Prolog

360 12 0
                                    

Deruman suara motor menggema menemani sore hari ini dengan rintikan air hujan yang mulai membasahi bumi. Dua motor sport sudah berjejer di garis start. Banyak penonton yang sudah memenuhi pinggir jalan raya yang akan dijadikan area balapan meskipun sedang gerimis tapi tak mematahkan semangat mereka untuk menonton balapan.

"Gue yang bakal menang mending lo nyerah aja" ucap laki-laki yang akan mengikuti balapan sambil tersenyum remeh menatap lawannya kemudian mulai menghidupkan mesin motornya.

Gadis yang menjadi saingannya hanya menanggapi dengan wajah datar tanpa mempedulikan omongan laki-laki itu kemudian ikut menghidupkan mesin motornya.

Seorang cewek yang memakai pakaian minim berjalan menuju tengah balapan sambil membawa bendera.

"Siap"

"Tiga"

"Dua"

"Satu"

"GO!"

Kedua motor sport itu melaju dengan sangat kencang dan menyalip kendaraan-kendaraan yang menghalangi jalan mereka.

"AYO ANGEL"

"LO PASTI MENANG"

"SEMANGAT BOS"

"JANGAN MAU KALAH"

Sorak sorai penonton mulai terdengar. Garis finish semakin terlihat jelas didepan mereka.

Melihat kebelakang laki-laki itu tersenyum remeh melihat lawannya yang berada jauh dibelakangnya. Hingga saat mendekati perempatan gadis itu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi dan mendahului laki-laki tadi yang berdecak kesal.

Di saat melewati perempatan sebuah truk melaju dengan kencang dari arah kanan.

Brakkk

Suara hantaman keras terdengar memekakan telinga. Motornya terlempar sampai beberapa meter dan tubuh nya membentur aspal dengan keras. Darah mulai keluar dari sisi kepalanya. Hujan semakin deras, darahnya yang bercucuran dimana-mana bercampur dengan air hujan yang membuatnya terlihat seperti genangan darah.

Perlahan pandangannya semakin mengabur dan semuanya menjadi gelap.

✧༺★༻✧

Di sebuah ruangan gelap yang hanya diterangi cahaya matahari yang masuk lewat sela-sela ruangan yang sangat kotor dan penuh dengan debu-debu disekitarnya.

Terdengar suara ringisan dan isak tanggis seseorang mengisi ruangan yang disebut gudang itu. Terlihat 4 orang gadis dengan salah satu dari keempat gadis itu tersimpuh dengan penampilan yang bisa dikatakan jauh dari kata baik-baik saja.

Rambut yang acak-acakkan, seragam putih yang sudah kusut, memar-memar dibagian kaki dan tangan dan jangan lupakan wajahnya yang terdapat luka lebam.

"Cup cup cup sakit ya?" ucap gadis dengan rambut sebahu memandang pura-pura prihatin pada gadis yang tengah tersimpuh itu.

"Udah gue bilang putusin hubungan lo sama Rey dan jauhin dia tapi loh gak mau denger kan" ucap gadis bersurai hitam yang berdiri di tengah.

"Bawel sih" celutuk gadis lainnya.

"Jadi lo bakal terima akibatnya"lanjut gadis bersurai hitam. Gadis itu menyeringai ketika melihat sebuah tongkat baseball tergeletak di sudut ruangan.

"Ambillin!" perintahnya pada salah satu temannya sambil menunjuk tongkat baseball itu dengan dagunya.

Salah satu temannya menggangguk dan berjalan mengambil tongkat baseball yang tergeletak dilantai.

"Bye bye" ujar gadis itu menggayunkan tongkat baseball ditangannya. Gadis yang tengah tersimpuh itu hanya bisa pasrah sambil terisak. Memangnya ia bisa apa? Melawan? yang ada urusannya akan lebih sulit dari ini.

Hantaman tongkat baseball itu tepat mengenai kepalanya, rasa nyeri menjalar ke seluruh tubuhnya menyebabkan sakit yang luar biasa. Tubuhnya meluluh dan matanya tertutup rapat.

***

Halo gimana prolog nya?

Semoga kalian suka ya 


Jangan lupa tinggalin jejak oke

See you the next chapter

𝔐𝔜 𝔓𝔯𝔦𝔫𝔠𝔢𝔰𝔰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang