Hana merasa semakin tidak nyaman, tiap hari makin banyak yang membicarakan hubungannya dengan Juna. Dan, seperti yang ditakutkan oleh Hana, beberapa orang membicarakannya dengan tidak enak. Mulai dari menyayangkan Juna yang menyukai gadis biasa seperti Hana atau Juna yang nggak cocok dengan Hana.
Hana berusaha untuk tidak peduli, tapi tetap saja Hana juga punya hati, pasti sedih jika mendengar ucapan-ucapan tersebut.
Hana menghela napas panjang kemudian memeriksa jam tangannya. Kelas terakhirnya sebentar lagi di mulai. Hana pun bergegas keluar dari perpustakaan dan menuju kelasnya.
****
Hana masuk ke dalam kelas, seperti hari kemarin pandangan mata tertuju kepadanya dengan tatapan bermacam-macam dan Hana sangat tidak nyaman dengan hal itu.
Hana segera menundukan kepalanya dan melangkah lebih cepat. Hana memilih duduk di kursi belakang saja agar tidak menjadi perhatian lagi.
"Han, lo beneran lagi deket sama Kak Juna?"
Baru saja Hana duduk dan menaruh tasnya, Desi teman kelas Hana sekaligus dulu pernah satu kelompok dengan Hana di diklat himpunan mendatanginya dan bertanya tanpa basa-basi.
Hana menatap Desi dengan tatapan kaget sekaligus bingung.
"Lo pacaran sama Kak Juna?"
Pandangan Hana beralih ke Rena, gadis yang kemana-mana selalu dengan Desi sekaligus teman kelasnya juga. Berbeda dengan Desi yang hanya terlihat penasaran, Rena menatap Hana dengan sinis, seolah meremehkan Hana.
Hana berusaha untuk tidak merasa terintimidasi dengan dua temannya itu. Hana memberanikan diri untuk menjawab.
"Gue dan Kak Juna nggak pacaran, hanya dekat aja," jawab Hana. Toh, memang kenyataannya seperti itu.
"Lo suka sama Kak Juna Han? Sejak kapan lo deketin Kak Juna? Kok bisa Kak Juna mau deket sama lo?" tanya Rena dengan sinis.
Hana seperti baru saja ditusuk dengan berbagai macam benda tajam, cukup menyakitkan. Rena seolah-olah menuding dirinya yang menggoda Juna dan Hana yang mendekati Juna duluan.
Memang benar, Hana yang menyukai Juna duluan tapi tidaklah benar jika Hana yang sengaja mendekati Juna apalagi menggoda Juna.
"Gu... Gue nggak de..."
"Lo lebih baik jangan terlalu pede deh Han. Kak Juna itu orangnya emang baik ke semua orang. Gue aja waktu ospek pernah dibeliin makan siang sama dia. Jadi, lo harus hati-hati dan jangan salah paham sama sikap baiknya Kak Juna karena Kak Juna suka sama semua orang dan nggak pernah benci siapapun," potong Rena cepat.
"Bener Han kata Rena. Gue juga waktu diklat himpunan kemarin nggak bisa tidur dan Kak Juna nemenin gue dan ngobrol sama gue di dapur camp sampai jam tiga pagi," sahut Desi dengan ekspresi meyakinkannya.
Hana menghela napas berat, bingung harus bereaksi gimana.
"Gue hanya khawatir aja Han sama lo. Takutnya lo udah berpikir Kak Juna beneran suka sama lo dan mau jadi pacar lo," tambah Rena.
"Buktinya Kak Juna nggak ngajak lo pacaran, kan, Han?" tanya Desi terlihat ingin tahu.
Hana menggeleng pelan sebagai jawaban.
"Tuh kan apa gue bilang! Kak Juna emang baik orangnya. Jangan salah paham ya Han."
Setelah itu Rena pergi begitu saja dengan senyum puas, seolah misinya telah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI AWAN
Teen Fiction(MARIPOSA UNIVERSE) Bagiku, menyukainya dari jauh sudah cukup. Aku berani menyukainya tapi takut untuk mendekatinya. Bahkan, untuk menyebut namanya saja aku terlalu gugup. Karena itu, aku selalu menyebutnya Kak Awan.