8 - HOBI

4.3K 855 69
                                    


Hana merasakan kegugupannya bertambah lima kali lipat saat namanya di panggil untuk segera masuk ke dalam ruang himpunan.

"Ji, gimana ini? Sumpah gue gugup banget!" racau Hana.

Jian memegang tangan Hana, kemudian mengenggamnya erat.

"Han, tarik napas pelan-pelan dan hembusin pelan-pelan. Lalu bilang ke diri lo sendiri, lo bisa! Lo pasti bisa! Oke?"

Hana mengikuti arahan dari Jian, berusaha menenangkan dirinya sejenak.

"Oke."

"Sudah siap?"

Dengan tatapan masih ragu, Hana berusaha mengangguk.

"Iya."

Jian tersenyum, memberikan dukungan untuk sahabatnya.

"Semangat Hana!"

*****

Hana mencoba menenangkan dirinya sejenak sebelum membuka pintu ruang himpunan. Jangan ditanya detakan jantung Hana temponya berapa cepat. Hana benar-benar gugup saat ini.

"Lo bisa Hana!"

Setelah merasa lebih tenang, Hana mengumpulkan semua keberaniannya membuka pintu ruang himpunan. Akhirnya Hana bisa melihat jelas dua cowok dan satu cewek di dalam sana menyambutnya dengan tatapan yang tidak bisa Hana jabarkan.

"Mampus gue!"

Hana memekik dalam hati dengan tangan mulai gemetar ketika melihat sosok Juna berada di sana. Orang yang sangat ingin Hana hindari dan tidak ingin Hana temui malah jelas-jelas berada di hadapannya.

Hana masih membeku di tempat, bingung harus berbuat apa. Untuk menggerakan kakinya saja saat ini terasa sulit bagi Hana.

"Silahkan masuk," suruh Juan, sang ketua himpunan.

Hana tersadarkan, ia mengingat kembali semangat dan dukungan dari Jian. Hana menahan dirinya sendiri agar tidak kabur lagi kali ini.

Dengan segala keberanian yang dikumpulkannya, pelan-pelan Hana masuk ke dalam ruang himpunan. Hana berusaha menghindari kontak mata dengan Juna.

"Se... Selamat sore Kak," sapa Hana gugup. Hana ingin sekali segera menghilang dari ruangan ini.

"Sore, silahkan perkenalkan nama kamu," suruh Juan.

"Nama saya Hanara Putri."

Hening sesaat, Hana dan Juan saling berpandangan membuat Hana semakin gugup.

"Hanya itu?"

"Sa... Saya jurusan Teknik Sipil, Kak."

"Tentu aja kamu dari jurusan teknil sipil. Kalau bukan, kamu gak boleh ikut pendaftaran ini."

Ah! Hana merutuki kebodohannya.

"Maaf, Kak."

Juan menahan senyumnya, merasa tingkah gugup Hana cukup lucu baginya. Ketika semua peserta masuk dengan penuh rasa percaya diri, baru kali ini Juan menemui cewek yang segugup ini. Bahkan, untuk menatap matanya saja bahunya langsung bergetar.

"Kasih tau apa alasan kamu ingin mendaftar menjadi anggota himpunan," suruh Juan.

Hana segera memeras otaknya, mengingat semua ajaran yang diberikan Jian kepadanya.

"Sa... Saya ingin menambah pengalaman dalam berorganisasi. Saya juga yakin bisa memberikan banyak kontribusi jika diterima menjadi anggota himpunan. Saya selalu semangat mengerjakan segala tugas yang selalu diberikan kepada saya. Saya selalu berusaha menyelesaikannya sampai selesai." Hana menghela napas panjang setelah memberikan jawabannya.

HI AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang