30 - MENJAUH

3.8K 709 57
                                    


Hana menarik-menarik lengan baju Jian, sedari tadi gadis itu terus merengek dan memohon bantuan kepada Jian. Ini semua terjadi karena hari ini semua anggota himpunan harus kumpul karena akan ada rapat membahas program kerja mereka bulan depan.

"Ji gue nggak ikut rapat, ya," rengek Hana.

"Han lo harus ikut. Ini program kerja pertama kita sebagai anggota baru," tolak Jian.

"Ji gue nggak mau ketemu sama Kak Juna. Kali ini aja gue nggak ikut rapatnya." Hana tetap tak mau menyerah.

"Nggak bisa Hana. Lo tetap harus ikut prokernya. Gue nggak mau izinin."

Hana menangkupkan kedua tangannya, sangat memohon.

"Sekali ini aja Jian. Gue mohon. Bantu izinin ya."

Jian menghela napas panjang, kesabarannya diambang batas. Jian menatap Hana lekat.

"Han, gue tahu masalah lo sekarang dan gue paham lo nggak ingin ketemu Kak Juna. Bahkan, keputusan lo jauhi Kak Juna pun gue dukung. Tapi, gue nggak bisa untuk bantu lo yang satu ini, Han. Lo harus tetap bersikap profesional dengan tugas lo dan lo juga tetap harus bertanggung jawab dengan tugas lo." Jian mencoba menjelaskan dengan hati-hati kepada Hana.

Dan, ucapan Jian berhasil membuat Hana terdiam, gadis itu tersadarkan.

"Maaf Ji. Gue egois banget, ya," lirih Hana merasa bersalah.

"Semua manusia pasti punya sikap egois Han. Hal itu wajar. Tapi kita juga harus bisa memilih mana sikap egois yang bisa dilumrahi dan mana yang enggak. Dan, sikap egois lo nggak bisa dijadikan alasan lo nggak ikut rapat kali ini. Mengerti?"

Hana mengangguk, sangat paham.

"Ngerti Ji."

"Jadi, lo mau tetap akan bersikap egois atau mau jadi orang yang bertanggung jawab?"

"Bertanggung jawab Ji."

"Berarti lo akan ikut rapat himpunan?"

Hana mengangguk tanpa ragu, setelah mencerna baik-baik semua ucapan Jian, Hana mengakui semua kesalahannya.

"Iya gue ikut."

Jian melangkah lebih dekat, kemudian memegang kedua bahu Hana untuk memberi gadis itu kekuatan.

"Nggak usah takut Han. Hadapi dan semuanya pasti baik-baik aja."

Hana mengangguk kesekian kalinya sembari memaksakan senyumnya.

"Bersikap profesional dan semua akan baik-baik aja."

*****

Hana sengaja datang rapat di jam-jam rapat akan dimulai, Hana pun sengaja duduk di deretan paling belakang agar tidak terlihat dari depan. Hana sengaja ingin menyembunyikan keberadaannya.

Dari tempatnya duduk, Hana bisa melihat jelas anggota inti sudah berdiri di depan bersiap untuk menjelaskan program kerja mereka untuk acara bulan depan. Hana juga bisa melihat Juna yang tengah mengedarkan pandanganya, Hana merasa cowok itu tengah mencari keberadaanya.

Hana segera menundukan kepalanya, tidak ingin ditemukan oleh Juna. Bersamaan dengan itu, Afan pun mulai membuka rapat dan menjelaskan ke semua anggota himpunan.

Afan menerangkan tentang program kerja mereka di bulan depan yaitu mereka akan mengadakan seminar literasi untuk merayakan bulan bahasa. Mereka akan mengundang salah satu penulis muda ternama untuk memberikan motivasi tentang literasi kepada generasi-generasi muda saat ini.

HI AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang