chapter 31 {END}

5K 277 29
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Pada akhirnya libur semester kali ini Boss dan Fort ikut dalam liburan Nouel dan Peat, Boss dan Fort tersenyum bahagia dan Neoul juga Peat merasa tak bisa liburan dengan bebas hingga wajah mereka cemberut

"Pantainya bagus sekali" kagum Fort

"Jangan merasa bahwa kau pertama kali kesini, bahkan Hotel yang dipingir pantai itu milik bisnis keluargamu" sindir Boss

"Maksudku kali ini suasananya indah" ralat Fort, pada hal ia sangat bahagia karena bisa liburan bersama Peat

"Ayo kita pergi mencari udara lain, kepalaku pusing terlalu lama dengan bocah ini, nanti aku bisa ikutan gila" Boss menarik Nouel pergi dari sana dan memilih kearea lain untuk berduaan, meninggalkan Fort bersama Peat yang masih duduk dipingir pantai, menunggu matahari tengelam

Fort memandang wajah peat dari arah samping yang sangat cantik, matanya, hidungnya, bibirnya bagai ukiran yang indah, bagaimana bisa dulu seseorang bisa menyakitinya? Walau terlihat cuek, tetapi peat adalah orang yang paling mempedulikan orang lain dengan diam-diam. Bukan hanya wajahnya, ia juga telah jatuh hati pada hati setulus Peat.

Peat menoleh ketika menyadari fort memandanginya, ia melihat wajah tampan fort yang tersenyum padanya, kadang-kadang ia tak habis fikir bagaimana bisa seorang Fort bisa jatuh cinta padanya?

"Kenapa kau menangis?" tanya fort menghapus air mata peat yang tiba-tiba saja jatuh dari kedua mata indahnya

"Aku hanya tak menyangka akan mendapatkan seseorang yang benar-benar mencintaiku. Kau tau? Masa laluku begitu mengerikan, tubuhku ini sudah dipakai orang lain bukan hanya satu orang namun teman-temannya juga ikut merusakku, bukan satu kali, dua kali tapi entah berapa kali mereka mengikat dan mengurungku. Setelah aku bebas, hanya menjadi sampah kotor yang tak pantas untuk dicintai lagi, fort bagaimana caranya agar aku bisa terus bersamamu? Apa yang harus ku lakukan? Apakah aku harus mati lalu berharap terlahir kembali untuk menjadi bersih agar bisa disisimu? Apakah ak... "

"Berenti Phi Peat, ah Peat. Kau bukan kakakku, jadi aku tidak akan memanggikmu phi lagi kecuali di kampus karena kau adalah seniorku yang cantik, bila diluar kampus aku akan memanggil namamu bila kau malu dengan sebutan baby atau sayang" potong Fort sambil tersenyum

"Bisakah aku meminta agar kau tak merendahkan dirimu seperti ini lagi? Bagaimanapun putus asanya kita suatu saat nanti, jangan pernah membahas dan mengingat hal itu lagi. Jujur saja bukan hanya kau yang merasa terluka, tetapi aku juga merasa sangat bersalah, kenapa aku tidak bertemu denganmu terlebih dahulu agar kau tak mengalami itu semua" lanjut Fort menatap tulus mata Peat yang telihat sedih

"Bisakah kau melupakan kejadian itu dan hanya mengingatku saja sebagai yang pertama dan terakhir untukmu? Bisakah hanya ada aku saja sebagai orang yang mencintamu? Aku akan membersihkan tubuhmu dengan hanya meninggalkan cintaku disetiap inci tubuhmu, hanya aku yang boleh dalam ingatanmu agar tak akan ada kesedihan apapun lagi, karena aku akan melakukan apapun agar kau bisa selalu tersenyum dan orang-orang akan iri padamu karena dicintai olehku. Peat.. Aku tau mungkin  kau sudah bosan mendengar ini setiap hari dariku, tapi aku sangat mencintaimu, aku sama sekali tak bisa tanpa dirimu" Fort menempelkan dahinya pada dahi Peat, ia ingin Peat merasakan ketulusannya

