42 - LAMUNAN

3.5K 559 70
                                    


Hana segera membereskan barang-barangnya dan pamitan ke Jian setelah mendapatkan pesan dari Juna bahwa cowok itu sudah sampai di depan rumah Jian untuk menjemputnya.

"Kak Juna sudah sampai?" tanya Jian ketika melihat Hana yang terburu-buru.

"Iya Ji, sudah di depan," jawab Hana dengan pandangan fokus memasukan barang-barangnya ke dalam tas.

Jian mendekati Hana.

"Gue perlu anterin ke depan rumah nggak?" tanya Jian basa-basi.

Hana menghentikan aktivitasnya sebentar, menatap Jian dengan skiptis.

"Nggak usah basa-basi bisa?" sindir Hana.

Jian mengembangkan senyumnya lebar.

"Ya kan siapa tau lo pengin pamerin pacar sempurna lo."

"Gue nggak tukang pamer. Gue lebih suka nikmatin sendiri kesempurnaan pacar gue," jawab Hana sok bijak.

Jian berdecak sinis, menyesal memberikan pernyataan seperti tadi kepada Hana, malah membuat dirinya yang sebal.

Jian memperhatikan Hana yang akhirnya selesai membereskan barangnya dan bersiap beranjak.

"Hati-hati pulangnya Han, salam ke Kak Juna," pesan Jian.

Hana mengangguk sembari tersenyum kecil.

"Iya Ji. Gue juga makasih buat hari ini," ucap Hana tulus.

Jian mengangkat satu jempolnya.

"Jangan lupa ya Han," ucap Jian tersenyum picik.

Hana mengerutkan kening, mendadak bingung.

"Jangan lupa apa?"

Jian mengembangkan senyumnya penuh arti sembari menyentuh pipi kanannya.

"Cium pipi Kak Juna."

Hana langsung melebarkan kedua matanya, tak percaya Jian masih saja membahas hal tersebut.

"Jianaaa!!!!!"

*****

Tanpa mempedulikan Jian yang tertawa puas, Hana langsung kabur saja dan keluar dari rumah Jian. Sesampainya di depan gerbang rumah Jian, Hana melihat Juna yang tengah berdiri di depan mobilnya, menyambutnya dengan senyum yang begitu hangat.

"Maaf ya Kak nunggu lama," ucap Hana tidak enak.

Juna menggeleng kecil dan segera mendekati Hana. Kemudian Juna menarik tas Hana dari bahu gadis itu untuk membawakannya.

Hana yang mulai terbiasa dengan sikap manis Juna kali ini membiarkan saja. Toh jika berdebat pun Hana tetap akan kalah.

"Gue baru aja sampai Han, nggak lama," ucap Juna menenangkan sang pacar.

"Nggak jauh juga perjalanan ke sini? Kena macet nggak? Capek nggak nyetirnya?"

Juna terkekeh pelan melihat tingkah Hana yang selalu merasa nggak enak kepadanya. Juna mengulurkan tangannya, mengacak-acak pulang puncak kepala Hana.

"Enggak pacarku."

Seketika Hana langsung dibuat diam karena jawaban Juna yang berhasil membuat kedua pipinya merona serta jantungnya berdebar cepat.

"Ayo masuk mobil," ajak Juna setelah paus membuat Hana salah tingkah.

Hana mengangguk-angguk pelan, masih malu. Hana segera masuk ke dalam setelah pintu mobil dibukakan oleh Juna.

"Ma... Makasih Kak."

Setelah itu Juna pun ikut masuk ke dalam mobil, mereka berdua segera beranjak dari rumah Jian.

HI AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang