Chapter 9

3.5K 294 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Tiga hari lagi presentasi akan dimulai namun Peat belum berani meminta fort untuk memimpin presentasi. Ia berjalan lesuh keluar kampus, dia bimbang, terlalu gengsi untuk meminta tolong pada fort karana selama ini ia sering memakinya. Berkali-kali dia menghela bafas berat, dia tetap berjalan pelan dengan segala kebimbangannya di tengah malam. Ya hari ini dia pulang larut lagi dari kampus dan semua persiapan sudah selesai, tinggal meminta bantuan fort saja yang belum.

Kaki peat mundur saat lagi-lagi anak brandal yang selalu menghadang lorong kampus berkumpul didepan saja setiap larut malam seperti itu, seperti mengincar mahasiswa yang lewat bila malam hari. Benar-benar brandalan yang tak tau diri.

"Kenapa sih mereka selalu saja ada disana setiap malam!" kesal Peat, dia berlari mundur saat salah satu brandalan yang memang sudah mengincarnya sejak lama berjalan cepat kearahnya, sambil berlari peat berdoa didalam hatinya sambil ketakutan yang teramat sangat

"Tunggu jangan lari, kenapa kau selalu menghindar" brandalan itu menangkap tangan putih peat

"Lepas!" panik peat

"Jauhkan tangan kotormu darinya!"

Fort menepis tangan brandalan itu hingga melepaskan peat yang kebingungan menatapnya, tentu peat bingung karena fort tiba-tiba muncul

"Kau tau aku kan? Ku beri tau kau! Dan sampaikan pada teman-teman jalananmu itu, jangan menganggu dia! Dia milikku! Kau tau siapa aku kan? Aku bahkan bisa menghabisimu tanpa harus mengotori tanganku" dingin fort, dia benar-benar sangat marah tentu saja dia tak akan melepaskan semua brandalan yang menakuti peat, minimal dia menyuruh orang untuk memberi mereka pelajaran. Karena berkelahi didepan peat akan membuat peat makin ketakutan padanya nanti.

Peat menatap shock fort yang ternyata dibalik wajahnya yang hobby tersenyum seperti orang gila dan tak tau malu, menyimpan ekspresi dingin yang membuat siapapun takut akan tatapan mengintimidasinya.

Brandal itu tentu tau orang seperti fort dan memilih kabur dari sana
"Aku akan menghabisinya nanti" gumam fort penuh dendam

"Kenapa kau ada disini?" tanya peat membuat fort menatapnya dengan tatapan kesal bercampur khawatir

"Apa kau begitu membenciku? Bukankah aku sudah berkali-kali bilang padamu! Hubungi aku bila kau harus pulang larut malam? Bisakah kau turunkan egomu itu sedikit demi nyawamu? Bisakah kau mendengarkanku? Walaupun bagimu aku bukan siapa-siapa dan tak penting sama sekali tapi bagiku kau sangat penting! Bila terjadi sesuatu padamu, kau pikir aku bisa hidup dengan tenang? Kau mau melihat aku membunuh orang? Hah?" tanya fort kesal menatap lekat mata peat, entah mengapa ia sangat kesal karena sangat khawatir. Peat bahkan sampai tak bergeming, baru kali ini dia melihat seseorang begitu peduli padanya

"Bisakah aku mohon padamu, hubungi aku bila kau harus pulang larut malam atau sesuatu terjadi padamu, walaupun aku sibuk, walaupun jaraknya jauh aku akan datang" fort kini kembali menatap lembut peat, ia juga tak tau mengapa dia memperlakukan peat seperti ini, ini pertama kalinya dalam hidupnya

"Bisakah phi?" ulang fort saat peat hanya diam memandangnya, namun melihat fort begitu setulus ini peat akhirnya mengangguk pelan dan memeluk fort dan tentu fort membalas pelukan itu dengan sangan bahagia

"Terima kasih fort, Terima kasih" gumam peat berkali-kali sambil memeluk fort erat, rasa takutnya sudah hilang digantikan rasa legah yang teramat sangat.

.

"Jadi kau tau dari mana aku tadi pulang dari kampus?" tanya peat pada Fort yang sedang menyetir mengantarnya pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi kau tau dari mana aku tadi pulang dari kampus?" tanya peat pada Fort yang sedang menyetir mengantarnya pulang

"Aku sedang ada pertemuan dengan Boss dan Noeul sahabatmu menelponnya untuk dijemput dikampus, jadi aku sudah menduga kau pun pasti ada disana juga, dan dugaanku benar. Untung saja aku bersama Boss jadi aku tau posisimu" jelas fort

"Oh pantas saja. Tapi kenapa kau memanggil Boss dengan namanya? Dia bahkan lebih tua dariku, harusnya kau sopan dan memanggilnya phi Boss" protes Pear dan fort tertawa pelan

"Dia rekan bisnisku, teman dekatku, jadi sudah terbiasa memanggilnya dengan nama, sangat risih bila aku terlalu sopan padanya"

"Ohh" peat hanya menimpalinya seperti itu, dan perutnya malah bunyi, sebenarnya dia lapar, dia belum makan apapun sedari siang gara-gara mengurus festival kampus, dia hanya sempat sarapan dan laparnya baru terasa sekarang, peat memalingkan wajahnya, sungguh kenapa ia merasa malu

"Kau belum makan ya? Jam segini biasanya ada restoran yang buka" tapi fort tidak mengodanya, ya fort selalu tau kapan waktu yang cocok untuk mengoda, lebih tepatnya saat ini fort khawatir karena peat belum makan apapun. Fort membawa mobilnya mencari restoran enak yang ada di dekat sana

"Bisakah makanannya dibungkus saja? Aku terlalu lelah harus turun dan makan direstoran lagi, semua energiku habis mengurus festival kampus" jujur peat dan fort mengerti

"Kau tunggu disini, aku akan memesankanmu" senyum fort lalu keluar dari mobil, ya perhatian sekecil ini saja membuat hati Peat kini malah berbunga-bunga

"Sadarlah peat!! Dia juniormu dikampus" peat berusaha menyadarkan dirinya saat fort sedang masuk ke dalam restoran, tapi tetap saja jantungnya berdebar begitu cepat mengingat hal-hal kecil yang selalu fort berikan padanya.

.
.

.

Tbc

Berikan vote ⭐

I love you, Kakak Senior! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang