"Kalo ada apa-apa itu ngabarin dong, Ru" kata Junkyu.
Setelah seminggu tanpa bertemu dengan benar akhirnya sekarang baru bisa. Haruto yang lebih dulu menjemput Junkyu dikelasnya.
Besok sabtu, jadwalnya Haruto nginep di rumah Junkyu.
"Ya maaf, kak. Namanya sibuk jadi ngga sempet pegang hp" kata Haruto dengan merangkul Junkyu.
"Bodoamat, minimal kabarin gue. Tinggal ketik 'gue lagi sibuk', terus lo singkat pake ketikan alay juga gue terima, Ruto" kesal Junkyu. Ini masih ngebahas masalah yang waktu itu.
"Engga lucu banget sumpah gue tau lo ngga masuk tapi dari Jeongwoo"
"Pacar lo itu gue apa Jeongwoo?"
Haruto tertawa kemudian menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Sepi.
Cup!
"Iya sayang. Maaf, ngga begitu lagi" kata Haruto setelah mengecup pipi Junkyu. Sampai, Haruto sadar sesuatu.
"Loh pipi gembulnya kemana? Kok kurusan?"
Junkyu kurusan.
Junkyu tau dan sadar itu. Junkyu cuma senyum dan gelengin kepalanya.
"Sore ini senggang atau langsung ke Bang Hiko?" tanya Junkyu saat keduanya udah sampai diparkiran.
"Senggang, tapi abis ini mau ada urusan sebentar. Malemnya baru kerumah lo. Nggapapa?" kata Haruto dengan nganter Junkyu ke motor Junkyu. Mereka tadi engga berangkat bareng jadi bawa motor masing-masing.
"Aman"
Junkyu naik ke motor scoopy kuning kesayangannya.
Haruto berdiri disamping motor Junkyu, ngeliatin Junkyu lagi ngeluarin kunci dan pakai helmnya.
Tapi pergerakan tangannya Junkyu terhenti. Mata Junkyu menyipit karena sinar matahari sore yang langsung kearahnya. Haruto perlahan bergerak kesamping sedikit buat ngeblok cahaya matahari itu.
Junkyu mendongakan kepalanya. Menatap Haruto yang berdiri menjulang disampingnya.
Ada atau tanpa bantuan cahaya matahari sekalipun, Haruto itu udah indah. Pada dasarnya Haruto adalah sempurna. Mata Junkyu perlahan menelusuri setiap sudut wajah Haruto. Dari rambutnya yang kecoklatan, matanya, hidungnya hingga bibirnya. Tanpa perlu menutupi rasa kekagumannya, Junkyu menatap dengan memuja paras pacarnya.
Haruto tersenyum dan memajukan wajahnya.
"Ayo pulang dulu, liatinnya nanti lagi" kata Haruto dengan tersenyum persis didepan wajah Junkyu.
Junkyu masih diam. Matanya tidak gentar pada tatapan intens yang diberikan oleh Haruto.
Mata bulat Junkyu dengan ketulusan tiada batasnya.
"Ayo pulang kerumah, Ruto"
Haruto tertegun mendengar perkataan lembut milik Junkyu. Hangat dan nyaman.
Bahkan mata Junkyu benar-benar berkali-kali lipat lebih indah saat ini. Tapi apakah biasanya emang gitu? Atau Haruto yang baru sadar?
Junkyu menepuk Haruto pelan, "Minggir, mau pakai helm".Haruto tersadar dan kembali menegakan tubuhnya.
"Eh makan di angkringan dulu mau? Kalo lo ada ngga keburu"
. . . . .
"Nggapapa kita makan? Ntar malem makan lagi emang kuat, kak?" tanya Haruto karena dia tau, bunda pasti masak atau beli makan malam nanti.
Junkyu ketawa pelan, "Ya kuatlah, orang cuma makan sepiring lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetness
Fanfiction"Anything for you, babe" -Haruto "Ngga makasih. Gue udah kaya" -Junkyu