Jian tak bisa melepaskan pandangannya dari Hana, gadis itu memakan bekal siangnya dengan senyum malu-malu. Bahkan setelah heboh menceritakan hubungannya dengan Juna, pipinya tetap saja merona, sangat merah.
"Jian berhenti liatin terus! Gue beneran malu!!!" seru Hana mulai kesal.
Jian tertawa puas. Jujur, Jian pun ikut senang mendengar kabar Hana dan Juna semakin dekat. Satu langkah menuju pengalaman baru dan impian baru seorang Hana.
"Sumpah, gue masih takjub dan nggak nyangka banget. Kok bisa, ya?" ucap Jian sembari geleng-geleng.
"Apalagi gue yang ngalamin. Sampai detik gue nginjakin kaki di kampus ini nggak pernah bayangin gue bisa deket sama Kak Juna, jangankan dekat buat bayangin bisa ngobrol berdua aja gue ngerasa nggak mungkin!" balas Hana menggebu.
Jian mendekatkan tubuhnya dengan seringaian picik.
"Sekarang sangat mungkin, kan? Bahkan sudah terjadi, kan?"
Hana mengangguk malu, semuanya memang masih terasa tidak nyata baginya.
"Makasih Ji udah selalu bantu gue buat nggak pernah menyerah," ucap Hana tulus.
Jian mengangguk, sangat senang bisa membantu sahabatnya.
"Rasanya gimana disukai balik sama orang yang lo suka?" goda Jian.
Hana berdeham pelan.
"Luar biasa and it's still like dream."
"Cie..."
"Sumpah gue tiap kali di dekat Kak Juna selalu gugup. Gue nggak bisa ngendaliin detakan jantung gue. Wajar nggak sih Ji?"
"Wajar banget."
"Emang lo tau rasanya disukain balik sama orang yang lo suka? Selama ini emang lo pernah suka duluan?" cibir Hana.
"Nggak pernah sih. Tapi gue lihat di drama-drama korea atau china pasti kayak gitu kok," jawab Jian dengan tampang tak berdosanya.
Hana berdecak pelan.
"Pokoknya gue bahagia banget!"
Jian mengerutkan keningnya, merasa ada yang sedikit mengganggu pikirannya.
"Tapi aneh nggak sih Han," ucap Jian tiba-tiba.
"Aneh apanya Ji?" bingung Hana.
"Kenapa Kak Juna cuma bilang suka sama lo? Kenapa nggak langsung ajak pacaran aja?"
Hana terkejut mendengar pertanyaan Jian.
"Pa... Pacaran?"
Jian mengangguk tanpa ragu.
"Iya, kalau dia suka sama lo kenapa dia nggak ngajak lo pacaran?"
Hana berpikir sejenak, mencoba mecerna ucapan Jian.
"Mungkin karena Kak Juna belum tau kalau gue udah suka Kak Juna dari lama, jadi Kak Juna berusaha untuk pendekatan dulu," ucap Hana mengutarakan pemikirannya.
"Bisa jadi, sih."
Hana tersenyum canggung, entah kenapa ucapan Jian tiba-tiba sedikit mengusiknya. Hana jadi gugup sendiri.
"Rasanya pacaran kayak gimana Ji?" tanya Hana hati-hati.
Jian tertegun sesaat, kemudian tersenyum simpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI AWAN
Teen Fiction(MARIPOSA UNIVERSE) Bagiku, menyukainya dari jauh sudah cukup. Aku berani menyukainya tapi takut untuk mendekatinya. Bahkan, untuk menyebut namanya saja aku terlalu gugup. Karena itu, aku selalu menyebutnya Kak Awan.