"Aku pergi dulu, bun" pamit Junkyu.
Mau kemana?
Hehe.
Nyamperin Haruto.
Tadi si Yoshi, temannya. Ngabarin kalau liat Haruto lagi tiduran dibangku depan toserba dekat rumahnya.
Junkyu yang niatnya mau belajar jadi tertunda. Cowok itu ambil hoodie dan langsung capcus.
Bawa motor kok. Engga yang lari.
10 menit berlalu. Junkyu sampai.
Junkyu markirin motor dan langsung jalan cepat ke bangku.
Disana ada cowok yang lagi nelungkupin kepalanya diatas meja. Ada bekas ramen instan juga minuman bersoda.
Junkyu terdiam beberapa saat. Haruskah dia mendekat? Bukan karena Junkyu takut salah orang, udah pasti itu Haruto. Cuma apa Junkyu bakal ngeganggu Haruto atau engga?
Kayaknya lagi berantakan banget tuh anaknya.
Tapiii, bodoamatlah.
Junkyu akan mengejar Haruto tanpa rem dan ugal-ugalan.
"Ruto" panggil Junkyu.
Dan,
Langkah Junkyu kembali terhenti pas Haruto ngangkat kepalanya. Negakin badan.
Muka Haruto punya beberapa lebam.
Haruto juga terdiam. Dia natap mata Junkyu, mencoba menebak apa yang ada dipikiran cowok manis itu tentang dia yang malam-malam keluyuran dengan keadaan babak belur.
Ngga ada pergerakan dari Junkyu. Ngebuat Haruto mendecih dan akan kembali nelungkupin kepalanya diatas meja.
Tapi,
"Obatin dulu lukanya"
Tangan Junkyu jadi penghalang biar jidat paripurna Haruto ngga langsung tabrakan sama meja.
Tangan Junkyu bergerak jauhin kepala Haruto dari meja. Kemudian jemari lentiknya perlahan mengusap area muka Haruto yang lebam.
Haruto diam.
Antara deg-degan sama canggung.
Soalnya baru pertama kali ada yang nyentuh mukanya seintim Junkyu.
Jeongwoo sama Asahi ngga pernah?
Enggalah, gila. Najis.
Junkyu ngehela nafas, "Diem disini bentar. Gue beli obat"
Haruto diam. Ngga jawab, ngga ngangguk.
Ngebuat Junkyu kesal dan berakhir,
"Aduh! Jangan dipencet" erang Haruto karena Junkyu nekan ibu jarinya di luka lebamnya.
Junkyu ketawa pelan, "Makanya kalau ditanya jawab. Punya mulutkan?"
Punya mulut?
Dejavu.
Haruto lantas menurunkan pandangannya. Raut mukanya jadi suram keinget sikap abangnya.
Junkyu yang peka langsung ngejauhin tangannya dari muka Haruto. Berganti dengan ngedeketin mukanya sendiri.
"Hei" lirih Junkyu.
Haruto masih diam dan enggan naikin pandangannya.
"Jangan sedih terus. Bentar lagi gue obatin lukanya" kata Junkyu.
Haruto menggeleng pelan, "Ngga perlu. Sakitnya ngga bakal ilang"
Junkyu ngernyitin dahinya. Mencoba memahami perkataan Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetness
Fanfiction"Anything for you, babe" -Haruto "Ngga makasih. Gue udah kaya" -Junkyu