35 - BESOK

4.5K 707 84
                                    


Hana merasakan langit malam ini terlihat lebih cerah di banding dengan malam-malam kemarin, hati Hana pun terasa lebih ringan. Hana benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan Acha malam ini dan mendapat banyak pesan dari Acha.

Jujur, Hana semakin mengagumi sosok Acha.

Hana melirik ke samping, memperhatikan Juna yang fokus menyetir. Tentu saja selain Acha, orang yang sangat ingin Hana ucapkan terima kasih adalah Juna. Cowok itu begitu peduli dan perhatian kepadanya.

Hana bisa merasakan ketulusan usaha Juna dan merasakan Juna benar-benar membuktikan rasa sukanya kepadanya. Rasa ragu Hana akan perasaan Juna kepadanya pun perlahan mulai menipis.

"Apa gue beneran pantas buat Kak Juna?"

Hana tersenyum tipis, kemudian kembali menatap ke luar jendela. Hana memperhatikan motor dan mobil yang berlalu lalang di luar sana.

****

Mobil Juna akhirnya sampai di depan gang rumah Hana. Juna melepaskan sabuk pengamannya kemudian menoleh ke samping, Juna melihat Hana tengah sibuk memasukan ponsel ke tasnya.

"Han," panggil Juna lirih.

Hana menghentikan aktivitasnya sebentar, kemudian menoleh.

"Iya Kak?"

"Maaf ya kalau lo nggak nyaman gue ajak ketemu Acha dan makan bareng sama Acha dan Iqbal," ucap Juna tulus.

Hana menggeleng pelan.

"Kak Juna nggak perlu minta maaf. Gue malah makasih banyak udah ajak ketemu Kak Acha."

Juna tersenyum lega.

"Ngobrol apa aja tadi sama Acha?" tanya Juna ingin tau.

"Banyak, Kak Acha kasih masukan dan buat gue lebih termotivasi untuk bisa lawan insecure gue."

"Beneran?"

"Iya Kak."

Juna bergumam pelan, pandangannya menyorot lebih lekat.

"Kalau gitu lo masih ngerasa insecure juga nggak nerima rasa suka gue?"

Hana terdiam, mendadak gugup.

"Sedikit," jawab Hana memberanikan jujur.

Juna menghela napas pelan, berusaha untuk tidak memaksa Hana.

"Nggak apa-apa. Gue hanya perlu berusaha lagi buat lo yakin."

Hana bisa merasakan ketulusan dari ucapan Juna, bahkan senyum Juna sekarang terasa menghangatkan hati Hana.

"Maaf ya Kak," lirih Hana.

Juna mengerutkan kening.

"Untuk apa?"

"Udah hindarin Kak Juna beberapa hari ini dan buat Kak Juna kerepotan gara-gara gue."

Juna menggeleng.

"Gue nggak pernah ngerasa lo repotin Han dan lo juga nggak perlu minta maaf."

"Makasih Kak Juna."

Juna menghadapkan tubuhnya seutuhnya ke Hana, tatapanya berubah serius.

"Han, lo mau janji satu hal ke gue?"

HI AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang