Haruto pulang kerumah utama. Rumah kakek neneknya dari ayahnya. Dia dipanggil, ngga tau buat apa.
Haruto menapakan kakinya di rumah mewah dengan dua lantai ini.
"Kamu kan masih terlalu muda. Takutnya keteteran pegang perusahaan sendiri"
Suara om atau adik ayah Haruto terdengar.
Haruto buru-buru masuk ke ruang tengah.
Dan,
Astaga!
Bang Hiko lagi dikeroyok banyak orang. Ngga yang digebukin dan video ntar viral. Ngga, cuma ya Bang Hiko duduk tapi diseberang depan sama kanan kirinya para penjilat.
Duh kasar!
Maafin!
"Ngga papa om. Sekalian belajar, toh nantinya aku yang nerusin perusahaan ayah" kata Hiko.
"Iya, tapi kamu masih 24 tahun lho. Mana baru lulus kemaren" ini nenek yang bilang.
Bang Hiko tuh ganas diluar. Tapi kalau udah sama keluarga ayah yang katanya pada lebih tua, dia jadi jinak.
Buktinya sekarang di keroyok gini dia ngga mengamuk.
"Ntar Haruto bantuin bang Hiko" Haruto datang dan langsung aja masuk obrolan. Ngga lupa juga buat duduk di sebelah abangnya.
"Kamu mending fokus sekolah aja. Nilai juga masih jelek terus" kata tantenya.
Asli nih orang dari dulu julid banget.
"Abangmu itu lho kecapekan dan keteteran ngurusin perusahaan sendiri. Kamu jangan nambahin beban dong, Haruto"
"Udah mau dibantuin ngurusin perusahaan ngga mau. Adeknya begajulan disekolah"
"Mau gimana kalian kedepannya?"
"Ntar kita juga yang bakal repot"
Kalian tau, Haruto lebih suka saling tarik urat dan adu bacot. Daripada kaya gini.
Terkesan obrolan santai tapi toxicnya melebihi apapun.
Mana abangnya ngga ngelawan. Duh Haruto pengin jedotin kepalanya ke tembok sekarang!
Dalam satu jam kemudian, Bang Hiko dan Haruto masih terus mempertahankan perusahaan meskipun harus setengah mati.
Dan,
"Kamu sekolah yang bener. Abang ngga mau abis kamu lulus tapi bukan kamu penerus abang diperusahaan ayah" kata Bang Hiko.
Haruto cuma diam.
Dalam hati dan pikiran sedang was-was. Sekarang keduanya lagi dimobil tapi apakah saat dirumah Haruto akan menjadi samsak?
Udah keliatan banget mood Bang Hiko jelek banget.
"Denger ngga abang ngomong?"
"Denger bang"
"Yaudah sana turun, abang mau balik kerja"
Oh, udah sampai depan rumah.
"Ngga pulang lagi?" tanya Haruto dari balik jendela mobil. Udah turun dia.
"Engga, minggu depan paling"
Haruto mengangguk dan melambaikan tangannya saat mobil hitam itu melaju pergi.
Haruto bernafas lega. Aman nih.
Mau ngapain ya abis ini?
Dan,
Ting!
Pesan masuk.
Isinya 'Temenin makan diluar'.
Dari si kesayangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetness
Fanfic"Anything for you, babe" -Haruto "Ngga makasih. Gue udah kaya" -Junkyu