"Nay, nay, nay, nay, nay, nay, nay, nay, Nayla," panggil Nahida pada sosok perempuan yang sedang membenamkan wajah diatas meja.
"Apa sihhhh," balas perempuan itu tanpa sedikitpun membuka matanya.
Perempuan itu, namanya Nayla. Teman sekelas yang setiap hari duduk dan belajar di bangku sebelah Nahida sejak hari pertama mereka bersekolah di SMA, atau lebih tepatnya sejak tiga bulan yang lalu.
"Ayo ke kantin."
"Males ah, ngapain juga pagi-pagi begini malah ngajak ke kantin."
"Lah, lo juga pagi-pagi begini malah molor ... Ayo ah, gue belom sarapan ini," ajak Nahida sembari menyeret tangan Nayla.
"Sendirian aja sana, ngantuk gue," balasnya ketus, lalu membenamkan kembali wajahnya ke atas meja.
Setiap hari Nayla memang seperti itu, selalu mengantuk di setiap paginya. Perempuan itu sudah sangat terkenal sebagai seorang cewek anime di kelas, dia juga sering menonton anime bersama beberapa teman sekelasnya. Bahkan ia juga sering bercerita bahwa ia menonton puluhan episode hingga adzan subuh berkumandang. Akan tetapi, ia tergolong sebagai murid pintar di kelas, bahkan dia menempati posisi ke 6 untuk seluruh siswa jurusan IPA saat pendaftaran dulu.
"Yaudah," balas Nahida singkat, lalu pergi keluar kelas meninggalkan Nayla.
Nahida dan Nayla bertemu dan saling mengenal sejak masa pendaftaran. Berbeda dengan Nahida, waktu itu Nayla tidak punya satupun orang yang dia kenal dan juga mengenali dirinya. Jadi, bisa dibilang Nahida adalah sosok teman pertamanya di sekolah ini.
Karena keburu lapar, Nahida pergi meninggalkan temannya itu, namun tiba-tiba ia berhenti di belakang pintu tanpa membukanya, lalu ....
"Baaaaaaa....," teriaknya saat pintu dibuka dari luar.
Sosok laki-laki yang baru saja membuka pintu itu dibuat sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Nahida.
"Kaget, anjir ... Lo ngapain sih? Pagi-pagi udah bikin rusuh aja?" ucapnya dengan kasar.
"Eh, Ivan? Kesurupan apa lo sampe bisa berangkat sekolah jam segini?"
"Mau ngerjain PR, sini pinjemin punya lo!"
"Noh diatas meja, gue juga abis nyontek punya Nayla," balas Nahida sambil menunjuk ke arah dimana Nayla berada.
Lalu setelah itu Ivan pun berjalan ke meja yang dimaksud dan mengambil buku itu tanpa berkata apa-apa. Dan juga Nahida pergi ke arah kantin meninggalkan semua orang yang ada di kelasnya.
Setelah Nahida memesan soto ayam favoritnya, dia pun duduk di bangku yang disediakan. Ia menyalakan handphonenya, seraya membuka aplikasi instagram miliknya dan melihat berapa jumlah like di foto postingan terbarunya.
"Nahida?"
Ada seorang laki-laki yang memanggil namanya, dengan suara yang sangat tidak asing di telinga Nahida. Lalu sosok laki-laki itu pun duduk di bangku yang ada di dekat Nahida.
"Apa Bill?" balasnya.
"Kok sendirian aja?" Tanya Billy sekali lagi.
"Tadi disuruh pacar lo buat ke kantin sendirian, tuh cewek lebih milih buat tidur di kelas daripada ketemu sama lo katanya," ucap Nahida dengan nada serius, ya, walaupun sebenarnya dia itu bercanda dan Billy juga mengetahui hal itu.
"Tidur mulu, pasti gara-gara anime," ucapnya, sembari menyalahkan anime yang Nayla mainkan setiap hari.
"Halah, dia nonton anime itu juga yang ngajarin siapa kalo bukan lo."
Billy hanya bisa cengengesan meresponnya.
"Tuh kan iya, jadi jangan nyalahin tontonannya, tapi salahin diri lo sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nahida, Kucing, Dan Negeri Sakura (Selesai)
Teen FictionSetelah lulus SMA, Nahida dan keluarganya memutuskan untuk pergi ke Jepang dan tinggal di sana. Akan tetapi, dirinya akan meninggalkan sosok Ivan yang dia kenal sejak kelas satu. Karena perasaannya yang begitu kuat dan sangat kecil kemungkinan merek...