Kepedulian Seorang Kakak

3 0 0
                                    

Ini sudah dua bulan sejak Rangga dan Kaila berpacaran, dan setiap harinya mereka berdua duduk berdua di kantin sambil makan siang.

"Rangga, nanti pulang sekolah anterin ya ke tempat kakak gue, mau ambil jaket" ajak Kaila ke pacarnya itu.

Sama seperti Nahida, Kaila tidak menyebut Rangga dengan panggilan seperti orang-orang yang sedang pacaran pada umunya.

"Iya, emang rumah kakak lo di mana sih?" tanya Rangga.

"Ada lah, nanti juga tahu."

Sepulang sekolah, Rangga dan Kaila berboncengan menuju tempat dimana kakak Kaila tinggal. Mereka berdua melajukan sepeda motornya melewati jalan yang benar-benar familiar bagi Rangga, walaupun dia baru dua kali datang ke tempat itu. Perasaan khawatir menghantui Rangga seketika, dan benar saja, tempat yang mereka tuju adalah kos milik bibi Vivi.

"Gue tunggu di luar aja deh," ucap Rangga sedikit ketakutan, bayangan tentang kejadian tempo hari di tempat ini tergambar jelas di pikirannya saat ini.

"Ayo lah, gak usah takut ... Kakak gue bukan macan kok."

Dengan ajakan yang sangat memaksa, akhirnya Rangga pun hanya bisa menuruti keinginan pacarnya itu. Dengan perasaan khawatir ia berjalan menuju sebuah kamar yang ada di lantai dua, ia merasa tenang karena kamar yang ditujunya itu bukanlah kamar yang kemarin, namun ketenangannya tiba-tiba buyar ketika sosok Rania lah yang keluar dari balik pintu.

"Loh," ucap Rania terkejut.

"Enggg, kenalin kak ... Ini pacar gue, baru sebulan jadian."

"Rangga?"

"Ehhh, kalian udah saling kenal ya?" tanya Kaila.

"Nggak terlalu sih," balas Rania.

Dia pun tanpa basa-basi masuk ke kamarnya lagi untuk mengambil sesuatu.

"Nih, jaket lo ... Sorry, bukannya gak boleh mampir, tapi gue mau pergi."

"Mau kemana? Sore-sore begini masih sibuk aja."

"Jogja, mau main ... Yang punya cowok bukan cuma lo doang kali."

Rania mengambil handuk yang tergantung di pagar balkon depan kamarnya, lalu pergi ke kamar mandi dengan langkah yang terburu-buru.

"Lo punya masalah apa sama kakak gue, Rangga? Biasanya gak gini kalo gue dateng sendiri," tanya Kaila.

"Nggak ada lah, mungkin dia emang ada acara dadakan kali ... Pulang yuk ah, atau mampir ke warung bakso mau? Gue laper nih," balas Rangga dengan raut muka panik.

"Tumben ngajak duluan, biasanya harus gue duluan yang ngajakin mau makan apa."

"Hehe, yaaa ... Duit yang gue pegang sekarang cuma cukup buat beli bakso sih."

Mereka berdua pun pergi dari tempat itu, lalu pergi makan bakso di warung tempat mereka berdua makan biasanya.

"Eh, Ngga ... Lo tahu gak sih? Kata temen gue yang satu kelas sama Nahida, sekarang dia jadi anti sosial katanya."

"Gue gak tahu sih, tapi semua sosmed dia sekarang jadi tertutup banget ... Bahkan akun instagram dia aja gak ada waktu gue cari, apa jangan-jangan gue diblokir ya?"

"Mungkin ... Padahal lo tuh populer di kalangan cewek-cewek, tapi yang satu ini malah blokir sosmed lo."

"Yaa, mungkin dia belum bisa berdamai sama diri dia sendiri ... Apalagi dia abis kecelakaan kan?"

"Kok bisa sih dia sebegitu-nya dendam sama lo, padahal kan cuma salah paham."

Rangga menelan ludahnya seketika, karena merasa sedikit terkejut dengan apa yang diucapkan Kaila.

Nahida, Kucing, Dan Negeri Sakura (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang