Author pov.
Tiga hari belakangan ini Jennie merasa asing dengan sikap Lisa. Lisa menjadi biasa saja kalau dia pergi dari rumah, dan Lisa juga tidak masalah jika dia pulang telat.
Sepeti yang Lisa katakan waktu itu, dia membebaskan Jennie dan tidak akan membuat tunangan nakalanya itu merasa terkekang. Tapi meskipun begitu dia tetap mengawasi Jennie kalau-kalau terjadi sesuatu dengan gadis mandu itu.
Jujur Jennie merasa tak suka dengan sikap Lisa, gadis jakung itu terkesan mengabaikannya dan membiarkannya sekarang.
Gadis mandu itu ingin protes, dia lebih suka Lisa yang posesif dan protektif daripada Lisa yang cuek yang terkesan membiarkan dirinya sendiri dan pergi kemanapun yang dia mau. Sungguh Jennie tidak menyukai itu! Jika di pikir-pikir dia lebih suka Lisa melarang-larang nya dan dia akan menjadi nininja yang nakal mengingkari janjinya pada Lisa.
Brak
"Liliiii!" Pekik Jennie membuka pintu ruangan Lisa.
"Astaga" Lisa terperanjat bersama seorang wanita di depannya.
Jennie melipat kedua tangannya, menekuk wajahnya dan berjalan mendekati Lisa.
"Jennie?" Lisa menatap Jennie.
Jennie menghentak-hentakkan kakinya setelah berdiri di samping Lisa.
"Siapa dia?" Jennie menunjuk wanita itu.
"Tidak sopan Nini" Lisa menurunkan tangan Jennie.
"Jawab Lili. Siapa dia?" Jennie melototi wanita itu.
"Dia Dasha, sekretaris pengganti ku Nini, Rosé tidak enak badan maka dari itu Dasha yang menemaniku hari ini. Tidak perlu cemburuan hemm" lembut Lisa mengusap lengan Jennie.
"Ah h-halo Miss, saya Dasha sekretaris pengganti" Dasha membungkuk menyapa Jennie.
"Keluarlah" kata Jennie lalu duduk di pangkuan Lisa.
Lisa menghela nafas pelan, dia mengangguk ketika Dasha menatapnya.
"Kalau begitu saya permisi Miss Lisa" Dasha membungkuk lalu keluar dari ruangan Lisa.
"Dia genit, Nini tidak suka" Jennie menekuk wajahnya.
"Genit?" Lisa mengernyitkan keningnya.
"Ya, dia genit mencoba menggoda Lili dengan rok pendek di atas lututnya. Bukan itu saja Lili, dia juga memakai kemeja yang ketat dengan menapakkan belahan dadanya. Cih, Nini juga punya dada yang besar, Lili bisa melihatnya kan? Punya Nini yang lebih besar dan lebih cantik" Jennie menangkup pipi Lisa.
Lisa memerah, hanya membayangkan dua gundukan Jennie dia sudah memerah dan malu.
"Benarkan Lili? Dada Nini yang lebih besar?" Jennie menekan kedua pipi Lisa.
Lisa manggut-manggut karena jujur dia malu mengatakannya.
"Coba pegang Lili" Jennie mengarahkan tangan Lisa ke dadanya.
"Y-yaah Nini, besar" Lisa kaku saat jemarinya menyentuh dada Jennie.
"Hihihi sudah Nini duga" Jennie terkikik senang, dia mencium pipi Lisa dan memeluk lehernya setelahnya.
"Aigoo" Lisa geleng-geleng kepala.
"Lili.." panggil Jennie.
"Hemm" dehem Lisa sambil mengusap-usap punggung Jennie.
"Tiga hari ini Nini merasa asing dengan sikap Lili. Seperti bukan Lili" kata Jennie sambil memainkan kancing kemeja Lisa.
"Hemm?" Lisa mengernyitkan keningnya.
"Ya Lili asing, Lili membiarkan Nini pergi dan Lili juga tidak marah kalau Nini pulang telat. Lili mengabaikan Nini, Nini tidak suka.." lirih Jennie melengkungkan bibirnya kebawah.
Lisa menarik nafas sebelum membuka suaranya.
"Jennie, ini yang kau mau kan? Aku membebaskan mu tanpa merasa ada kenangan dariku. Jangan membuatku seolah-olah aku lah yang bersalah disini, aku hanya menuruti perkataan mu, tidak ingin di kekang dan dikurung" kata Lisa setelah itu menghela nafas kasar.
Jennie berkaca-kaca, tidak, dia tidak menginginkan ucapan seperti ini keluar dari mulut Lisa. Dia berharap Lisa membujuknya dan bersikap mengalah seperti sebelum-sebelumnya.
"Mmph- tapi Nini tidak suka, Nini tidak suka di abaikan. Nini ingin Lili terus memperhatikan Nini meskipun Nini terus berulah!"
"Itu terdengar egois Jennie" lirih Lisa.
"Selama ini Lili selalu menuruti permintaan Nini, kenapa sekarang tidak? Apa Lili tidak mencintai Nini lagi?" Jennie kian melengkungkan bibirnya kebawah.
"Omong kosong"
"Jawab Lili, apa Lili tidak mencintai Nini lagi?!" Pekik Jennie.
"Untuk apa kau menanyakannya? Kau tau sendiri jawabannya Jennie Manoban. Sudah jangan bertanya yang aneh-aneh"
"Kalau begitu, perhatikan Nini, jangan mengabaikan Nini. Terus cari dan larang Nini kalau Nini pergi dari rumah. Nini ingin di perhatikan seperti sebelumnya"
Lisa memijit pelipisnya, menurutnya Jennie semakin seenaknya sekarang.
"Aku selalu memperhatikan mu Jennie, bahkan kemarin kau pergi ke California untuk menonton Blackpink di Coachella aku juga mengetahui itu Jennie-yaa. Jadi, perhatian seperti apa maksudmu?"
"Lili langsung yang harus memperhatikan Nini, bukan puluhan bodyguard itu" kata Jennie.
"Jennie, pekerjaan ku bukan memerhatikan mu saja. Ada banyak pekerjaan yang harus aku perhatikan. Ini juga untukmu, untuk membuatmu senang dan merasa tercukupi. Berhenti menyudutkan ku Jennie, mengerti kondisi dan bersikap dewasalah disaat seperti ini" kata Lisa dengan nada pelan lelahnya.
Jennie menunduk, mulai terisak saat Lisa tidak menuruti permintaannya.
Lisa mendesah panjang begitu melihat Jennie yang malah menangis sekarang.
"Hikss.. kalau begitu pulangkan saja Nini pada Eomma dan Appa!"
"Kau mau aku memulangkan mu ke rumah orang tua mu, Jennie?" Lisa menatap sendu wajah Jennie.
"Ya! Hiks hiksss.." isak Jennie memukuli dada Lisa.
"Baiklah, jika itu memang mau mu maka aku tidak punya pilihan lain selain menuruti perkataan mu" lirih Lisa menghela nafas berat.
"Jahat! Dasar jahat! Hiksss~" Jennie membabi buta memukuli tubuh Lisa.
Lisa hanya diam, menerima setiap pukulan yang di layangkan oleh Jennie.
•••
Tbc
30/04/23
Siapa yang salah? Tentu bukan aku kan hemm☺️
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
nininja [Jenlisa]√
FanfictionNini si ninja "aku adalah Nininja hahahaha!" "yaak Nini nakal, jangan sering keluar rumah aku bilang" plagiat menjauh cok! start : 03/04/23 end : 23/05/23 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 19.