Chapter 26

3.4K 279 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Peat ragu turun dari mobil fort saat perjalan yang ia tempuh hampir dua jam lebih untuk sampai dikampung halamannya dan kini mobil mewah itu berhenti tepat dihalaman rumahnya

"Kenapa kau ragu seperti ini?" tanya Fort

"Bagaimana bila ayahku mengamuk?" khawatir peat

"Aku datang meminta izin bukan menculik, kenapa kau begitu takut" heran Fort turun lebih dulu dan membukakan pintu mobil untuk peat, walau ragu tapi Peat tetap turun dan berjalan mengetuk pintu rumahnya hinga sang ayah keluar menatap mereka berdua

"Oh nak, kenapa kau tak memberi kabar bahwa kau pulang?" tanya sang ayah bahagia melihat anak kesayangannya pulang

"Maaf yah, semua tiba-tiba" ucap peat berusaha tersenyum

"Kau dengan..." ayah peat menggantung ucapannya melihat fort juga berdiri disana

"Selamat sore, aku Fort Thitipong. Aku kekasih anak anda yang cantik ini" senyum fort, sedangakan peat memejamkan matanya, bisa-bisanya fort dengan entengnya memperkenalkan diri seperti itu, ayah peat terdiam sejenak lalu tersenyum singkat mempersilahkan mereka berdua masuk

Fort duduk disofa ketika sang ayah mempersilahkan, melihat aura ketegangan antara ayahnya dan fort membuat peat bingung sendiri disana. Sepertinya ayahnya membutuhkan kejelasan langsung dari mulut fort dan ingin bicara serius berdua

"Aku buat minuman dulu" pamit peat yang sebenarnya hanya alibi untuk memberikan ruang antara ayahnya dan fort

"Kau sungguh serius dengan anakku?" tanya ayah peat ketika peat sudah berlalu kedapur

"Aku sangat serius, aku tak mungkin sampai disini bila aku tak seserius ini. Mungkin aku jauh lebih muda darinya, tapi aku jamin diriku bisa menjaganya" jawab fort dengan sorot mata kesungguhannya

"Aku sudah tau tetangmu, aku melihatmu diartikel dan berita. Kau adalah seorang pemimpin perusahaan besar di ibu kota dan memiliki cabang bisnis hingga luar negeri. Aku sebenarnya cukup terkejut melihat beritamu kemarin dengan anakku disetiap artikel. Kau taukan? Peat tidak terlahir dilingkungan sepertimu, dia anak dari orang yang biasa-biasa saja, apa keluargamu bisa menerimanya? Apa kau benar-benar bisa menerimanya?" sebagai seorang ayah tentu ia sangat khawatir

"Keluargaku sangat menerimanya, aku tak bisa menceritakan semuanya secara detail, tapi peat akan sangat diterima. Aku hanya ingin anda percaya padaku, aku akan menjaganya, aku akan melindunginya. Anda bisa melihatnya sendiri, aku sangat mencintai anak anda, dan aku meminta izin mencintai anak yang  begitu anda sayangi. Bila aku harus berlutut, aku akan berlutut didepan anda" fort berdiri dan akan berlutut, ia akan melakukan apa saja agar ayah peat percaya pada perasaannya namun ayah peat menahannya dan meminta fort kembali duduk

"Jangan lakukan itu, aku sudah mendengar semua usahamu dan semua pengorbananmu padanya, tak perlu menjelaskan dan menceritakannya lagi, harusnya aku berterima kasih kau melindunginya disaat aku tak bisa selalu menjaganya dikota itu" ayah peat menatap Fort dengan penuh harapan padanya, sorot matanya antara sedih dan bahagia. Ia bahagia karena seseorang mencintai anaknya begitu tulus, dan bisa menjamin kehidupan anaknya jauh lebih baik, Fort adalah paket lengkap untuk anak kesayangannya namun sedih menyadari bahwa anaknya bukanlah anak kecil lagi, kini anaknya sudah dewasa dan tak bisa ia miliki lagi seutuhnya, kini dia harus berdiri dikakinya sendiri dan menentukan takdir dan pilihan kebahagiannya sendiri

I love you, Kakak Senior! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang