"Boleh nggak aku genggam tangan kamu?"
Hana membeku di tempat, pertanyaan yang tak pernah ia sangka akan keluar dari bibir Juna. Hana merasakan sekujur tubuhnya terasa lebih dingin. Jujur, Hana bingung harus menjawab apa. Hana tidak pernah di hadapkan dengan situasi seperti ini karena ini pertama kalinya bagi Hana memiliki pacar.
Hana melihat Juna menunggu jawabannya, sedangkan Hana masih berusaha mengumpulkan puing-puing kesadarannya dan mencari jawaban di kepalanya yang mendadak kosong.
Hana menarik napas panjang dan menghela pelan-pelan, berusaha menenangkan hati dan pikirannya sejenak.
Detik berikutnya, Hana memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan Juna.
"Kak maaf gue belum siap," jawab Hana dengan berat, Hana merasa perlu waktu, dia masih belum terbiasa dengan status baru mereka.
Terbesit rasa takut Juna akan marah kepadanya. Namun ketakutan Hana langsung sirna saat melihat senyum Juna mengembang dengan lebar.
"Nggak apa-apa Han, nggak perlu minta maaf," ucap Juna berusaha mengerti.
"Kak Juna nggak marah?"
"Marah kenapa? Gue sama sekali nggak marah Han. Makanya tadi gue minta izin dulu."
Hana mengembangkan senyumnya kecil, meskipun masih ada rasa tidak enak dengan Juna.
"Maaf Kak Juna."
"Han berhenti minta maaf, lo sama sekali nggak salah."
"Iya Kak. Makasih."
Juna mengacak-acak puncak kepala Hana pelan, berusaha menangkan gadisnya.
"Ayo kita jalan lagi."
Hana hanya membalas dengan anggukan. Kemudian mereka berdua kembali berjalan beriringan. Sepanjang jalan, Juna terus berusaha mencairkan suasana dengan menanyai Hana beberapa pertanyaan seperti hal-hal yang disukai Hana.
****
Tanpa terasa mereka sudah sampai di depan rumah, Hana menatap Juna yang masih saja tersenyum kepadanya. Hana bisa merasakan ketulusan dari Juna dan Hana benar-benar bersyukur akan hal itu.
"Masuk sana," suruh Juna.
Hana terdiam sejenak, jujur sedari tadi masih ada yang mengganjal di hatinya.
"Kak Juna," lirih Hana.
"Kenapa Han?"
Hana berdeham pelan, mengumupulkan semua keberaniannya. Detik berikutnya Hana kembali membuka suaranya.
"Maaf ya Kak kalau gue masih kelihatan canggung atau gugup. Bahkan gue belum bisa iyain permintaan Kak Juna. Jujur ini pertama kalinya gue pacaran dan gue masih bingung harus bereaksi gimana. Gue masih coba untuk membiasakan diri gue jadi pacar Kak Juna," ucap Hana dengan hati-hati.
Juna tertegun mendengar pengakuan Hana. Senyum Juna perlahan mengembang tipis, Juna melangkah lebih dekat.
"Gue ngerti Han. Gue akan tunggu dengan sabar sampai lo terbiasa dan benar-benar bisa nerima kehadiran gue sebagai pacar lo," balas Juna dengan lembut.
Hana merasakan ketenangan lebih di hatinya saat mendengar jawaban Juna. Perasaan khawatirnya perlahan sirna.
"Makasih Kak Juna."
Juna mengulurkan tangannya dan mengelus pelan rambut Hana.
"Mulai sekarang berhenti minta maaf kalau lo nggak salah. Ngerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HI AWAN
Teen Fiction(MARIPOSA UNIVERSE) Bagiku, menyukainya dari jauh sudah cukup. Aku berani menyukainya tapi takut untuk mendekatinya. Bahkan, untuk menyebut namanya saja aku terlalu gugup. Karena itu, aku selalu menyebutnya Kak Awan.