Chapter 25

3.6K 270 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Katakan dengan jujur kenapa kau bisa tiba-tiba muncul disana?" tanya peat ulang saat fort terlihat berfikir

"Oke aku akan jujur padamu" mau tak kau fort mengaku

"Aku memasang gps di handphonemu yang telah aku hubungkan dengan handphoneku dengan diam-diam, jadi aku tau setiap lokasimu di manapun kau berada, dan semua aktifitas dihandphonemu juga, makanya saat kau salah paham pada cooherth dan handphonemu kau matikan, aku sulit menemukanmu. Itu hanya bekerja saat handphonemu terus aktiv" pengakuan fort membuat peat sangat terkejut dan memandang fort tidak percaya, fort melakukan sejauh itu

"Karna itu kau selalu memastikan handphonenku tak mati? Sejak kapan? Sejak kapan kau memasangnya?" tanya peat menatap menyipit kearah Fort hingga pria itu takut menjawabnya, takut peat akan kesal

"Jawab fort"

"Tapi kau harus berjanji tidak akan marah padaku" pinta fort

"Katakan dulu"

"Janji dulu, aku melakukannya karena aku sangat mencintaimu"

"Oke tapi jujur padaku"

"Sejak pertama kali kita bertemu diacara kuliah perdanaku, dimana aku memintamu menunjukan dan mengantarkanku ke toilet dengan alasan aku tak melihat toilet disana, kau masih ingat seseorang menabrakmu hingga aku menangkapmu? Aku diam-diam mengambil handphonemu saat itu. Saat acara selesai, aku bukan hanya sedang menunggumu pulang tapi juga menunggu mengembalikan handphonemu dengan diam-diam. Aku bahkan tak menyangka kau tak menyadari handphonemu hilang berjam-jam lamanya" jujur fort (chapter 2), membuat peat membuka kecil mulutnya kehilangan kata-kata, bisa- bisanya ia tak menyadari hal itu. Pantas saja sejak dulu fort bisa muncul tiba-tiba di sekitarnya, tau semua apa yang ia lakukan, bahkan tau nomor handphonenya tanpa ia berikan

"Forttt sialann!!!!" peat malah mengamuk dan memukuli fort yang masih menyetir, fort hanya bisa tertawa akan tingkah peat.  Bisa-bisanya fort sudah mengincarnya sejak pertama kali mereka bertemu

"Hahaha kita bisa kecelakaan" tawa fort dan peat berhenti memasang wajah kesal yang sangat imut bagi fort

"Aku minta maaf, tapi kelakuan kurang ajarku itu menguntungkan juga, ada bagusnya handphone kita terus seperti itu" senyum fort

"Kau benar-benar sakit"

"Terserah"

"Kau belum jujur semuanya kan?" tuding peat

"Apa lagi?"

"Aku tau! Katakan sebelum aku mencungkil bola matamu!" kesal peat membuat fort tertawa akan keimutan itu

"Ia, aku mengaku. Aku tau bahwa Gun menguntitmu sejak lama hanya saja aku menunggunya keluar sendiri, karena itu aku membayar orang-orang untuk menjagamu dari jauh dan terus mengirimkan laporan padaku saat aku tak bisa terus didekatmu, contohnya seperti dua pria asing yang tadi, mereka salah satu orang suruhanku. Aku jamin kau tak akan lecet sedikitpun" jujur fort

"Kau mengawasi handphoneku, kau membayar bodyguard untuk terus mengawasiku. Fort kau berlebihan"

"Aku hanya khawatir padamu, aku tak ingin karena aku, orang-orang yang tak menyukaiku akan melukaimu. Kelemahanku hanya kau" ucap fort menatap khawatir peat

"Ketakutanku hanya kau, jadi jangan membuatku berenti untuk terus menjagamu seperti ini, karena aku tak akan berhenti" mohon fort membuat peat memikirkan semua yang fort perbuat padanya, ia mengerti fort hanya ingin melindunginya

"Oke, tapi jangan sampai orang-orangmu itu mengangguku juga teman-temanku" ancam peat

"Aman, mereka mengawasimu dari jauh, aku jamin tak akan menganggu" senang fort

.

Fort menghentikan mobilnya didepan asrama peat, dan masuk kekamar peat seperti biasa ia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fort menghentikan mobilnya didepan asrama peat, dan masuk kekamar peat seperti biasa ia lakukan

"Bereskan barang-barangmu, mulai besok kau tinggal ditempatku dan serumah denganku" ucap fort tiba-tiba membuat peat memandangnya, fort selalu bertindak aneh dan membuatnya tak berhenti kaget

"Fort sepertinya kau harus ke psikiater, otakmu  sudah sakit parah" saran peat

"Akan jauh lebih aman tinggal bersamaku, ah jangan besok, karena besok bawa aku bertemu ayahmu terlebih dahulu dikampung halamanmu, aku akan meminta izin padanya" ajak fort

"Fort! Ayahku akan mengantungku bila meminta izin tinggal dengan orang sepertimu! Dia menyuruhku kekota untuk kuliah bukan untuk..  "

"Aku tau apa yang ada diotakmu, tapi aku akan tetap menemuinya, ingat! Besok, aku tau hari jumat kau tak ada mata kuliah, setelah mendapat izin maka aman tinggal bersama" senyum fort

"Fort, pikirkan baik-baik apa yang kau katakan"

"Bila aku datang baik-baik maka, aku akan disambut dengan baik" santai fort duduk disofa tak peduli wajah peat yang kini berekspresi bingung bercampur stres akan pola pikir fort, fort tiba-tiba berdiri dan mendekat kearah peat, menyentuh wajah mulus itu

"Lagian aku adalah pacarmu sekarang, aku harus bertemu calon mertuakukan? Aku tak peduli apa pendapatmu dengan hubungan ini, saat kau tidur bersamaku, saat kau memelulukku, saat kau membalas ciumanku, menatapku selembut ini, cemburu padaku, khawatir padaku, dan selalu menuruti keinginanku, kita sudah saling memiliki karena kau membalas perasaanku padamu" fort menatap lembut peat, dia sangat menyukai sorot mata hangat milik peat setiap kali menatapnya, sorot mata yang tak pernah ia temukan pada orang lain

"Aku tak harus memberikanmu banyak janji, aku hanya perlu membuktikannya" Fort mencium dahi peat dengan tulus, jantung peat berdegup kencang saat fort memeluknya. Ia sadar betapa ia mencintai adik jeniornya ini entah sejak kapan. Ia membalas pelukan fort padanya

"Aku sangat mencintaimu phi peat" ucap fort, peat tersenyum, betapa ia menyukai setiap fort berkata seperti itu setiap hari

"Akupun mencintaimu fort" ucap peat pelan walau pelan dan malu-malu, tapi mampu didengarkan oleh fort dan tersenyum senang mendengarnya.

.
.
.

Tbc

Berikan vote ⭐

I love you, Kakak Senior! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang