10 - PENGUMUMAN

4.6K 762 27
                                    


Satu hal pasti yang diketahui oleh Hana tentang Juna adalah cowok itu masih menyukai Acha, cewek yang disukai Juna sejak SMA, namun ditolak karena Acha menyukai cowok lain.

Jujur saat melihat kejadian penolakan tersebut Hana merasa kasihan dan tidak tega dengan Juna. Namun, Hana juga sekaligus kagum melihat Juna yang tetap setia dengan perasaanya tanpa membebani orang yang disukai.

Bahkan hingga detik ini, Hana tidak pernah melihat Juna menyukai gadis lain. Hana merasa Juna masih menyimpan rasa untuk seorang Acha.

Ya, cowok mana yang tidak suka dengan Acha. Hana sebagai cewek saja juga mengagumi sosok kakak kelas cantiknya itu. Bukan hanya cantik, Acha adalah gambaran gadis yang mendekati sempurna.

Selain cantik, Acha juga sangat pintar. Cewek itu pernah meraih juara satu olimpiade kimia tingkat nasional, juara satu olimpiade sains tingkat nasional bahkan pernah meraih juara satu paralel satu sekolah. Gila bukan?

Dibandingkan dengan Acha, tentu saja Hana bukanlah tandingannya. Hana hanya gadis biasa yang kepintarannya pun cukup jauh dengan Acha.

"Kayaknya emang gue sepertinya nggak akan bisa dekat sama Kak Awan."

*****

Selama beberapa hari ini, Hana tidak memiliki semangat, rasanya Hana hanya ingin cepat-cepat pulang selepas kuliah. Hal yang membuat Hana tidak semangat adalah, Hana menghanucrkan interviewnya sendiri setelah itu Hana melihat Juna bersama cewek yang disukainya. Sungguh double kill!

Hana melihat beberapa mahasiswa dan mahasiswi berjalan cepat menuju bulletin jurusan. Hana tahu hari ini adalah pengumuman daftar mahasiswa dan mahasiswi yang diterima menjadi anggota baru himpunan Teknik Sipil.

Hana tidak berharap apapun, Hana tahu dia pasti tidak akan diterima.

"Wajah lo sampai kapan mau ditekuk kayak gitu Han?" gemas Jian menghadang Hana yang ingin masuk kelas.

Hana mengangkat kepalanya masih dengan ekspresi lesu.

"Tugas Pak Geo sudah gue kirim ke email ya," ucap Hana lemah.

"Lo kenapa sih? Beberapa hari ini lesu terus kayak habis lihat orang yang lo suka lagi kencan sama ceweknya aja!"

Hana hanya bisa tersenyum masam saat mendengar ucapan Jian yang hampir akurat. Memang itu yang sedang terjadi dengan Hana. Setelah dari starbuck, Hana memang memilih diam saja, tidak menceritakan kepada Jian.

"Gue masuk dulu, ya," pamit Hana ingin melangkah masuk.

Namun dengan cepat Jian menghadang Hana lagi.

"Mau kemana lo?" cegah Jian.

Hana menatap Jian dengan bingung.

"Masuk Jian. Gue capek berdiri terus."

"Han, hari ini pengumuman anggota himpunan. Lo nggak mau lihat?"

"Nggak mau," tolak Hana cepat.

"Kenapa?" bingung Jian.

"Gue pasti nggak keterima Jian."

"Kata siapa? Lo sudah liat?"

Hana menggeleng lemah.

"Belum."

"Terus lo tahu dari mana kalau lo nggak terima?"

"Firasat gue."

Jian mendecak sinis.

"Firasat lo nggak bisa terpercaya! Mending sekarang kita ke papan bulletin jurusan!" ajak Jian langsung menggandeng lengan Hana.

HI AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang