HEYYY YOOO. APAKAH ADA YANG MERINDUKAN SICANTIK INI? 😌 gak ada ya? 😑. Yodah kita lanjutttttt byeee.
"Kookiee" lalisa masuk kedalam ruangan jungkook. "Ada apa noona" jungkook bertanya. "Hehe Tidak, sudah waktunya pulang bunny" jungkook menatap jam dinding ia terlalu fokus bekerja hingga tidak melihat waktu.
"Jinjja kita pulang" jungkook mengepak tasnya lalu menggandeng lalisa keluar ruangan. Dan berpapasan dengan Yoongi dilorong. "Hyung, kita kerumah kookie yuk" ajak jungkook. "Baiklah Hyung juga rindu pada eomma" wajan Yoongi.
Lalu mereka pulang menuju rumah jungkook dengan mobil Yoongi. "Hyung, kookie akan berhenti bekerja dirumah sakit itu. Karena magang kookie sudah selesai" ucap jungkook menatap Yoongi yang menyetir di sampingnya.
"Baiklah bunny. Magang mu selesai artinya kau hanya menunggu wisuda mu" Yoongi bertanya tanpa mengalihkan pandangannya. "Iyaa. Maka dari itu aku membawamu dan noona untuk kerumah karena ingin merayakannya" Jungkook menatap binar Yoongi.
"Kkk~ semangat sekali jungkook-aa" lalisa terkekeh melihat wajah ceria jungkook tidak seperti tadi pagi. mereka berdua memutuskan untuk tidak bertanya kenapa Jungkook menangis tadi pagi, mereka takut itu malah mengingatkannya untuk sesuatu yang membuatnya menangis.
Perjalanan kerumah jungkook terasa ramai. Karena jungkook terus mengoceh sedangkan Yoongi dan lalisa hanya terkekeh. "Jinjja Hyung kita sampai" jungkook langsung membuka pintu mobil dan keluar dari mobil. Lalisa dan Yoongi hanya menggelengkan kepalanya.
"EOMMA, KOOKIE PULANGG" jungkook berteriak didalam apartemen mewah itu. "EOMMA KOOKIE PULANG, EOMMA DIMANA" jungkook kembali beteriak namun hanya kesunyian yang menjawabnya.
Lalisa dan Yoongi masuk kedalam apartemen dan melihat wajah sedih jungkook. "Kenapa kookie" lalisa menghampiri jungkook. "Eomma kemana, apakah eomma marah karena kookie tidak pulang tadi malam" jungkook bercap sedih.
"Mungkin eomma diatas, mungkin sedang tidur jadi tidak mendengarkan teriakanmu" lalisa mengelus rambut jungkook. Tidak menjawab lalisa jungkook berlari keatas meninggalkan Yoongi yang menatapnya sediih. "Apakah ini sudah mulai Yoongi" tanya lalisa tanpa menoleh kearah Yoongi.
"Iya, dan saat dia turun nanti dia akan menangis" min Yoongi, adalah seseorang yang bisa melihat masa depan orang yang ia sayangi, dan ia cintai. Sebaliknya ia tidak bisa melihat masa depan musuhnya. Yoongi sangat mencintai jungkook sebagai adiknya. Bahkan ia Juga bisa melihat masa depan lalisa.
"Eomma, ini kookie sudah pulang eomma kemana, hiks.. Hiks.. Hikss" Jungkook mulai menangis melihat kamar sang ibu tidak ada siapapun. ia turun kebawah dengan airmata yang sudah mengalir.
"Kenapa kookie. Dimana eomma" tanya lalisa tenang. Ternyata yang dikatakan Yoongi benar. "E-eomma ga-gak ada dikamar hiks... Hikss.. Hikss" jungkook menangis Tersendu-sendu.
Yoongi menutup matanya mendengar tangisan pilu jungkook. Ini pertama kalinya sang ibu meninggalkan jungkook tanpa mengatakan apapun. Kata tajam Yoongi tak sngaja melihat sebuah surat di bawah taplak meja.
Yoongi mengambil surat itu lalu membacanya. ia terkejut dengan pesan dalam surat itu. "Kookie" Yoongi menatap sedih jungkook yang masih menangis dipelukan lalisa. ia menyodorkan surat itu kepada jungkook.
"Hiks.. Hikss apa ini Hyung" jungkook menatap Yoongi dengan mata yang masih mengeluarkan air. "Bacalah hmm" Yoongi duduk disamping jungkook yang terduduk di tangga bawah. ia mengusap punggung jungkook.