana ia tengah terduduk saat ini.
Sedikit celingukan karena khawatir disekitarnya tak ada insan lain yg berlalu lalang lagi, hanya ada ia dan beberapa cemasnya yg hinggap disana.
Menunggu memang menyebalkan, namun ia tak ada pilihan lain.
Lelah tak kunjung usai penantiannya terhadap seseorang yg katanya 'iya' akan menjemputnya. namun nyatanya sejak ia terduduk dari 2 setengah jam lalu pun manusia itu tak kunjung menunjukkan tanda2 kedatangannya.
Bukan tak bisa berinisiatif, untuk memilih pulang sendiri dengan angkutan umum atau memesan ojek online. toh sekarang juga ia berada di halte untuk antisipasi. namun, mengambil keputusan sepihak bukan jalan yg tepat sepertinya. ia segan, tau pasti watak dan karakter seseorang yg ia tunggu itu bagaimana. diam dan menurut adalah jalan yg terbaik yg bisa ia ambil saat ini, Oh tidak.. bukan hanya saat ini, tapi memang harus selalu begitu setiap saat!
Gracia Shania Ananta, Gadis berumur 16thn itu tengah duduk di bangku kelas 11 Sekolah menengah atas (SMA). Hidup dengan serba keterbatasan setelah kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan 2thn lalu, Gracia yg sebatang kara menaruh nasib berbekal berani di ibu kota yg kejam ini.
Drrrttt
ponselnya berdering, sontak ia dengan semangat empat lapan mengangkat telfon dari seseorang itu
'klik
"Yaa halooo."
"....."
"Kenapa baru bilang.. aku udah nungguin di halte dari jam 3 loh"
"...."
"Yauda"
' tuuuut
Panggilan itu berakhir, Gracia menarik lemah ponsel itu dari kupingnya. Matanya memburam, bibirnya menyungging lengkung
"Huuf.... semangat Ge... memang dia selalu seperti ini kan? gak pernah bisa dipegang omongannya" Gracia bermonolog sendiri, lalu setelahnya terkekeh penuh luka
_____
Semakin malam, hujan turun semakin deras membasahi seluruh permukaan bumi bagian selatan ibu kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
RED PEAR
De Todo"Kamu tau apa yg lebih sepi dari sendiri? Bersama tapi ia tak melihatmu!", - Gracia Shania