"Aku mencintamu Fort... Sangat" ucap peat menyentuh wajah fort, wajah lelaki yang sangat ia cintai, bahkan ia akan rela melakukan apa saja untuk bersamanya. Fort memiringkan kepalanya dan mencium bibir Peat, ciuman tanpa nafsu sama sekali, hanya sebuah ciuman yang seolah memberi taukan berapa mereka saling mencintai.

"Bila kau sudah puas bermain bersama teman-temanmu dan sudah lulus kuliah seperti yang kau impikan maka aku akan menikahimu seperti janjiku. Karena itu untuk saat ini aku akan mengikatmu sebagai milikku seorang" Fort mengeluarkan cincin tunangan yang indah dari sakunya untuk membuktikan bahwa ia sangat mencintai Peat.

Peat sangat terkejut, ia menatap cincin indah itu dengan tatapan tak percaya, rasanya ia ingin menangis bahagia, bila ini mimpi ia berharap ia tak ingin bangun selamanya, tapi ini adalah sebuah kenyataan yang indah dari seluruh kepahitan hidupnya, belum sadar dari rasa terkejutnya suasana pantai yang tadi sepi dan hening karena hanya mereka berdua kini tiba-tiba nampak ramai saat teman-temannya keluar dari persembunyian, kakak Fort juga ada dengan  handphone ditangannya yang sedang melakukan video call dengan orang tuanya di luar negeri, ayahnyapun ada disana berdiri di dekat Nouel dan Boss yang tersenyum bahagia melihat anak kesayangannya kini ditangan orang yang tepat.

Teriakan usil teman-temannya dan teriakan kebahagiaan mereka membuat suasana pantai begitu ramai, Fort membuat kejutan seindah ini untuknya. Bahkan senyuman kebahagian tak bisa hilang dari bibir Peat, fort membuktikan 
padanya bahwa dirinya juga berharga.

Fort memasang cincin dijari indah Peat dan Peat juga memasang dijari Fort, tepuk tangan dan sorak usil itu bisa terdengar disana, Peat memeluk erat Fort, ia tak malu lagi. Ia sangat bahagia.

''Fort aku tak tau berterima kasih seperti apa lagi. Ini semua terlalu indah untuk orang sepertiku. Disaat aku sudah menyerah dengan cinta, kau membuktikan padaku bahwa cinta sepertimu masih ada didunia yang kejam ini. Aku yang bahkan selalu ketakutan bisa tenang dalam pelukanmu, bukankah aku sangat beruntung memilikimu? Fort mungkin kau lebih muda dariku, tetapi hanya bahumu satu-satunya tempatku untuk bersandar disaat aku hampir diambang keputus asaan. Tanpa aku ucapkanpun kau akan selalu tau bahwa aku sangat mencintaimu'

'Seniorku yang cantik dan mengemaskan, yang membuat hari-hariku yang membosankan ini menjadi indah dan berwarna, aku akan menjagamu sekalipun aku lebih muda darimu, tapi bahuku akan selalu kuat untukmu. Kau harus tau bahwa kau begitu berharga, bahkan uangpun tak akan mampu membelimu. Aku menyukai setiap kali kau memandangku dengan diam-diam, memelukku dan menciumku setiap malam saat kau mengira aku sudah tertidur, aku menyukai setiap kali kau menyembunyikan senyumanmu dariku, aku menyukai setiap kali kau menganggkat dagu menunjukkan berapa kuatnya kau menghadapi dunia yang selalu kejam padamu, tetapi kali ini tidak lagi, aku tak akan membiarkanmu menderita seperti itu lagi, Peat.. Aku sangat mencintaimu'


.
.
.

END

I love you, Kakak Senior! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang