9

826 106 10
                                    

Junkyu terbangun dengan kertas note punya dia di atas meja sebelah tempat tidurnya.

Tulisan tangan Haruto ada diatasnya.

Junkyu menatap kertas note itu. Tanpa perlu Junkyu baca semua tulisan itu, Junkyu udah tau kalau intinya Haruto minta maaf karena pulang duluan tanpa bangunin Junkyu.

.

.

.

Saat weekend.

Junkyu datang ke kafe tempat janjian sama Haruto lebih awal. Dia mau ngerjain tugas dulu, soalnya harus dikumpulin Senin. Dan rencananya Sabtu-Minggu, dia mau ngabisin waktunya sama Haruto.

Ngga bakal sempat buat sekedar buka buku.

30 menit kemudian.

"Lah, yang? Udah disini aja" Haruto datang tepat waktu.

Puji Tuhan.

Junkyu mendongak, "Ngerjain tugas dulu"

"Wih, nyontek dong"

"Entar. Kasih aja buku lo, nanti gue salinin" kata Junkyu dengan memasukan bukunya ke tas.

Haruto duduk dan keduanya memesan makanan. Sebenarnya kegiatan mereka hari ini sih cuma kaya biasanya. Makan, jalan kesana-kemari, terus ngobrol tentang keseharian. Pokoknya ngapain aja yang penting ngabisin waktu berdua deh.

Junkyu cuma butuh kaya gitu. Kaya dulu mereka selalu lakuin.

Cuma udah hampir 3 jam berlalu, Junkyu sama sekali ngga nemuin kenyamanan yang dia butuhin.

Entah kenapa Junkyu ngerasa keganggu sama Haruto yang ngomongin masalah kerjaannya, yang sesekali ngecek ponselnya, yang entah jawaban Haruto ngga sesuai dengan harapan Junkyu.

Junkyu ngerasa mulai frustasi sama dirinya sendiri.

"Capek banget deh gue sama kerjaan yang ternyata segila itu"

Junkyu menghela nafas dan memilih buat ngegandeng tangan Haruto. Tapi,

"Eh, sorry kak. Ngga bermaksud" kata Haruto saat tadi tangan Junkyu dihempas. Haruto menolak digandeng.

Sekarang keduanya lagi jalan ke area parkir motor setelah ngabisin waktu satu jam di tepi danau kota. 

Junkyu senyum, "Ngga papa, kaget pasti kan?"

Haruto ngangguk. Dia cukup kaget karena Junkyu emang jarang bikin sentuhan fisik sama dia kalau lagi luar kaya gini.

"Ru, malem ini nginep kan?" tanya Junkyu.

Dan barulah Haruto senyum lebar, "Pasti dong"

.

.

.

Malamnya.

"Udah bisa makan sayur? Kece banget ah ni cowok satu" komentar Junkyu yang ngeliat Haruto sekarang makan malam pakai sayur kangkung.

"Abangnya bunda mah jagoan" ini kata Bunda.

"Iyalah, Ruto kan udah mau memulai hidup sehat" Ayah yang lagi pulang dari rantauannya di laut antah berantah juga memuji Haruto.

Tapi,

"Halah gitu doang. Aku aja tiap hari dijejelin sayur kol juga oke" mulut lemes Doyoung adalah yang terbaik.

"Anak kecil itu ngga diajak. Kamu diem" balas Haruto sambil nunjuk muka Doyoung dengan sendoknya. Sekarang musuh bebuyutan Doyoung dirumah bukan cuma Kak Junkyu, tapi nambah satu yaitu Bang Ruto.

SweetnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang