43 - BUKU APA INI?

3.7K 541 42
                                    


"Aku boleh cium pipi Kak Juna?"

Hening, keadaan seketika terasa lebih dingin. Juna menatap Hana dengan pandangan bingung sekaligus tak percaya. Saat ini, Juna sedang sibuk memastikan jika dia tidak salah mendengar pertanyaan Hana.

"Kak jangan diem aja," lirih Hana merasa perlu memecah keheningan mereka. Hana perlahan menundukan kepalanya, ia merasakan gugup setengah mati sampai detakan jantungnya bisa ia dengar lebih jelas.

Detik berikutnya Juna tersenyum, menyadari bahwa dia tidak salah mendengar. Meskipun begitu Juna masih terkejut sosok Hana bisa bertanya seterang itu. Hal yang benar-benar tak pernah diduga oleh Juna.

"Han," panggil Juna.

"Iya, Kak," balas Hana masih tak berani menatap Juna lagi.

"Lihat gue."

"Gue gugup."

"Hah?"

"Gue takut juga," tambah Hana sangat jujur.

"Kenapa?"

Hana tanpa sadar memainkan jemarinya, mencoba mengurangi rasa gugupnya namun sama sekali tak berhasil.

"Takut Kak Juna marah."

"Kenapa gue harus marah?"

"Nggak tau!" tegas Hana, kehabisan kata-kata. Hana sedikit menyesal telah mengajukan pertanyaan seperti itu! Dalam hati Hana mulai menyumpahi Jian yang memberikan ide konyol tersebut!

Juna terkekeh pelan, sangat gemas dengan Hana yang salah tingkah. Kemudian, Juna perlahan memberanikan diri untuk menyentuh wajah Hana dan mengangkatnya agar ia bisa melihat lebih jelas.

Hana meneguk ludahnya dengan susah payah, tenggorokannya seketika mengering. Hana bisa melihat sorot mata Juna yang begitu tenang dan hangat untuknya. Hana merasa rasa takutnya perlahan menghilang, namun rasa gugupnya masih terus mendominasi.

"Hanara," panggil Juna lembut.

"Iya Kak?"

Juna tersenyum kecil.

"Aku aja."

Hana mengerjap, sedikit tak mengerti.

"Maksudnya Kak?"

"Aku aja yang cium kamu."

Tanpa meminta persetujuan Hana lagi atau pun menunggu jawaban dari Hana, Juna perlahan mendekatkan wajahnya dan mendaratkan sebuah ciuman di kening Hana.

Ya, Juna memang sengaja mencium kening Hana bukan pipi Hana. Juna ingin perasaan tulusnya untuk Hana bisa lebih tersampaikan dan membuat Hana semakin yakin bahwa dia benar-benar menyukainya.

Hana sendiri merasakan tubuhnya langsung menegang dan membeku ketika bibir Juna menyentuh keningnya. Terasa hangat dan lembut.

Hana mengepalkan kedua tangannya, menahan debaran jantungnya yang berpacu semakin cepat. Hana sangat gugup, ini adalah pertama kalinya bagi Hana mendapatkan ciuman dari seorang cowok.

Ciuman kening yang cukup lama dan penuh kasih sayang. Juna melepaskan ciumannya, kemudian menatap Hana yang tiba-tiba langsung memejamkan kedua matanya rapat-rapat.

"Kenapa tutup mata?" tanya Juna sengaja ingin menggoda Hana.

Hana menggeleng sebagai jawaban, bibirnya tertutup rapat.

HI AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang