4

1.1K 138 20
                                    

Jam 11 malam.

Setelah makan dan ngobrol dengan Bunda, Ayah dan juga Kim Doyoung si remaja tengil akhirnya Haruto bisa istirahat sekarang.

Haruto duduk dipinggir tempat tidur sambil senyum tipis. Rasanya kok bisa sesenang ini ya?

Padahal cuma makan bareng, ngobrol bareng. Tapi kaya ada rasa lega dihati Haruto.

"Senyum terus jangan sampai kendor, bang" kata Junkyu pas masuk ke kamarnya.

Iya. Jadi Haruto tidur dikamar Junkyu.

Ya mau gimana lagi, kunci kamar tamunya lupa naruh. Biasa si Bunda.

Haruto natap Junkyu masih dengan senyumnya, "Hehe"

Udah gitu doang.

Junkyu mau ngga mau ketawa geli.

"Gimana tuh luka? Aman?"

Haruto ngangguk semangat, "Aman banget, ya meskipun tadi perih banget nih bibir kena sambel. Tapi selebihnya oke" kata Haruto dengan ngacungin ibu jarinya.

Junkyu ngangguk pelan dan duduk disebelah Haruto. Keduanya diam untuk beberapa saat.

Sampai Haruto yang lebih dulu menyenggol lengan Junkyu.

"Heh, Junkyu" panggilnya.

Junkyu ngelirik sekilas, "Apaan?"

"Makasih ya" kata Haruto.

Dan kali ini keduanya saling bertatapan.

Haruto juga nampilin senyum tulusnya. Senyum yang jarang dia tunjukin.

"Belum kenal sebulan aja, lo udah bisa bikin gue sesenang ini"

"Kek ngefly gitu"

"Maklumlah, anak yatim piatu. Terus ketemu lo dan diajak join sama keluarga cemara lo"

"Duh senangnya dalam hati" kata Haruto dengan nada riangnya.

Junkyu diam kemudian, "Senangnya dalam hati bila beristri dua~"

"Ah lo mah"

Dan keduanya kemudian ketawa.

"Mau join keluarga cemara dalam jangka panjang ngga, Ru?"

"Mumpung lagi promo. Ngga gue tagih pajak pendaftaran" canda Junkyu yang sebenarnya berisi kata-kata tulus dan seriusnya.

Haruto natap Junkyu dan kemudian liat ke kaki keduanya yang ada diatas lantai.

Ya masa di atas atap.

Kaki Haruto menyenggol kaki Junkyu pelan, "Jangan gitu dong. Ntar gue pengin join beneran gimana?"

"Gue ngajak emang tujuannya biar lo join" balas Junkyu dengan deketin duduknya.

Lengan keduanya bersentuhan.

Ngebuat Junkyu dengan mudah nyandarin kepalanya ke bahu Haruto.

"Tapi gue ntar cuma jadi beban buat hidup lo. Gue bakal banyak ngeluh, ngerepotin, ngga berguna" lirih Haruto.

Junkyu mendecih, "Menye-menye amat, Ru. Biasanya juga ngereog ponorogo sama Jeongwoo"

Haruto mendorong kepala Junkyu dengan bahunya, "Junkyu, gue serius"

"Ayo aja mah gue kalo mau diseriusin ke jenjang yang lebih intim" balas Junkyu. Ngebuat Haruto ngelirik sinis.

Haruto yang mulai kesal kemudian ngerebahin dirinya ditempat tidur. Junkyu si tengil juga ikutan.

Dia narik tangan Haruto buat jadi bantalnya.

"Capek gue ngomong cinta ke lo tiap hari. Lo-nya ngga percaya mulu"

SweetnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang