48.Regardless

3.6K 538 17
                                    

Lisa memandang Jennie,dengan tatapan sendu.Dia menghawatirkan Jennie,yang semakin hari,dirinya terlihat semakin kurus.Pipi yang semula berisi,kini semakin tirus

"Ngeeehh"mendengar rintihan Lisa,Jennie yang semula sedang duduk dan membaca naskah dramanya,langsung menatap Lisa

"Wae,Lisa butuh sesuatu?"Lisa memberi isyara pada Jennie,agar Jennie datang padanya

Melihatnya,segera Jennie bangun dari sofa,dan langsung menghampiri sang putri

"Wae?,ingin sesuatu ,hm"ujar Jennie lembut,sembari tangannya ia usap penuh sayang di kepala Lisa

Lisa menggeleng kepalanya,lalu tangannya ia angkat perlahan,agar bisa menyentuh wajah Jennie

Melihat Lisa yang sedikit kesusahan,Jennie langsung mengambil tangan Lisa,dan meletakannya di pipi"wae?"Lisa menatap Jennie sendu.Jemari Lisa mulai mengelus pipi Jennie

Merasakan elusan di pipinya,mata Jennie terpejam,karna merasakan kenyamanan,yang di berikan oleh Lisanya

Setelah beberapa menit matanya terpejam,Jennie mulai membuka kembali kedua bola mata tersebut.Saat sepenuhnya terbuka,pandangan Jennie jatuh pada Lisa,yang menangis menatapnya

"Wae?,mengapa menangis?"Jennie segera menghapus air mata itu,dia tidak suka melihat air mata Lisa.Jennie benar-benar tidak suka melihat Lisa menangis,dia ingin melihat senyuman Lisa saja,karna bagi Jennie,selama ini dia sudah menoreh luka pada Lisa,sehingga saat melihat putrinya menangis Jennie akan merasakan sakit di hatinya

Jemari Lisa mulai menyentu pipi Jennie.Seakan mengerti,Jennie tersenyum ke arah Lisa

"Mommy akhir-akhir di sibukan dengan kegiatan Mommy,jadi sering lupa untuk makan,Lisa tidak perlu khawatir oh!"Lisa menatap Jennie dalam

"Jinja Lisa,Jangan merasa khawatir sayang,Mommy baik-baik saja!"ujar Jennie memberi Lisa keyakinan.Lisa langsung menggenggam tangan Jennie erat,dan menutup matanya

"Kau mengantuk sayang?"Lisa mengangguk pelan,padahal yang sebenarnya terjadi ialah,dirinya tengah menutupi rasa sakit yang tiba-tiba menjulur ke jantungnya

"Istirahatlah,Mommy di sini"Jennie membalas genggaman Lisa,perlahan mata Lisa membuka,lalu teesenyum tipis ke arah Mommynya



🥀

Dokter song masuk ke dalam ruangan Lisa,untuk memeriksa keadaannya

"Hasilnya bagus,jika sampai besok keadaannya tetap stabil,maka aku akan membuka alat ventilatornya"ujar Dokter Song sambil tersenyum pada Lisa

Lisa yang mendengarnya tentu senang,karna dia akan lepas dari alat itu,karna bagi Lisa,alat tersebut sangat tidak nyaman untuk dirinya.

"Terima kasih,Dokter Song"ujar Jennie senang

"Sama-sama,ini sudah menjadi tugasku.Baiklah,aku permisi dulu.Lisa anyeong!"sebelum keluar,Dokter Song mengelus kepala Lisa,dan Lisa tersenyum tipis padanya

"Kau dengar sayang,jika keadaanmu membaik,maka alatnya akan di lepas"ucap Jennie dan tersenyum manis pada Lisa

.....

Hari yang di tunggu oleh Lisa pun tiba,di mana hari ini alat yang bertengger di mulutnya akan di lepaskan

"Lisa,ini akan sedikit sakit,jadi,ku harap 
kau siap"Lisa mengangguk yakin.Jennie tidak kemana-mana,dia sedari tadi berdiri di samping Lisa,sambil tangannya di remas oleh putrinya

Dokter Song dan beberapa perawat yang bertugas,mulai mengeluarkan alat tersebut.Lisa merasakan sakit pada tenggorokannya,tanpa sadar,Lisa meremas kuat tangan Jennie,dan membuat kukunyanya menancap pada kulit mulus sang Mommy

Runtuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang