15

901 116 50
                                    

"Kalian pacaran, kak?"

Kak Hana terdiam untuk beberapa saat sebelum tersenyum, "Kita-"

"Junkyu?"

Junkyu melirik kearah belakang Kak Hana. Disana ada Haruto dengan rambut basahnya tengah berdiri.

Haruto langsung berjalan mendekat, "Lo disini?"

Junkyu menatap Haruto dengan diam. Junkyu terpaku. Wajah yang tiga hari ini selalu menampakan raut kesal sekarang berganti dengan raut wajah baik-baik saja.

"Gue nganterin titipan bunda buat lo" kata Junkyu dengan nunjuk dua kotak berisi lauk.

"Oh, astaga. Junkyu maaf. Kakak ngga merhatiin kalo kamu bawa ini"

Junkyu cuma ngelirik Kak Hana sekilas.

"Ini kakak bawa masuk ya. Makasih Junkyu"

Kak Hana ngambil dua kotak itu dan saat melewati Haruto.

"Rambutnya dikeringin yang bener, nanti masuk angin" jemari lentik Kak Hana menyentuh ujung rambut Haruto yang masih basah.

Hal itu ngga luput dari pandangan Junkyu. Dan saat itu juga pertahan Junkyu untuk tetap tenang dan merasa semua akan berakhir dengan baik seketika sirna.

Setelah Kak Hana pergi,

"Ayo ngobrol diluar" Haruto ngelewati Junkyu.

Junkyu mengikutinya dengan diam. Dan saat keduanya udah ada dihalaman depan. 

"Tau dari mana alamat rumah gue?" tanya Haruto. Junkyu merhatiin nada bicara Haruto yang udah biasa aja.

Beda banget sama yang terakhir kali dia dengar.

"Jeongwoo"

Haruto mengangguk. Keduanya terdiam. Junkyu udah ngga punya apapun buat dikatakan. Atau lebih tepatnya Junkyu kehilangan kata-katanya.

"Junkyu. Kak Hana disini bantuin gue buat ngerjain beberapa laporan dan ninjau anggaran"

"Abis ini dia balik kok"

Junkyu mengangguk pelan. Sampai Haruto mendekat, "Gue anter pulang ya" katanya.

Junkyu masih diam. Matanya memandang tangan Haruto yang masih setia disamping badan cowok itu.

Ngga ada keinginan buat ngusap kepala Junkyu-kah?

Akhirnya Junkyu-lah yang berniat buat bergerak duluan. Tangannya meraih tangan Haruto namun tentu saja masih sama.

Haruto ngga nepis karena cowok itu lebih dulu memundurkan tubuhnya.

Ngebuat Junkyu menatap tangan Haruto dengan kosong.

"Junkyu, gue-"

Junkyu mendongak. Menatap mata Haruto yang sekarang cowok itu terdiam. Haruto terdiam karena mata kelam Junkyu benar-benar membuatnya terpaku.

Bibir manis Junkyu yang selalu tersenyum sekarang terkunci rapat. Wajah Junkyu yang selembut permen kapas sekarang mengeras digaris rahangnya.

"Ayo putus, Haruto" 

Haruto terdiam. Junkyu masih setia menatap wajah Haruto yang sekarang kaget.

"Hei, kenapa? Apa yang salah?" Dan barulah Haruto mendekat. Junkyu semakin mendongak karena tinggi badan Haruto yang menjulang.

"Apa karena hari itu? Pas kita berantem?"

"Kita omongin baik-baik" kata Haruto.

Junkyu masih diam. Matanya menyusuri wajah Haruto yang mungkin kedepannya ngga akan lagi bisa Junkyu bisa nikmati sedekat ini.

SweetnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang