Setelah malam itu. Junkyu pulang dengan keadaan berantakan.
Junkyu ngga tau harus bersujud untuk berterimakasih sama Doyoung atau engga karena malam itu yang ngeliat Junkyu dalam keadaan mata merah dan bengkak cuma Doyoung.
Bahkan Doyoung cuma ngeliatin dan nepuk bahunya pelan tanpa berkomentar apapun. Yang Junkyu takutkan mengenai pertanyaan yang tiada habisnya.
Semuanya sirna hanya karena satu kalimat sederhana dari adik nakalnya.
"Masuk kamar, istirahat. Panggil gue kalo lo butuh, kak. I'll always be your side"
Junkyu terdiam ditempatnya. Matanya menatap Doyoung yang berjalan kedapur.
"Kakak pulang?" suara bunda dari arah dapur terdengar.
"Iya bun. Eh bun, temenin adek makan"
.
.
.
Bukan cuma Junkyu yang berantakan. Tapi Haruto juga berantakan.
Selama 2 hari Junkyu ngga masuk sekolah, selama itu pula Haruto terus mencari Junkyu. Nunggu Junkyu didepan kelasnya setiap pagi.
Dan hari ketiga ini Haruto kembali dibuat kecewa karena Junkyu yang ngga berangkat. Mungkin saatnya Haruto memberanikan diri buat pergi kerumah Junkyu.
Entah dengan makian dan kebencian yang bakal Haruto terima dari keluarga Junkyu, Haruto akan memilih untuk menahannya.
Rasa sakit Junkyu ngga bakal sebanding dengan rasa sakit Haruto saat dimaki keluarga Junkyu nantinya.
Sampai saat pulang sekolah,
"Eh, abang" sapa bunda saat Haruto memasuki rumah keluarga Junkyu.
Haruto diam. Menunggu reaksi lanjutan dari bunda.
"Udah makan belum? Eh tapi kok sendiri, Kak Junkyu kemana? Ada ekstra?" tanya bunda. Ngebuat Haruto makin terdiam.
Otaknya berpikir dengan cepat.
"Kak Junkyu sekolah?" tanya Haruto lirih dengan kehati-hatian.
Bunda sekarang menatap Haruto, "Kak Junkyu engga sekolah, bang?"
Haruto terdiam beberapa saat sebelum menggeleng, "Sekolah kok bun, cuma abang liat pagi aja. Anaknya sibuk kali, makanya abang samperin kerumah"
Bunda mengangguk, "Oh, iya sih. Beberapa hari belakangan ini juga kakak pulangnya malem terus. Katanya sih ada belajar kelompok"
Belajar kelompok?
Haruto diam dan berakhir mengikuti permainan Junkyu, "Oh iya bun, keliatannya emang lagi sibuk banget"
"Terus, Doyoung ada ngga?"
Mungkin sekarang harapan Haruto ada pada Doyoung. Karena temen Junkyu pun ngga ada yang tau Junkyu kemana.
"Ada dikamar"
Dan Haruto pergi ke kamar Doyoung.
Doyoung yang kedatangan temen kakaknya itu lantas bangkit dari tempat tidurnya dan mendekat, "Apaan bang?" tanya Doyoung.
Haruto mengusap leher belakangnya. Dia sama Doyoung emang biasa berantem, cuma Haruto pernah liat Doyoung marah satu kali dan itu cukup nakutin.
"Tau kak Junkyu kemana? Maksudnya, abang tau tapi hari ini kak Junkyu ngga bil-"
"Jadi yang lagi berantem sama kak Junkyu itu lo, bang?" tebak Doyoung secara tepat meskipun Haruto berniat sedikit berbohong.
Haruto natap Doyoung sekilas. Yang dapat Haruto simpulkan adalah Doyoung yang juga ngga tau apapun tentang masalah Haruto dan Junkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetness
Fanfiction"Anything for you, babe" -Haruto "Ngga makasih. Gue udah kaya" -Junkyu