Semenjak hari itu, Haruto benar-benar mencoba sebisanya buat ngebantu abangnya. Pulang sekolah langsung ke perusahaan. Pas dirumah pun hampir ngga lepas dengan dokumen dan email klien.
Meskipun keteteran. Lagipula siapa yang ngga keteteran? Haruto yang selama ini engga mengenal sedikit pun masalah perusahaan. Sekarang harus jadi peran utama menggantikan abangnya.
Malam ini Haruto berniat tidur lebih dulu. Udah jam 11 sih tapi setidaknya ngga tidur jam 3 pagi.
Baru aja mau tidur, kalau engga ponselnya berdering.
Ahh, kesayangannya telfon.
"Rutoooo, laper"
Haruto senyum. Bahkan Haruto belum sempet menyapa tapi suara khas milik Junkyu udah lebih dulu.
"Kesayangannya Haruto laper? Mau makan apa?"
"Sate kambing. Gas?"
"Otw, kak"
30 menit kemudian.
Junkyu menghentikan pergerakan tangannya yang mau pakai helm. Cowok itu natap muka Haruto yang baru keliatan setelah kaca helm-nya dibuka.
"Sate tempat biasa?" tanya Haruto sambil ngecek ponselnya. Ada pesan masuk tadi.
Junkyu masih diam. Ia lebih milih buat merhatiin kegiatan Haruto yang tengah sibuk sama ponselnya dan dahi yang terus mengerut.
"Anjing" umpat Haruto sebelum mengirimkan pesan dan nyimpen ponselnya disaku celana.
"Eh, mau makan apa kak?" tanya Haruto. Mengulang pertanyaan?
Junkyu menghela nafas. Kemudian jemarinya meraih dagu Haruto dan diusapnya.
"Kalo batal pergi aja gimana?" tanya Junkyu.
Haruto bingung, "Lah katanya laper? Ngga jadi makan?"
Junkyu menggelengkan kepalanya, "Makan dirumah aja. Bikin mie telur, mau ngga?"
Ahhh.
Haruto ngangguk dan senyum.
. . . . .
"Kak, jangan pake sayur dong" keluh Haruto pas liat Junkyu ngeluarin sayur hijau buat campuran mie-nya.
"Biar sehat"
"Mau dicampur vitamin pun, kalo yang namanya mie itu ngga sehat. Udah makan sampah-sampahan aja kita" kata Haruto dengan mendekat dan ngambil sayur itu. Dibalikin lagi ke kulkas.
Makan sampah-sampahan : makan ngga sehat.
Haruto's dictionary.
Junkyu mendecih, "Udah makannya banyak, ngga suka sayur pula. Malu sama anak SD"
Haruto menyenggol lengan Junkyu, "Ngga ada hubungannya kali, yang" kata Haruto kembali duduk dikursi meja makan.
Bunda ayah kemana?
Ayah kerja. Balik akhir bulan.
Bunda? Ada liburan ibu-ibu satu komplek ke Bali
Ah, si kecil Kim Doyoung? Ada tuh dikamar.
Setelahnya diisi sama obrolan ringan Haruto sama Junkyu.
"Kepala gue berasa mau pecah" keluh Haruto. Junkyu ketawa pelan dengan ngasih semangkuk mie telur yang udah jadi.
"Maklum sih gue. Otak lo mana pernah dipake mikir?"
"Sekalinya mikir langsung buat harapan masa depan dunia" kata Junkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetness
Fanfiction"Anything for you, babe" -Haruto "Ngga makasih. Gue udah kaya" -Junkyu