Junkyu dimana? Junkyu kemana?
Haruto kalang kabut saat sejak kemarin malem Junkyu sama sekali ngga bisa dihubungi.
Setidaknya, Haruto tenang kalau ada temennya atau Doyoung yang tau keberadaan Junkyu. Masalahnya ngga ada yang tau.
Terakhir kali Doyoung liat itu kemaren sore. Yang katanya Junkyu ijin mau pergi kerumah temennya.
Tapi temen yang mana?
"Bunda kemana emang?" tanya Haruto yang emang udah satu jam ini ada dirumah Junkyu. Lagi. Karena tadi siang pun dia udah kesini buat nyari Junkyu.
Doyoung datang dengan es coklatnya, "Biasalah, kerumah nenek. Katanya lagi ada acara"
"Lo ngga ikut?"
Doyoung menggeleng, "Dari keluarga ayah kandung. Ngga sreg gue, bang"
Haruto diam. Dia tau dan paham seberapa tidak akur kakak adik itu sama keluarga mendiang ayah kandungnya. Meskipun sekarang yang terkesan masih terlalu ngga suka itu Doyoung. Ya maklum anak bungsu. Dendamnya emang susah hilang.
Haruto cuma menatap lurus kearah halaman rumah. Keduanya ada diteras dengan menatap lalu lalang kendaraan yang masih lewat. Malam semakin larut, apa Junkyu ngga pulang lagi?
"Bang, udahlah. Kak Junkyu nanti juga pulang. Lo pulang aja, keliatan capek banget tuh muka" kata Doyoung. Yang udah satu jam pula nemenin Haruto duduk dikursi teras ini.
Haruto meremat jemarinya, "Doy"
Doyoung berdehem.
"Gue sayang banget sama kakak lo"
Doyoung mengangguk.
"Junkyu. Dia punya gue"
Dan kali ini Doyoung ngga mengangguk. Cowok itu menoleh dan naruh atensinya secara penuh ke Haruto yang masih menatap lurus ke jalanan.
Meskipun,
Meskipun Doyoung ngga bisa ngeliat dengan jelas emosi dimata Haruto tapi dengan rahang yang terus mengeras dan rematan tangan itu ngebuat Doyoung mulai berpikir lebih dari biasanya.
"Bang" lirih Doyoung.
Barulah Haruto menoleh. Cowok itu tersenyum dan bangkit, "Gih, masuk. Gue balik"
Doyoung ngga menjawab. Ada sesuatu yang tercekat ditenggorokannya.
"Kalo ada butuh apa-apa, langsung telfon gue aja" kata Haruto dengan memakai jaketnya dan mulai pergi menuju motornya.
Doyoung cuma bisa natap Haruto yang beberapa saat kemudian pergi. Benar-benar pergi.
.
.
.
23.00
Tepat pukul 11 malam Haruto mendapat pesan.
Senyum merekah saat Haruto tau siapa yang ngirim pesan ke dia.
Kim Junkyu. Junkyu akhirnya ngasih kabar.
'Jemput gue di XXX'
Begitu isi pesannya.
Haruto mengernyitkan dahinya saat membaca pesan itu. Ada rasa ngga suka juga takut dalam diri Haruto. Tapi dia bisa apa selain nurutin kemauan Junkyu?
20 menit, engga. Cukup 15 menit Haruto sampai ditempat yang diminta Junkyu.
Dengan langkah sedikit berat, Haruto masuk. Pandangannya mengedar pada orang-orang yang berlalu lalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetness
Fanfiction"Anything for you, babe" -Haruto "Ngga makasih. Gue udah kaya" -Junkyu