.
.Fort membawa peat sampai kedalam kantornya, dan peat sangat kagum betapa mewahnya ruangan itu
"Serius, kantormu sangat luas sampai bisa main bola disini" peat melihat sekeliling ruangan itu, dinding kacanya bisa melihat pemandangan kota dari kentingian
"Kau suka? Aku bisa membawamu kesini setiap hari" ajak fort
"Aku hanya suka bukan berarti ingin selalu disini" sensi Peat namun hanya mendapatkan senyuman usil dari fort lalu ia berjalan memeluk peat dari arah belakang
"Semua ini akan menjadi milikku dan bila kau bersamaku maka akan menjadi milikmu juga, ah kau akan menjadi istri seorang pengusaha kaya sepertiku, apa kau tak mau?" tanya fort bangga dan peat melepaskan pelukan itu dengan paksa
"Kau persis iblis yang menghasut manusia, kau pikir aku akan berteriak bahagia dan Jingkrak-jingkrak bila kau mengatakan itu? Serendah itu aku dimatamu sampai kau berani menawariku semua kekayaanmu? Kau pikir bisa membeliku dengan itu?" tanya peat terluka
'Ummm salah ucap lagi' batin fort miris karena peat salah paham dengan keinginannya
"Bukan seperti itu phi peat, intinya aku ingin kau menjadi istriku saja. Itu saja!"
"Baru lulus SMA sok sok mau nikah, kau bahkan baru saja lahir dari rahim ibumu. Dasar bayi" ejek peat
"Bayi? Bayi yang bisa membuat phi peat mendesah sampai menjeri... Aakhhhh" fort memegang perutnya saat peat yang salah tingkah tiba-tiba meninju perutnya tanpa belas kasihan
"Ahaha aku bercanda phi, lagian kau yang mengodaku duluan. Tapi aku serius walau lebih muda darimu, aku bisa menjamin hidupmu dengan sempurna" bangga fort tersenyum
"Dengan harta orang tuamu?"
"Harta orang tua? Jangan salah phi, aku bekerja sampai jarang ada waktu untuk mendapatkan dan mempertahankan ini semua. Ini kerja kerasku phi" melihat wajah fort yang murung membuat peat merasa bersalah karena seolah menghinanya seperti itu, pada hal sebenarnya dia sangat tau fort walau mesum tapi pekerja keras dan sangat pintar soal bisnis walau usianya sangat muda, itu karena dia sudah mempelajarinya sejak lama.
Fort terkejut saat peat tiba-tiba memeluknya, tentu langsung ia balas walau terheran-heran
"Walau ini menyebalkan, tapi ku akui kau memang pintar soal bisnis" ucap Peat dan fort tersenyum lucu, akting memelasnya yang tadi ternyata manjur juga" Sekarang dimana aku bisa mengerjakan tugasku?" tanya peat melepas pelukannya
"Dimeja tamu itu, kau bisa bebas dalam ruangan ini, hanya ada aku disini" Jawab fort dan peat berjalan kearah meja yang terdapat sofa mewah disana, sepertinya tempat tamu yang disediakan di ruangan luas itu. Peat berjalan ke arah meja dan mengeluarkan laptop dan bahan-bahan untuk tugasnya, sedangkan fort duduk dikursi kerjanya, dan mulai mengerjakan berkasnya diatas meja dan sesekali ia melihat peat yang sibuk sendiri didepannya
Fort menghubungi sekertarisnya dan saat sekertaris itu tiba dan masuk kedalam ruangan, ia nampak terkejut melihat peat yang juga menatapnya
"Siapa makhluk imut ini, bos?" tanya sang sekertaris menatap peat walau dia sedang bertanya pada bosnya
"Dia calon istriku, dan jangan melihatnya seperti itu, dia milikku" kesal Fort hingga sekertarisnya itu tersenyum kearah fort
"Bukan!" bantah peat
"Dia sangat imut, tapi biasanya anda tak suka ditemani siapapun"
"Kalau calon istriku, pengecualian" balas fort, peat menghela nafas sepertinya fort dan sekertarisnya itu sama saja, dia memilih fokus mengerjakan tugasnya saja
"Jadi apa gerangan memanggilku?" tanya sang sekertaris, hanya dia satu-satunya orang yang bekerja diperusahaan itu yang bisa mengajak sang bos bercanda dan santai
"Suruh seseorang membelikan kekasihku ini cemilan enak, juga minuman. Dia suka yang manis" pesan Fort
"Oke, dilaksanakan. Dia manis sekali" gumam sang sekertaris saat akan keluar ruangan dan menjalankan perintah
Fort tersenyum hangat, dia sangat suka melihat wajah peat, tak ada bosan-bosannya. Yang ada dia malah makin tergila-gila. Beberapa menit kemudian sekertaris telah kembali dengan sepaket cemilan dan minuman ditangannya dan meletakkan didekat peat
"Apa ini?" tanya peat melihat cemilan itu banyak
"Aku tau semua yang kau sukai, jadi kerjakan tugasmu dengan santai" jawab fort, peat tidak menjawab lagi, tugasnya masih banyak
"Anda ada rapat saat ini, semua sudah menunggu di ruang rapat" sang sekertaris mengingatkan kearah fort, jangan sampai gara-gara jadi budak cinta sang bos lupa agenda rapatnya
"Ya aku tau" fort berdiri dan berjalan kearah peat
"Tunggu sebentar, aku hanya sebentar. Tetap disini dan jangan kemana-mana karena aku ada rapat" pinta fort dan peat mengangguk toh dia sedang kerja tugas dengan kejar tayang karena besok pagi sudah dipresentasikan
"Manisnya" fort mencium kepala peat dan tentu peat mendorongnya dengan ogah-ogahan pada hal dia menyukai perlakuan lembut fort padanya.
.
.
.Tbc
Berikan vote ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, Kakak Senior!
FanficBoysLove Fanfic || warning! Fanfic dewasa (18+) FortPeat Summary : pernah gak sih kamu dikejar-kejar brondong? brondong bukan sembarang brondong, sudah sok ganteng, sok asik, sok kenal, sok akrab, sok kaya, dan napsuan. Itulah nasip yang Peat dapa...