(Di adengan ini Fort beneran nyusu anjirrr si bocah ambil kesempatan berkedok syuting 😒)
.
.Oke! happy reading 📖 Chapter 30 💕
.
.#Rate_M# 18+
.
Peat meremas seprai tempat tidur fort, dia mengigit bibir bawahnya agar tak mendesah keras, sedangkan fort masih bergerak cepat diatasnya sambil menciuminya. Dia bingung apakah dia akan mendesah keenakan atau kesal karena fort menghukumnya seperti ini. Ya dia akui Fort profesional soal seperti ini, tidak sakit sama sekali yang ada dia keenakan, hanya saja setelah selesai efek sampingnya ya dia kelelahan
"Fort.. Ahhh kita baru melakukan ini tadi malam" Peat berusaha bicara, namun fort tak mengubrisnya dan terus bergerak, peat menganggkat pinggulnya, rasanya ia ingin menangis saja karena rangsangan yang fort berikan membuatnya melayang seperti ini, tubuhnya semakin sensitif, dan ia mengejang pelan, dia orgasme namun Fort tidak berhenti
Fort malah tersenyum senang mendengar desahan Peat yang tak bisa lelaki imut itu tahan lagi
"Ahhh fort! Berhenti!" gerakan peat di bawahnya semakin tak karuan dan berusaha mendorong bahunya, setelah orgasme tentu saja seluruh tubuh peat akan makin sensitif
"Tidak akan, bila kau tak bisa menahannya, berteriak saja, tidak ada siapapun dirumah" ucap Fort di sela-sela kegiatan panasnya dan dengan suaranya yang semakin berat karena menikmati tubuh indah Peat
Peat meremas kuat seprai, bahu fort dan apapun yang tangannya bisa gapai, ia menutup erat matanya dan tubuhnya kembali mengejang pelan dengan teriakan pelan yang berusaha ia tahan, dan dia orgasme lagi. Hukuman Fort kali ini tidak main-main
"Kau sangat ahhh sangat seksi phi Peat... Bagaimana aku rela untuk berhenti" Fort mengecup dahi Peat, sedangkan peat berusaha membuka matanya dan menatap Fort tajam dibalik rangsangan yang masih ia tahan, peat tak habis pikir dari mana tenaga Fort ini? Apakah dia minum obat kuat atau apa. Tapi peat tidak memiliki banyak waktu untuk banyak berfikir, karena fort tiba-tiba berlutut diantara selangkanhannya dimana ia sedang berbaring.
Fort menganggkat satu kaki peat keatas bahunya, sehingga memberi ruang banyak bagi fort untuk berkuasa atas hole sempit itu, beda lagi dengan peat yang panik, bisa- bisa ia pingsan kalau diberi rangsangan berlebihan dengan posisi ini
"Fort! Aakhhhhh.... " Peat memejamkan matanya erat ketika fort kembali bergerak, seprai yang tadinya rapi itu kini nampak berantakan dengan bantal dan pakaian di lantai
"Ahh phi Peat... Jangan berusaha kabur dariku" pinta Fort dibalik desaha beratnya, peat mengangguk cepat, sungguh dia sudah kapok, dia sudah tak bisa bicara
"Anak baik" senyum fort ketika melihat anggukan peat padanya. Lalu setelahnya dia makin bergerak cepat kembali mencium tubuh indah Peat, sedangkan Peat sudah tak tau sudah berapa kali dia orgasme, sampai ia merasakan milik Fort makin mengeras dan ereksi diholenya, kemudian ia bisa mendengar desahan berat Fort bersamaan dengan cairan kekasihnya itu memenuhi holenya bahkan sebagian harus keluar menodai paha mulusnya, Fort tersenyum puas dan mengecup dahi Peat dengan tulus seolah berterima kasih padanya.
Fort melepaskan peat dan berbaring tepat disebelahnya, ia tersenyum melihat peat masih memejamkan mata dan berusaha mengatur nafas beserta kesadarannya
"Phi peat, aku tak bermaksud marah soal kau ingin liburan bersama temanmu, tapi aku sudah berjanji pada ayahmu untuk menjagamu" ucap Fort memulai pembicaraan, walau dia tau tubuh peat masih lelah tapi ia yakin peat bisa mendengarnya
"Jangan membuat sebuah rencana dan rahasia apapun di belakangku. Sekarang, ayahmu sangat berharap agar aku menjagamu dengan baik. Jadi apapun itu kau harus mengatakannya padaku. Bagaimana bila terjadi sesuatu padamu tanpa aku ketahui ? Apa yang harus kulakukan? Aku akan menyesal sampai mati" Fort berusaha memberikan pengetian pada Peat bahwa ia tak bermaksud mengekangnya, ia hanya ingin melindunginya dan menepati janji juga sumpahnya pada ayah Peat
"Bisakah kau mendengarku dan berjanji tidak seperti ini lagi?" tanya Fort memohon kepastian, Peat mengerti maksud Fort dan dia mengangguk pelan, karena ia tak bisa bicara sekarang. Fort memeluk peat agar tertidur nyaman dalam pelukannya.
.
.Peat terbangun dari tidurnya, ia berusaha duduk dengan susah payah, dia sudah tau bahwa walau awalnya keenakan akan berefek samping kelalahan dan sakit pada akhirnya, dan sekarang tubuhnya seolah patah tulang semua. Ia sadar langit sudah malam sekitar jam 9 malam, dia terlalu lama tidur saking lelahnya karena hukuman fort tadi siang.
Ia melihat sekelilingnya dan tak menemukan fort, sebelum ia panikpanik dan takut ditinggal, pintu kamar terbuka menampakkan Fort yang tersenyum puas dan tersenyum lebar, sedangkan dirinya cemberut dengan tubuh sakit semua
"Selamat malam sayang, apa kau mau mandi dulu atau makan malam dulu?" tanya Fort seolah tak terjadi apa-apa pada Peat. Peat tak menjawab, ia berusaha turun sendiri dari tempat tidur namun dengan cepat fort membantunya
"Kau mau mandi? Butuh bantuanku?" tanya Fort melihat tangan peat berusaha mengapai handuk yang tadi sengaja fort siapkan disana
"Tidak perlu! Entah apa yang kau lakukan nanti" ucap Peat membuat fort tertawa lucu akan ekspresi kesal kekasihnya itu
"Oke oke, aku hanya mengantarmu saja, setelahnya turun makan malam" ucap Fort sambil membantu Peat masuk kedalam kamar mandi.
.
.
.Tbc
Berikan vote ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, Kakak Senior!
FanficBoysLove Fanfic || warning! Fanfic dewasa (18+) FortPeat Summary : pernah gak sih kamu dikejar-kejar brondong? brondong bukan sembarang brondong, sudah sok ganteng, sok asik, sok kenal, sok akrab, sok kaya, dan napsuan. Itulah nasip yang Peat dapa...