53 - SEBUAH JANJI YANG HARUS DITEPATI

2.2K 314 13
                                    

Hana menghentikan langkahnya sejenak, menurunkan barang-barang belanajaannya. Pagi ini Hana menggantikan Ibunya untuk mengambil barang belanjaan yang ada di pasar besar yang tak jauh dari rumah.

Hana menyeka keringatanya, matahari sudah mulai terik. Hana memilih untuk duduk sebentar di kursi yang ada dipinggir trotoar yang memang disediakan untuk para pejalan. Hana meregangkan kakinya dan mengatur napasnya.

Hana mengedarkan pandangnya, mengamati kendaraan yang ada di depannya. Hana merasa semua orang bergerak dengan cepat, semua orang melewatinya dengan cepat dan semua orang tak pernah menyadari keberadaannya.

Pandangan Hana tertuju ke sebuah papan besar yang ada di salah satu gedung pencakar langit. Hana membaca tulisan yang ada di papan besar tersebut.

Kamu hanya perlu mencobanya

Kamu pasti bisa! You can do it!

Senyum di wajah Hana terangkat, Hana baru menyadari ternyata iklan motor pun bisa memberikan semangat untuk orang lain.

Hana menghela napas panjang, meyakinkan dirinya.

"Kamu pasti bisa Hanara!"

****

Hana sudah membuat keputusan bulat. Lebih dari seminggu Hana terus memikirkan dan mempertimbangkan saran dari Jian. Hana pun berkali-kali membicarakan dengan sang Ibu tentang keinginannya untuk mencari beasiswa dan kuliah di luar negeri.

Tidak seperti dugaan Hana yang mengira sang Ibu akan menentangnya, Rita justru langsung mendukung keputusan Hana. Bagi Rita, pendidikan Hana adalah salah satu yang utama setelah kesehatan dan keselamatan Hana.

Dukungan dari Rita membuat Hana semakin yakin dengan keputusannya, membuat Hana semakin terdorong untuk menggapai impian terbesarnya itu.

Dan yang harus Hana lakukan pertama kali sebelum benar-benar fokus berjuang mengejar impiannya yaitu menemui Juna. Hana ingin membicarakan sesuatu yang penting kepada Juna mengenai keputusannya ini.

*****

Sepulang dari kerja seperti biasanya Juna akan menunggu Hana sampai selesai kerja. Hana keluar dari mini market, tersenyum melihat Juna berdiri di depan mobil. Hana lekas menghampiri Juna.

"Gimana hari ini? Pasti lelah banget ya?" tanya Juna langsung menarik tas Hana untuk ia bawakan.

"Nggak juga, hari ini nggak sesibuk kalau weekend," jawab Hana.

"Mau langsung pulang atau mau makan dulu?"

Hana terdiam sejenak, sebenarnya Hana sudah merencanakan untuk memberitahu Juna hari ini tentang keputusannya.

"Kak Juna ada yang mau gue obrolin," ucap Hana hati-hati.

Juna mengerutkan kening, kemudian mengangguk.

"Oke, mau ngobrol di mana?"

"Di teras rumah gue aja gimana Kak? Udah malam juga kalau di luar," usul Hana.

Juna mengangguk lagi, langsung setuju. "Oke, kita ke rumah lo sekarang."

****

Hana keluar membawakan segelas teh hangat untuk Juna, karena sudah terlalu malam Hana tidak berani mengajak Juna untuk masuk ke rumahnya, Hana tidak enak dengan Ibunya dan takut juga menjadi perbincangan tetangganya.

Hana menaruh gelas tersebut di meja kecil yang ada di sebelah kursi.

"Minum Kak," suruh Hana kemudian duduk di kursi yang ada di samping kursi Juna.

HI AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang